Taman belakang sekolah, kini eunchae dan riki tengah menatap satu sama lain. Eunchae yang memasang wajah kesal dan riki yang memasang wajah tanpa ekspresi
"Ihh ayo ngomong! katanya lo mau ngomong tadi!!" ujar eunchae kesal karena keduanya terdiam cukup lama, riki tersenyum miring lalu menghela nafasnya
"lo mau tau alesan nya?" tanya riki, eunchae mengangguk lalu berdecak kesal
"cepet jadi lo mau ngomong apa?!" sentak eunchae, riki tersenyum lalu mendekatkan wajahnya pada wajah milik eunchae
"menurut lo kenapa?" tanya riki menatap kedua mata bulat milik eunchae yang kini sangat terlihat bahwa wajahnya sangat gugup
"y-ya.. mana gue tau" cicit eunchae , gadis itu menelan saliva nya. Riki menjauhkan wajahnya dan kembali berdiri dengan tegap, namun setelahnya eunchae makin dibuat kaget oleh prilaku riki
"ahh, gue rasanya butuh pelukan lo" ujar riki lalu memeluk tubuh eunchae dengan lembut, lelaki itu menaruh dagu nya diatas bahu milik eunchae
"kenapa? lo cape?" tanya eunchae, sebenarnya ia hanya terkejut karena tindakan riki tiba-tiba namun mendengar suara riki yang terdengar lelah ia tidak jadi memarahi lelaki di hadapannya ini
"cape gue ilang kalau udah meluk lo, tapi gue agak pegel sih lo pendek banget" ujar riki, eunchae menjauhkan badan milik riki lalu memukul bahu lelaki itu dengan kesal
"lo- ehh gue kekencengan ya?" tanya eunchae saat melihat riki meringis saat bahunya dipukul olehnya, riki menggelengkan kepalanya lalu sedetik kemudian ia mencubit pipi milik eunchae dan berlari menjauh dari eunchae
"RIKI!!! JANGAN KABUR LO!!!" Teriak eunchae lalu berlari menyusul riki yang sudah agak jauh dari posisinya
"sial, ini sakit beneran .." batin riki, namun dirinya terus berlari menghindari eunchae yang masih mengejarnya
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"haduhhhh, hahhh.. capek banget" ujar eunchae sembari mengatur nafasnya, sedangkan riki dengan santainya memakan mie ayam pesanan junghwan untuknya
"lo kemana aja sih chae? gue cariin tau" tanya haerin menatap riki kesal, riki yang di perhatikan menoleh kanan dan kirinya lalu menunjuk dirinya
"ya lo! siapa lagi? masa setan?!" tengahsentak haerin, riki hanya meringis saat mendengarnya. Ia jadi tak heran jika haerin adalah teman eunchae, mereka berdua sama sama sering berteriak
"tadi katanya kamu maklumin kok- aduh aduh!" haerin menginjak kaki milik junghwan dengan keras, gadis itu menatap tajam junghwan yang memegangi kaki nya yang diinjak
"iya iya maaf, aku bercanda" riki dan eunchae menatap keduanya bergantian
"kalian pacaran?" tanya riki dan eunchae bersamaan, membuat keduanya saling bertatapan lalu kembali menatap haerin dan junghwan yang tertawa
"gue? sama junghwan? yang ada-"
"iya" potong junghwan, haerin terdiam lalu menatap junghwan
"waduhh kapan nih? kok gue ga tau? gue kira ga ada kemajuan ternyata main di belakang gue" ujar eunchae dramatis, eunchae meletakan lengannya di dadanya dan bersandar pada lengan riki
"kapan? kok gue ga tau?" tanya riki lalu mengusap surai milik eunchae yang di tepis kasar oleh gadis itu, riki mengusap tangannya lalu menatap eunchae
"dia bohong, gue ga-"
"hari ini" potong junghwan lagi, haerin mendorong tubuh milik junghwan yang sepertinya tidak berguna karna junghwan sama sekali tidak bergerak
"ish! lo kalau ngomong jangan-" haerin terdiam kala junghwan menarik tangannya yang mencoba mendorong dirinya
"kamu- blwehhhh!!" oceh junghwan saat wajahnya diusap kasar oleh eunchae, gadis itu menarik haerin dari junghwan
"haerin gue masih kecil, jangan di nodain sama lo" ujar eunchae, lalu menarik haerin untuk duduk di sampingnya. Berakhir junghwan yang duduk sendiri di sebelah kanan dan kiri ada haerin, eunchae dan riki yang duduk berdampingan
"noda-noda, lo sama riki aja peluk pelukan masa gue ga boleh sama haerin?" tanya junghwan, eunchae membulatkan matanya. Lalu beralih menatap riki yang membuang wajahnya kearah lain
"ck, itu cuma sekali karna dia yang tiba-tiba meluk gue tapi abis itu gue dorong dia!" jelas eunchae lalu menyuapi mie ayam milik haerin pada pemiliknya
"halah, sama aja." ujar junghwan, riki hanya mengangguk angguk.
"heh beda ya gue sam- nyamm.. guwe samwa rkwi tuh cuwma-" riki terkekeh kecil saat eunchae yang mencoba berbicara namun dirinya menyodorkan mie ayam miliknya dan jus miliknya
"beda? lo sekarang aja ciuman secara ga langsung" ujar junghwan menatap eunchae tanpa ekspresi
"uhuk!! uhuk!! uhuk!!"
"ini minum minum!" ujar riki yang langsung dihadiahi pukulan pada bahunya, riki tertawa kecil karena eunchae menyadari jus yang ia sodorkan adalah bekas miliknya
"ck, lo kok ngasih yang punya lo sih?!" tanya eunchae, haerin hanya mengelus punggung eunchae. Riki memasang wajah seolah tak terjadi apapun
"loh emang salah? gue kan cuma ngasih lo mie ayam sama jus" ujar Riki
"ya tapi, kenapa harus yang lo!!" ujar eunchae memukul lengan riki berkali-kali
"udah, udah. ini cuma ga langsung, belom gue cium lo langsung" ujar riki menahan tangan milik eunchae yang memukulinya
"ogah!" eunchae menarik paksa tangannya, lalu menarik haerin pergi dari kantin
"hhh, eunchae lucu ya wan." ujar riki menatap gadis itu yang pergi meninggalkan mereka, junghwan mengangguk
"iya" ujar junghwan seadanya, riki menatap junghwan tajam lalu memukul temannya itu dengan nampan
"maksud lo apa? lo suka sama eunchae gue?" tanya riki, junghwan meringis saat lengannya yang menjadi sasaran
"ck! lo tadi nanya, ya gue jawab. lagi juga gue cuma suka sama temen nya elah!" sinis junghwan lalu ikut pergi meninggalkan riki
"nasib ditinggal sendiri mulu" gumam riki, seseorang menepuk bahu miliknya membuat lelaki itu menoleh
"dek, ini totalnya ya. Mie ayam 4 jadi 40 sama jus nya 4 jadi 32 totalnya jadi 72 ribu" riki menoleh kearah junghwan yang sudah berbelok yang artinya sudah keluar dari area kantin
"hhh, nih mbak" ujar riki menghela nafasnya, untung hari ini dia bahagia karna eunchae jadi ia maafkan.