Happy Reading
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
This part 2 of last chapter
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Kau menjemput phi Pon jam berapa ?" tanya Topten yang melihat Pop baru bergabung dan membawa sepiring makanan
"Hm ? Pukul 6 kurang 15 menit sepertinya." jawab Pop sembari menahan kantuk
"Lalu dimana phi Pon ?" tanya Benz
"Tidur diruang tunggu, katanya masih mengantuk." jawab Pop
"Setelah ini, ajak dia makan Pop." suruh Topten
"Khap." jawab Pop sembari makan makanan yang dia bawa
"Pelan-pelan Pop." ujar Benz yang melihat Pop hanya fokus pada makanannya
"Biarkan saja phi, dia ingin segera bertemu teeraknya." ejek Topten dan langsung mendapat jari tengah dari Pop"Apa phi Pon masih tidur didalam phi ?" tanya Pop pada salah satu staff yang baru keluar dari ruang tunggu
"Masih nong. Kau ingin masuk ?" tanya Staff tersebut
"Iya phi. Apa boleh ?" tanya Pop balik
"Masuk saja, kau tidak perlu ijin untuk menemui pacarmu sendiri kan." jawab Staff menggoda
"Belum resmi phi." timpal Pop malu-malu
"Iya, tapi sebentar lagi." ucap Staff tersebut
"Sudah sana masuk." suruh Staff tersebut. Pop pun masuk dan mendekati sofa yang ditiduri Pon
"Phi. Bangun." ucap Pop lembut sembari mengelus lengan Pon
"Phi." panggil Pop lagi yang terus mengelus lengan Pon
"Phi Pon." panggil Pop lagi tapi kali ini dia mengelus pipi Pon
"Hmmm." respon Pon hanya bergunam dan berbalik arah menghadap kearah Pop berdiri dan Pop pun berlutut hingga wajahnya sejajar dengan wajah Pon
"Makan dulu, nanti phi bisa tidur lagi." ujar Pop lembut
"Aku masih mengantuk, Pop." jawab Pon
"Iya, tapi makan dulu phi." ucap Pop
"Ingin kubawakan makanan kesini ?" tanya Pop
"Hm." jawab Pon
"Baiklah sebentar." ucap Pop mengetik sesuatu diponselnya. Dan beberapa saat kemudianTok ~tok ~tok ~
"Sebentar." ucap Pop berdiri dari posisinya dan pergi kearah pintu
"Jangan gara-gara aku ada diruang konsumsi, kau seenaknya menyuruhku phi !" semprot Pooh
"Sttt ! Pelan-pelan phi Pon masih tidur." tegur Pop
"Nanti kubayar ongkos kirimnya. Chat saja kau ingin apa." tambah Pop
"Oho oke. Kau sudah berjanji okeyy dan salam untuk phi Pon." ucap Pooh kembali ramah setelah marah-marah dan berlalu pergi. Pop pun kembali masuk ke ruang tunggu"Kamu menyuruh Pooh untuk mengantar makanan ?" tanya Pon yang sudah diposisi duduk walau masih mengantuk
"Iya. Karena hanya dia yang bisa mengambil makanan tanpa harus antri." jawab Pop
"Memang yang lain harus antri ?" tanya Pin
"Tidak juga tapi kan diambilkan staff sedangkan Pooh kan bisa ambil sendiri." jawab Pop
"Dia stay diruang konsumsi phi." tambah Pop
"Suapi aku Pop." ucap Pon
"Duduk bawah phi." pinta Pop dan dituruti Pon. Pop pun mulai menyuapi PonSetelah itu, mereka pun berkumpul diruang make up karena memang akan ada sesi wawancara dan ini yang membuat Pop ingin acaranya segera selesai.
"Hanya diseries dia tidak bersamamu Pop, tenanglah." ucap Ping yang melihat Pop mulai gusar sejak tadi
"Iya aku tau." jawab Pop
"Setelah ini dia akan kembali padamu phi." timpal Pooh
"Sudah lebih baik kita live aja." ajak Ping sembari menarik Pop pergi dari tempat ituPop pun akhirnya memulai live nya dengan ditemani Topten, Michael dan Ping. Sementara dia bisa melupakan kegelisahannya. Live pun berjalan seru hingga mereka tak menyadari bahwa wawancara Sailub dan Pon sudah selesai. Kini gantian Pon yang mencari Pop dimana. Dan akhirnya Pon menemukan Pop diruang make up bersama teman-teman yang lain sedang melakukan Live.
Pon pun ikut bergabung walau sebentar. Masuk begitu saja dan beruntung Ping paham situasi, dia langsung memberi ruang pada Pon untuk berdiri dibelakang Pop. Pop pun sedikit memiringkan kepalanya agar Pon in frame. Tapi tidak lama Pon pun beranjak pergi. Namun, seperti disengaja Pon manarik tangannya pelan seperti sedang mengelus pundak hingga leher bagian belakang Pop. Dan Pop hanya bisa diam, Pop melirik sedikit Pon yang bersmirk akibat berhasil menggoda Pop.
KAMU SEDANG MEMBACA
Couple Collection (All Ship)
FanfictionCuma kumpulan cerita hasil kegabutan author... Semoga suka ya... Happy Reading... Dan karena susah banget nyari cerita fiksi dibalik layar jadi ya bikin sendiri saja... Perlu diingatkan lagi ini fiksi ya...