02

206 26 15
                                    

(cerita ini telah diedit)

~~~~~~~~~~°°°°°°°°°°~~~~~~~~

Permaisuri baru saja kembali dari dapur istana setelah rasa penasarannya terpenuhi. Tak seperti di istananya sebelumnya, peralatan memasak di istana ini rasanya lebih maju jika dibandingkan dengan peralatan di dapur istananya terdahulu. Bahkan disini seluruh koki dan pekerja dapur mengenakan pakaian yang begitu tertutup bahkan sepertinya setetes keringat dari para pekerja rasanya tidak mungkin dapat menyentuh sedikit saja makanan yang ada disana.

Para ahli gizi dan koki tampak begitu fokus menyelesaikan berbagai sajian makanan yang akan dihidangkan untuk sang pemimpin negeri ini.

"Yang mulia!" Panggilnya terengah - engah membuat permaisuri menatap wanita muda tersebut dengan sedikit rasa penasaran.

Wanita muda tersebut tampak gemetar menunduk kebawah tak berani menatap sang ratu negeri ini sembari menautkan jari jemarinya ketakutan.

"Ada apa?"

Sungguh wanita muda itu merasa kebingungan bagaimana caranya menyampakain hal yang harus ia sampaikan kepada permaisuri.

"Kau tidak ingin menjawab?" Tak suka permaisuri membuat jantung wanita muda tersebut berdetak semakin kencang.

Dengan sedikit keberaiannya akhirnya iapun menatap manik lembut ratu Yuki.

"Anda harus ke penjara bawah tanah saat ini juga yang mulia."

~~~~~~~~~°°°°°°°°°°~~~~~~~~~

Dengan tak sabar ratu Yuki terus berlari menuruni tangga sembari mengangkat sedikit gaunnya membuat pelayan pribadi ratu merasa khawatir karna takut sang ratu akan terjatuh.

Namun sayangnya permaisuri tidak perduli jika sampai hal itu terjadi. Di pikirannya saat ini hanyalah keselamatkan kakaknya. Walau ia tidak benar - benar tau apa yang sedang terjadi tapi apalagi yang terjadi jika bukan berkaitan dengan kakaknya yang tengah mendekam di penjara bawah tanah. Lagipula sebelumnya ratu belum pernah diminta untuk ke penjara bawah tanah kecuali oleh sang raja itupun bukan perintah melainkan sebuah izin. Pun itu baru sekali setelahnya tentu ratu tidak bisa menemui kakaknya disana.

Tiba - tiba terlintas sekelebat bayangan saat ia hampir saja membunuh sang raja negeri ini. Mungkinkah itu penyebabnya.

Dengan perasaan yang semakin kacau, permaisuri terus menuruni tangga dengan tak sabar. Bahkan ia tak peduli jika sesekali gaunnya terinjak meski sedikit ia angkat bahkan nyaris saja ia terjatuh.

"AAARGGHHH!"

Suara jeritan yang melengking hingga terasa nyeri di telinga membuat permaisuri seketika menghentikan langkah kakinya. Jeritan kesakitan yang rasanya ratu hafal dengan suara itu membuat jantung permaisuri nyaris berhenti berdetak. Perasaan takut semakin menggerogoti tubuhnya. Ia dapat merasakan jeritan suara tersebut yang begitu menyayat hati.

"AAAARRRRGGGGGHHH!"

Suara jeritan tersebut semakin membuat ratu ketakutan. Dengan tak sabar iapun kembali melangkahkan kakinya. Ia penasaran dengan apa yang sedang terjadi hingga membuat seseorang yang tak jauh disana lagi - lagi menjerit kesakitan.

"AAARGHH!"

Deg

Tubuh ratu seketika membeku saat mendapati kakaknya tengah terkulai lemas di atas kursi penyiksaan dengan kedua tangan dan kaki yang terikat. Bahkan matanya juga tertutup dengan rapat oleh kain yang berwarna coklat.

Lumuran darah di telapak tangan kanan pangeran Edmund membuat ratu nyaris pingsan tak berdaya.

Dengan tanpa permisi, air mata ratu mengalir begitu saja. Kakinya yang berat berusaha mendekati kakaknya yang tampak tak berdaya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Cursed King (Pending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang