"Asya hati hati, kamu bisa kepleset nanti!" Teriak anak laki-laki itu mengejar gadis kecil yang berlari dengan kencang di tepi sungai.
"Asya! berhenti sebentar asya, Ar capek!" Ucap nya terduduk di rerumputan samping sungai dengan nafas yang tersengal sengal.
Anak laki-laki itu terdiam dan hanya memperhatikan gadis kecil yang sedang tertawa dengan bahagia itu, tak terasa senyum kecil terukir di wajahnya yang imut dan tampan itu.
"Ar lihat, ada daun ke bawa arus sungai" ucap gadis kecil itu menengok ke arah anak laki-laki yang sedang terduduk dengan wajah yang di penuhi tawa sembari menunjuk daun yang terbawa air sungai.
Anak laki-laki itu bangun dari duduk nya dan mendekat ke arah gadis kecil itu yang masih menunjuk ke arah air sungai. Ia duduk di samping gadis kecil itu sembari melihat ke arah sungai.
"Ke mana ya kira-kira daun itu akan berlabu?" Tanya pada gadis kecil di samping nya.
"Ya ke ujung sungai lah Ar, kamu gimana sih gitu aja gak tau!" Ucap nya menatap anak laki-laki itu sembari menunjukkan wajah nya yang cemberut.
"Iya, aku tau asya, tapi bukan itu maksud aku. Daun itu sudah menempuh perjalanan yang panjang, terombang ambing arus sungai, terhantam batu. Aku penasaran sya, kemana ujung daun itu, apa tersangkut atau dia tetap seperti itu sampai ke arah laut menuju kebebasan." Ucap anak laki-laki dengan serius sembari menatap lurus ke arah gadis kecil yang sedang menatap cengo ke arahnya.
"Ar, asya pusing banget denger omongan kamu, asya gak ngerti Ar" ucap gadis itu sembari mengacak-acak rambutnya, anak laki-laki itu hanya tersenyum menatap ke arah asya sembari menahan tangan asya untuk tidak mengacak rambutnya lebih jauh lagi. "Sudah, itu rambut kamu berantakan nanti jelek" ucapnya sembari membenarkan rambut gadis kecil itu.
Gadis itu hanya tersenyum menatap ke arah anak laki-laki yang sedang membenarkan rambutnya yang berantakan.
Lalu dengan semangat nya dia berucap
"Ar, kita harus bareng selamanya ya, sampai kita gede nanti, terus Ar harus jagain asya pokonya!" ucap gadis kecil itu ke arah anak laki-laki di sebelahnya."iya, Ar janji kita akan selalu bareng dan Ar akan selalu ngejaga Asya" ucap anak laki-laki itu sembari membalas tatapan gadis kecil itu dan mengangkat jari kelingkingnya. gadis kecil itu menautkan jari mereka dan saling tersenyum.
⛵⛵⛵
Kini di tepi sungai, gadis kecil itu sendirian. Ia termenung sembari melemparkan batu kecil ke arah sungai yang langsung membuat batu itu tenggelam. Mata nya yang seindah lautan itu kini tak lagi terlihat berbinar, setetes air mata mulai jatuh dari pelupuk mata gadis kecil itu. Ia menghapus dengan kasar air mata yang mengalir di pipi kecil nya itu.
"Ar...kamu jahat ninggalin asya sendirian" ucapnya lirih sembari melemparkan batu kerikil itu ke sungai dan batu itu tenggelam lagi ke dasar sungai.
" kamu gak pamit sama asya, asya gak suka" ucap gadis itu lagi.
Arsya gadis itu mulai bangun dari duduk nya, ia menuju ke sebuah pohon yang tak jauh dari sungai itu, mengambil selembar kertas origami dan mulai membentuk nya menjadi sebuah kapal kertas dan setelah jadi ia kembali ke arah tepi sungai, ia mulai menaruh kapal kertas itu di atas air sungai yang mengalir dengan deras, membiarkan perahu kertas itu hanyut terbawa arus.
"Ar, aku rindu, aku harap kamu bisa liat perahu kertas ini" Arsya hanya menatap kepergian perahu kertas itu sembari berkata lirih lalu ia mulai bangun dari duduk nya dan berjalan pulang menuju rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kapal Cinta Arasya
Teen FictionKata orang cinta masa kecil adalah cinta monyet yang tak akan pernah nyata, namun cintaku padamu adalah nyata. "Ar, kita harus bareng selamanya ya, sampai kita gede nanti" ucap gadis kecil itu ke arah anak laki-laki di sebelahnya. "iya, Ar janji kit...