Jika ada kesalahan dalam penulisan ataupun tanda baca, mohon diingatkan, yah! 🙃
Happy Reading!
•
•
•
"Terima kasih," Alora menerima kain yang dibawakan Eunoia. Kemudian ia mencelupkan kain tersebut ke dalam mangkuk yang berisikan air hangat.
"Ulurkan tanganmu, Alesha." pinta Alora. Karena sedari tadi Alesha hanya bergeming dengan menyembunyikan luka yang ada di tangannya.
Pun Alesha mematuhinya, seraya menyingsingkan lengan bajunya kemudian mengulurkan tangannya pada Alora.
Lalu, Alora memeras kain yang basah tadi, kemudian membersihkan luka yang tampak menghiasi lengan Alesha dengan perlahan dan telaten. Beruntung, luka yang didapat Alesha tidak terlalu dalam. Sepertinya Panglima Adonis cukup sadar diri untuk tidak mencelakai Putri Kerajaan.
Ya, Alesha sendiri mengetahui bagaimana perangai Panglima ayahnya itu. Beliau selalu usil pada Alesha, mungkin karena Alesha yang labil pemarah, jadi Panglima Adonis memiliki kesenangan tersendiri disaat menjahili Alesha. Sama-sama menyebalkan.
Hening. Di ruangan tersebut tidak ada seorang pun yang berbicara.
Ah, ternyata Alesha cukup sadar diri pada kakaknya ini. Meski Alesha selalu menjengkelkan karena perbuatannya yang selalu menjahili Alora yang entah itu sedang melakukan aktivitasnya, namun Alora tetap menyayanginya meski dirinya menyebalkan.
Tanpa disadari, seulas senyuman terukir di bibirnya. Menatap dengan lekat wajah kakaknya dari jarak sedekat ini. Alora membersihkan lukanya sembari meniup-niupnya.
Pantas saja Panglima Adonis selalu menjahilinya, karena Alesha sendiri pun selalu jahil pada kakaknya. Disaat Alesha tidak memiliki kegiatan lain, ia akan menemui Alora dengan niat untuk mengganggunya.
Alesha sendiripun pernah mengendap-ngendap masuk keruangan yang ditempati Alora yang sedang membaca buku di perpustakaan. Dan ketika Alora beranjak pergi, ia meraih buku yang sebelumnya dibaca Alora dan sengaja melipat beberapa lembar pada halaman dibagian ujungnya, agar Alora kebingungan dibagian halaman berapakah yang terakhir kali ia baca.
Tidak hanya itu saja, saking usilnya, Alesha pernah menambahkan bumbu asin atau pedas ke dalam masakan Alora yang sedang dibuatnya. Dan pernah menggunting benang wol yang kala itu Alora sedang merajut. Dan berakhir dengannya yang di hukum oleh Alora dengan cara memelintir telinganya, mencubit perutnya, atau bahkan menggelitiki Alesha sampai kewalahan. Sungguh sangat menyebalkan, bukan?
Pasalnya, Alesha sendiri tidak menyukai jika kegiatan sehari-harinya itu dilarang dengan dalih, "Itu bukanlah kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh wanita, Alesha." Siapa lagi jika bukan Alora sendiri yang melarangnya? Oleh sebab itu, Alesha seringkali mengganggu kakaknya! Dan jelas berdasar bukan, mengapa Alesha sendiri seringkali menjahili Alora?
Kendati demikian, ia tahu bahwa maksud Alora tentu saja adalah hal yang baik. Mengingat bahwa sosok tersebut sangat menyayanginya dan penuh perhatian. Dan ia sungguh bersyukur bisa memilikinya.
"Ahhk, pelan-pelan." Alesha menepuk-nepuk tangan Alora yang sepertinya sengaja menekan luka pada lengannya.
"Aku juga pelan-pelan, Alesha." kilah Alora menanggapi. "Aku sudah mengatakannya berapa kali kepadamu? Jangan berlatih seperti ini terus. Setidaknya kau melukai tubuhmu dan berakhir mendapatkan luka seperti ini. Sakit, bukan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Life
Fantasía[ Bismillah, berani lo plagiat, gw tunggu hukumannya di akhirat! ] "The first book" Sinopsis : Ketika pertarungan terakhir hendak dimulai, The Wizard menyerap seluruh energi pusaka untuk menaklukkan semesta. Tak peduli seberapa banyak yang telah mer...