prolog

6 3 0
                                    

Hidup dan mati adalah hal biasa,namun bagaimana seorang ayah sepertu saya hsrus memilih antara dua bayi yang baru lahir untuk mati?

___________

Malam yang gelap dengan suara petir yang terus menggelenggar. Bersamaan teriakan seorang wanita yang hendak melahirkan membuat suasana menjadi kacau balau.

Pria dengan tubuh yang tinggi selalu mondar - mandir didepan pintu, sesekali pria itu melirik kearah pintu itu.

Bidan terus keluar masuk membawa air yang sudah berkesimpuh darah. Pria itu semakin takut.

Setelah setengah jam berlalu seorang dokter dengan dahi yang dipenuhi keringat itu menghampiri pria itu. "pak keadaan nyonya sudah tidak menuntut,kami para dokter dan bidan sudah berusaha semaksimal mungkin.Kita harus melakukan tindakan operasi." Ungkap dokter itu seraya menjelaskan apa yang terjadi.

"lalu kenapa tidak segera bertindak," kenapa tidak harus didiamkan saja.

"kami sejak tadi negosiasi dengan nyonya namun nyonya menolak nya.sekarang anda segera mengambil keputusan, menyelamatkan kedua putri anda atau menyelamatkan nyonya!" saut dokter itu semakin mendesak.

"jika begitu tolong berikan jalan untuk bertemu dengan istri saya"ungkap pria itu dengan wajah yang gusar, ia menatap pintu itu  lama hingga dokter itu menyetujuinya.

                               -----------------

Pria itu segera menghampiri istrinya yang sudah berkesimpuh darah,air mata yang merayap dan juga keringat yang begitu banyak. Perempuan itu berusaha meraba tangan pria itu yang sudah duduk dibibir ranjang itu.

"mas...mas..." liriknya begitu kecil bahkan hampir tidak terdengar suaranya. Pria itupun kemudian mendekatkan telinganya kearah bibir kecil istrinya itu. "mas.... To-lon-g se-la-ma-t-kan du- a an-a-k-ku" lirihnya begitu lirih hingga kata terakhir tidak terdengar kembali. Lalu pria itu menatap perempuan itu setelah merasakan nafas perempuan itu menghilang.

Pria itu meneteskan air matanya lalu memanggil para dokter untuk segera melakukan operasi.

                                ------------------

Para dokter menyetujuinya  walaupun membedah mayat tidak diperbolehkan namun bayi yang masih didalam itu memiliki nadi.

Setelah beberapa jam berlalu seorang dengan baju yang serba hitam itu memasuki ruangan tanpa izin namun pria itu tahu siapa dia.

" alister wijaya,apa kabar dan bagaimana dengan anak kembar itu apa perlu saya beritahu istri sah anda?" ungapnya,suara perlahan berbunyi dengan lantang. Alister menatap pria itu dengan tajam.

"saya tidak mengundang anda kenapa anda kemari?"

"ouh, jadi saya tidak bisa melihat istri simpanan anda ini ya" sergai pria itu. Alister tahu apa yang hendak ia inginkan namun saat ini bagaimanapun saat saat genting apalagi ia habis kehilangan sosok kekasihnya itu.

"baiklah tidak banyak omong kosong saya kemari hendak megajak anda kerja sama "

"saya tidak sudi!"

"owh,kalau begitu saya bisa membeberkan masalah ini bukan" ungkap lagi pria itu dengan wajah yang memerah alister hanya bisa pasrah bagaimanapun perempuan itu tidak ingin bertemu dengan istri sahnya walaupun setelah meninggalpun.

------------------

Beberapa selang berbincang terdengar suara bayi yang menggelengar. Alister terlihat sembringah mendnegar itu ia segera berjalan memasuki ruangan diikuti pria misterius itu.

"bayi nya kembar tuan"

Pria misterius itu menggelengkap kepalanya tidak menyangka seraya bertepuk tangan dengan elegen.

"ini juga bisa sebagai ancaman mu bukan beranak satu melainkan dua wow!" saut pria itu lagi.

Pria itu dengan cepat meletakkan bayi itu disebalah jasat istrinya itu seraya mengambil pisau tajam yang berada di saku bajunya itu.

"anda berani maju saya bisa membunuh anakmu dengan cepat" bentak alister,ia terlihat kehabisan kesabarannya namun pria misterius itu hanya tertawa dengan kencang.

"anda pikir mulut saya ini tidak lebih cepat dari pada tangan anda" alister membeku seluruh badannya teras membatu. Bisa apa jika aib itu terbongkar dia bisa saja kehilangan harta benda,istri sahnya bahkan anaknya yang baru saja lahir.

Alister menatap sekilas dua bayi kecilnya,lalu menghampiri kedua bayinya itu seraya mencium kening kedua putri cantiknya, mengelus elus badan bayi itu dengan lembut.

"mau anda apa?"

"saya mau salah satu anak anda mati " alister lagi lagi membeku,hatinya bergetak begitu kencang,ia baru saja bahagia namun dia harus merasakan sedih lagi.

Alister kembali menatap kedua bayinya itu lalu ia berkata. " apa ada anak saya memiliki sakit yang lain?"

"ada putri sebelah kiri,dia memiliki penyakit turunan dari ibunya penyaki jantung" jelas dokter itu dengan menekan kan kata terakhir.

"baiklah" alister mengangkat bayi nya yang bagian kanan lalu memberikannya kepada dokter itu. "bawa dia kejurang dan penuh dia"sambungnya dengan keputusan asaan.

Apakah dokter itu benar benar akan membunuh bayi kecil dan tak berdaya itu?

_______________

PERJUANGAN CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang