Hinata mencium kening Sasuke. Sasuke selalu memeluknya setelah mereka selesai bercinta. Hal ini pula yang sedang dilakukannya. Ia menatap wajah suaminya dengan penuh cinta. Meskipun gurat-gurat kelelahan telah muncul di keningnya, meskipun rambut-rambut putih telah muncul di kepalanya, Uchiha Sasuke tetaplah laki-laki paling tampan di dunia menurutnya.
Hinata tak akan pernah bosan memandangi laki-laki yang telah menemaninya melalui begitu banyak cerita di dalam hidupnya. Mereka telah melewati banyak cobaan dan rintangan dalam mempertahankan cinta, tapi Sasuke dan Hinata memilih tidak menyerah.
Sasuke ikut memandang istrinya. Cinta dalam hidupnya. Ada satu hal yang membuatnya penasaran. Sesuatu yang selalu ia tanyakan pada Hinata. Tapi selalu dijawab Hinata dengan candaan. Cintanya selalu menjalin Sasuke hanya untuk melihat reaksi kekanakan di wajahnya.
"Kenapa kau mencintaiku, Hinata?"
Hinata tersenyum jail. Jantung Sasuke berdegup kencang. Hinata dapat merasakannya. Ia tidak menyangka bahwa reaksi Sasuke terhadap dirinya masih sekuat ini.
Ia ingin menggoda Sasuke, tapi Hinata akan melakukannya lain kali. Saat ini, detik ini, ia akan menjawab rasa penasaran Sasuke. Ia akan menjawab dengan jujur pertanyaan yang Sasuke tanyakan selama bertahun-tahun tapi selalu ia jawab dengan candaan, dan Sasuke tidak pernah marah.
"Karena kau adalah penangkal mimpi burukku, Sayang."
*
Hinata memanggil keempat anaknya, memberikan kepada mereka berbagai jenis daging yang sudah siap dipanggang untuk dibawa ke meja. Sakura sedang mengeluarkan buah-buahan, Tenten membuka minuman, dan Ino memasak sup. Sementara para suami mengatur meja, suaminya malah mengekori Hinata. Alih-alih membantu suami lainnya, Sasuke malah membantu Hinata."Uchiha-san, aku tahu kau sangat mencintai Hinata, tapi bisakah kau berhenti menempelinya?" Sakura yang sudah lelah melihat parade keromantisan dari Sasuke melakukan protes. Dari tadi, Sasuke tidak beranjak dari sisi Hinata, membuat pekerjaannya menjadi terganggu.
Oh, benar. Sasuke mungkin tidak sedang mencium Hinata dengan mesra, tapi tetap saja, laki-laki itu mengganggu konsentrasi Hinata. Hanya dengan menatap Hinata, Sasuke sudah bisa membuatnya Hinata merona, padahal mereka sudah menikah selama lebih dari lima belas tahun. Sudah saling mengenal selama tiga puluh tujuh tahun. Kenapa mereka sama sekali tidak bosan saling berpandangan?
"Pergilah bergabung dengan Lee dan yang lainnya, Sasuke." Hinata mendorong suaminya menjauh, Sasuke cemberut, tapi tidak melakukan protes. Sebelum pergi, ia mencium bibir Hinata seolah ingin memakannya, tidak memedulikan protes Sakura dan membuat teman-teman Hinata semakin kesal. Hinata mencubit pelan pinggang suaminya, membuat Sasuke tertawa tapi langsung beranjak pergi dari sisi Hinata.
"Suamimu benar-benar kekanakan." Tenten berkata sambil menggelengkan kepalanya.
"Itu alasanku semakin mencintainya," bela Hinata.
"Kalian sudah bersama hampir seumur hidup, tapi dia tetap tidak bisa menjauh darimu. Kau beri ramuan apa padanya, Hinata?" Ino yang sudah gagal dengan pernikahannya dua kali masih tidak bisa mengerti mengapa seperti tidak ada kebosanan dalam kehidupan pernikahan Hinata dan Sasuke. Setiap ia melihat keduanya, jelas sekali mereka masih seperti remaja, saling tergila-gila.
"Mungkin karena Sasuke adalah cinta pertamanya dan Hinata tidak pernah bersama dengan orang lain," jawab Sakura.
Ino mengernyitkan dahi, tidak setuju dengan perkataan Sakura. "Aku menikah dengan cinta pertamaku, tapi bercerai enam bulan kemudian."
Tenten mengangguk setuju. "Sasuke mungkin cinta pertama Hinata, tapi Sasuke berusia dua belas tahun lebih tua. Cinta pertamanya mungkin saja orang lain. Jadi sama sekali tidak ada hubungannya dengan cinta pertama."
Hinata mendengar dengan saksama perkataan teman-temannya. Hubungannya dan Sasuke adalah topik panas di antara mereka.
"Hinata adalah cinta pertama Sasuke. Sampai berumur dua puluh sembilan tahun, ia tidak pernah berkencan dengan siapa pun."
Perkataan Sakura tidak hanya membuat Tenten dan Ino terkejut, Hinata juga mengalami hal yang sama. Ia tidak pernah bertanya tentang hubungan Sasuke sebelum dengan dirinya. Ia tidak ingin Sasuke merasa tidak nyaman karena rasa penasarannya. Tidak peduli siapa yang pertama, kedua, dan seterusnya karena yang paling penting adalah yang menemani hingga akhir.
"Naruto bercerita kepadaku," lanjut Sakura.
"Suamimu benar-benar bermulut besar," ujar Ino seraya tertawa.
Hinata ikut tertawa, "Aku bersyukur Naruto bermulut besar. Cintaku pada suamiku menjadi semakin dalam."
"Ya, ya, ya, Hinata. Cintamu pasti sedalam Palung Mariana," gumam Ino.
"Setinggi Gunung Mauna Kea," sahut Sakura.
"Dan seluas lautan," timpal Tenten tidak mau kalah.
Hinata hanya tertawa, tapi tatapannya mengarah pada Sasuke yang juga sedang menatapnya sambil mengucapkan kalimat terindah padanya.
"Aku mencintaimu."
Hinata tak perlu mendengar Sasuke. Gerakan bibirnya sudah dapat ia mengerti. Dua kata yang tidak pernah lupa Sasuke ucapkan di sepanjang usia dewasa mereka. Cinta yang dulu berasal dari masa remajanya telah berubah menjadi cinta yang dewasa. Lebih tenang, lebih tenteram. Betapa ia mencintai Sasuke.
January, 17th 2024.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dream Catcher
Romance"Kenapa kau mencintaiku?" "Karena kau adalah penangkal mimpi burukku."