01. Mimpi apa Mimpi?

17 2 1
                                    

Cahaya silau memasuki netranya, dan pikiran yang sebelumnya kalut dan samar kini sejernih air yang mengalir di atas tanah perbukitan. Sebuah bangunan sekolah yang luas berada di depannya saat ini. Ini mirip dengan sekolah-sekolah elit yang terkadang muncul dalam drama sekolah remaja, tetapi bukan itu masalahnya.

Kenapa aku disini?

Apa aku sedang bermimpi?

Tapi mimpi apa ini, seingatnya Gina tidak pernah sekolah di tempat ini. Selain itu banyak murid berseragam berlalu-lalang masuk kedalam gerbang sekolah, dan secara kebetulan Gina yang berada di tengah-tengah jalan ditabrak dari belakang oleh murid yang sedang berjalan mundur menuju sekolah.

Gina segera menengok ke belakang dan melihat seorang murid laki-laki yang jauh lebih tinggi darinya, tetapi Gina segera menangkap ada yang salah dengan visual murid di hadapannya saat ini.

Bagaimana seorang pelajar memiliki rambut berwarna biru muda, dan dengan netra yang sama dengan rambutnya. Apa sekolah membiarkan seorang berandalan merias dirinya ke sekolah?

Oh, lupakan saja ini kan hanya mimpi.

"Oh maafkan aku, apa kamu baik-baik saja?"

"Wah, apa ini? Dani baru aja nabrak seorang gadis?"

"Oh ayolah teman-teman kamu membuatnya jadi tidak nyaman"

Dan selain dari murid berambut biru muda itu, teman-temannya yang lain juga sama anehnya, ada yang berambut merah seperti api dengan wajah tabah dan memiliki netra hijau, sedangkan yang lainnya ada yang memiliki rambut putih dan netra gelap yang sangat kontras dengan kulitnya yang cerah dan yang terakhir  murid terpendek dibandingkan dengan lainnya dia memiliki rambut pirang dan mata biru pucat seperti permata jeremejevite yang sangat di cari di pasaran batu berlian, dan dialah yang mengolok-olok ku saat ini.

"Apa kalian akan masuk sekolah?"

Gina bertanya dengan ragu, haruskah dirinya pergi dan melihat-lihat bagaimana sirkuit mimpinya dibentuk.

"Tentu kami akan, ingin pergi bersama kami"

"Omong-omong, aku berada di kelas sebelas tahun ini, dari kelas mana kamu berasal? Aku tidak pernah melihat kamu disini sebelumnya?".

"Oh, aku juga ingin tau itu"

Dimana kelas Gina berada? Ini menjadi sebuah pertanyaan untuknya. Sejujurnya Gina tidak mengetahuinya sama sekali, tapi siapa yang peduli dimana kelasnya berada karena ini kan hanya mimpi. Sekarang aku hanya akan menikmatinya saja, aku tidak ingin bangun dan mengahadapi kenyataan pahit yang baru semalam aku alami.

"Baiklah, ayo kita pergi bersama, oh tapi apa biasanya sekolah mengijinkan muridnya untuk men'cat rambutnya sekarang?"

"Hm? Ah, apa yang kamu maksud adalah rambutku?"

Ucap Dani, Si murid berambut biru muda dengan gerakan tangannya menyentuh poni depannya dan melihat poninya sendiri. Dani menatap Gina lurus sembari berfikir.

"Apa kamu murid baru? Oh tunggu bukan aku bermaksud sombong tetapi itu karena hampir semua orang di sekolah ini mengenalku jadi ini sedikit baru bagiku, karena sebelumnya tidak pernah ada yang menanyakan warna rambutku, dan ini warna asli dari rambutku juga mataku, dan aku tidak mengubahnya sejak aku lahir".

Waw! Gina merasa takjub dengan bagaimana mimpinya membuat semua pengaturan gila yang terasa seperti dunia yang Nyata dan terlebih murid-murid yang mewarnai rambutnya hanya ke-4 murid yang bersama dengannya saja, sisanya semua memiliki visual yang standar lokal.

Gina memuji bagaimana otaknya membuat mimpi yang terasa seperti bermain VR. Sejujurnya ini kali pertama Gina memiliki mimpi semacam ini, apa dirinya sangat merindukan sekolah sehingga mimpinya berwujud sekolah?.

Bintang MeteorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang