Si Cantik Sekretaris Kim Jennie

513 92 16
                                    






Satu minggu sebelumnya, 24 Oktober, pukul 06:30.

Cahaya terang memancar cukup lama dari apartemen seluas 80 m² di Lantai 66, gedung berpemandangan Sungai Han, milik Kwon Jisoo dari Kwon Group.

Sebagai orang yang banyak bekerja di rumah, menghadiri acara di luar, atau pergi untuk melakukan perjalanan bisnis, ia tidak memiliki jam kerja yang pasti. Namun, seperti orang yang terobsesi, ia selalu bangun pukul lima pagi dan memulai hari dengan jadwal yang padat. Kebiasaan ini pun terjadi hari ini, terutama karena ia harus menghadiri pertemuan para direktur perusahaan untuk mewakili ayahnya.

Dari jendela ruang ganti, terlihat pemandangan kota yang disinari cahaya fajar kebiruan. Jisoo mengamati cahaya jingga lampu jalan yang masih menyala kemudian menghampiri gantungan dengan desain yang unik di depan lemari pakaian. Di sana tergantung setelan jas abu-abu, kemeja, serta dasi sutra berwarna ungu muda yang beberapa saat lalu dikeluarkan oleh Sekretaris Kim. Dengan desain dan warna yang tidak terlalu formal tampaknya cocok untuk pertemuan di pagi hari.

Jisoo mengganti bajunya dengan setelan jas dengan sikap santai, kemudian menunduk memandang meja yang dipenuhi deretan aksesori yang dapat dipakainya sekarang, seperti kancing manset dan penjepit dasi yang sesuai dengan warna dasinya, jam tangan, saputangan, serta pena.

Ia berpikir mungkin ia harus mengganti pemantik api yang telah beberapa hari digunakan, tapi sebelum ia mengatakan begitu kepada Jennie, pemantik api di atas mejanya telah berganti menjadi yang baru.

Ketika ia sedang mengenakan kancing mansetnya, terdengar suara ketukan di pintu.

"Wakil Presiden Kwon, apakah Anda sudah selesai berganti pakaian?"

"Ya, masuk."

Seorang wanita masuk, ia mengenakan celemek sambil mendorong troli dengan teh di atasnya, lalu diikuti seorang wanita lain bersetelan jas hitam yang memegang komputer tablet dan dua ponsel pintar.

"Silakan tehnya. Ini adalah teh first flush darjeeling. Karena Anda hari ini akan menghadiri pertemuan sekaligus sarapan, saya tidak menyiapkan sarapan yang lainnya."

"Letakkan saja di situ."

Wanita yang mengenakan celemek meninggalkan troli, memberi salam sambil menunduk, lalu pergi meninggalkan ruangan. Kemudian, wanita bersetelan jas hitam dengan rambut diikat ke atas segera menghampiri Jisoo sambil memberikan komputer tablet.

"Ini adalah jadwal Anda hari ini."

"Terima kasih."

"Sama-sama. Apakah tehnya boleh saya siapkan sekarang?"

"Ya."

Sementara Jisoo melompat ke atas bangku antik sambil melihat jadwalnya, wanita bersetelan jas hitam itu berjalan menuju ke troli, mengambil cangkir teh dari nampan, dan mengangkat poci teh porselen. la menyimpan saringan teh di atas cangkir, kemudian memiringkan poci teh yang terlihat berat dan menuangkan tehnya. Seketika aroma teh yang menyegarkan tersebar di seluruh ruangan.

Wanita itu menghampiri Jisoo sambil tersenyum dan menyerahkan cangkir tehnya. Jisoo mengambil cangkir teh yang diletakkan di atas pisin bermotif warna-warni dengan tangan kirinya. Setelah meminum sedikit, ia berbicara dengan sedikit menggoda.

"Rasa tehnya menjadi lebih enak karena Jennie yang menyiapkannya."

"Anda lupa menjilat bibir Anda."

"Ah, aku ketahuan."

Sesaat Jisoo terkekeh-kekeh karena sikap wanita yang dingin ini, lalu tiba-tiba ia bertanya dengan serius setelah melihat jadwal pertemuannya di Kedutaan Besar Jerman.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why Secretary Kim? (JenSoo) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang