Di tempat lainnya, seorang siswi perempuan dengan perawakan ideal duduk di kursinya dengan gelisah.
Beberapa menit sebelum bel sekolah berbunyi, siswi tersebut pergi meninggalkan sahabat nya sendirian di pintu masuk gerbang sekolah, tetapi segera setelah dia kembali sahabatnya itu tidak ada ditempat terakhir dirinya meninggalkan sahabat nya.
"Sebenarnya kemana kamu pergi?!"
Siswi tersebut sangat khawatir dengan keberadaan sahabatnya, karena dia adalah murid baru di sekolahnya sekarang, siswi perempuan itu takut jika sahabatnya tersesat di sekolahnya ini.
Siswi itu berpikir haruskah dirinya pergi mencarinya sekali lagi? Tapi sebentar lagi guru di kelasnya akan datang.
Dirinya benar-benar bimbang, apa nanti ijin saja ke kamar mandi dan pergi mencari lagi di tempat lain.
"Selamat pagi murid-murid"
Sebuah salam pagi terdengar memenuhi seisi kelas, dan seorang guru pria paruh baya dengan rambut hitam dan mengenakan kacamata yang membuat fitur wajahnya terlihat lembut itu datang dengan menjinjing buku absensi kelas.
Gurunya sudah datang dan mulai melakukan basa basi sebelum kelas di mulai, dan sesekali guru itu akan mengecek waktu di jam tangannya.
"Hari ini akan ada murid baru, seharusnya dia sudah datang, apa dia terlambat di hari pertamanya?"
Mendengar gerutuan gurunya siswa perempuan itu segera mengangkat tangannya dan menjelaskan situasi yang dialaminya tadi pagi.
Lalu siswi perempuan itu meminta ijin untuk mencari sahabatnya di lingkungan sekolah, dan guru tersebut mengijinkannya.
Siswi perempuan itu berjalan keluar kelas dan berlari ke gerbang sekolah, lalu menanyakan keberadaan sahabatnya itu kepada satpam yang berjaga di pintu masuk, dia juga berusaha menghubungi nomor telepon sahabatnya tetapi panggilan teleponnya tidak kunjung tersambung.
Bagaimana bisa sahabatnya itu mematikan ponselnya di saat genting seperti ini.
"Tadi saya liat kalau temanmu itu sudah pergi bersama murid berambut biru dan merah, mereka ngobrol lalu pergi bersama"
Siswi tersebut tercengang mendengarnya perkataan dari pak satpam itu.
---
Kembali ke sisi Gina, dirinya benar-benar mati kutu saat ini.
Berdiri sendirian di depan kelas berisi murid-murid yang jumlahnya kurang lebih 40 orang, itu sudah cukup memberikan beban dengan pandangan yang di berikan oleh mereka semua, tapi pertanyaan dari guru ini juga tidak kalah menekan Gina saat ini.
"Sejujurnya aku tidak tahu di mana kelas aku berada"
"Lalu kenapa kamu tidak pergi menanyakannya ke ruang guru dan malah pergi ke kelasku?"
Ah, mana kepikiran aku tentang hal itu?
Tiba-tiba sebuah diskusi datang dari beberapa murid dan mereka semua melihat ke arah jendela kelas yang di sana memperlihatkan seorang siswi perempuan yang tengah mengintip kelas dan mengetuk-ngetuk kaca jendelanya.
"Kamu murid yang disana apa yang sedang kamu lakukan?"
Setelah di tegur oleh guru, siswi perempuan tersebut mengetuk pintu kelas dan meminta ijin untuk masuk ke dalam kelas.
Siswi itu sangat cantik, itu jenis kecantikan yang jarang untuk bisa di lihat.
Rambutnya yang panjang berwarna ungu seperti violet yang sangat cantik serta mata berbinar penuh semangat dengan warna yang sama dengan rambutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bintang Meteor
De TodoGina pulang kerumahnya dalam keadaan mabuk, masih ada sebotol anggur di genggaman tangan kirinya. bibirnya meracau dan bergumam tak jelas sembari sesekali cegukan. Gina berjalan sempoyongan menuju sofa di ruang tengah rumahnya, begitu sampai di tuju...