◖⚆ᴥ⚆◗
Keringat mengucur di dahi Bonan. Susah payah dia menyelinap keluar dari rumahnya sendiri, menghindari Bapaknya yang tertidur di ruang tamu dengan bau alkohol yang menyengat. Bonan berlari mengejar waktu. Hampir tengah malam. Permohonan harus dibuat saat kembang api pertama meletus.
Anak laki-laki itu mempercepat larinya dan menyelinap ke gerbang panti. Dia sudah berjanji akan menemui Fira di depan gerbang. Dan benar, Fira sudah berada di sana. Raut ketakutan menempeli Fira. Bonan seketika merasa bersalah karena meminta gadis kecil itu menyelinap dari ruang tidur untuk menemuinya di tengah gelapnya malam.
"Bonan, Fira kira kamu nggak akan dateng," rengek Fira khawatir.
Bonan menempelkan telunjuknya di mulut, menyuruh Fira untuk diam. "Sshh, jangan keras-keras. Nanti ketahuan."
"Ayo! Hari ini permohonan kita bakal terkabul," ucap Bonan mengandeng tangan Fira. Seperti disuntik semangat, Fira kembali tersenyum senang.
"Ayo, Bonan!"
Persyaratan pemohonan harus diucapkan saat tengah malam, saat kembang api pertama terdengar. Lalu dilakukan di tengah hutan, hutan yang Bonan pilih berada di depan panti asuhan. Menyeberangi jalan kecil, mereka masuk ke dalam. Tanpa rasa takut dan ngeri melihat suramnya suasana hutan. Karena mereka berdua bergandengan, Bonan dengan yakin melangkah bersama Fira. Merasa sudah berjalan terlalu jauh, keduanya menghentikan ayunan kakinya. Sekarang tinggal menunggu suara kembang api yang muncul di tepat pukul 00.00 malam.
Angin berhembus menyejukkan, seakan mengelilingi keduanya. Kunang-kunang berterbangan, hinggap di kedua pundak anak-anak tak berdosa.
"Siap, Fira?" tanya Bonan saat merasa akan tiba waktunya.
Fira mengangguk, jantungnya berdegup kencang.
Hitungan mundur.
Tiga.
Dua.
Satu. Duar!
Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ
Temui aku
Gelapnya malamTemani aku
Ramainya kembangTelusuri aku
Di tengahnya hutanLambungkan harapan
Kelak akan engkau dapatkan(Catatan: Bacalah saat akan membuat permohonan)
Ƹ̵̡Ӝ̵̨̄Ʒ
"Aku ingin punya orang tua."
"Aku ingin tidak punya orang tua."
Fira dan Bonan berucap bersamaan. Kedua mata mereka berlinang air mata bahagia. Setelah ini keinginan mereka terkabul. Haru yang membuncah diikuti rasa kantuk tiba-tiba menyergap, keduanya menguap dan terduduk di atas tanah. Tak ada rasa takut yang datang. Saling bersandar dan mengenggam. Sebelum memejam, Bonan tersenyum cerah pada Fira.
Setelahnya gelap.
Bonan bermimpi melihat Fira yang tertawa riang bersama dua orang dewasa asing. Bonan tidak mengenal mereka. Tapi laki-laki itu merasakan perasaan bahagia milik Fira.
Gadis itu melihat Bonan dan tersenyum melambai.
"Terima kasih, Bonan. Selamat tinggal!"
Selamat tinggal, Fira! []
KAMU SEDANG MEMBACA
Fireworks and Hope
FantasyCERITA SINGKAT | END Gelapnya malam. Ramainya kembang. Di tengah hutan. Manusia bisa berharap, tetapi iblis bisa mencuri harapan mereka. Bersama harapan Kafiera dan Bonan dalam gemerlap letusan pertama kembang api. Iblis ikut menikmati. "Aku sedih k...