Eunchae melongo melihat banyaknya makanan di atas meja yang temannya pesan sebelum ia dan riki sampai di kantin sekolah, gadis itu menatap haerin seolah meminta penjelasan atas semua ini
"Ekhem, ini buat.. pajak jadian" ujar haerin malu malu, junghwan yang melihatnya terkekeh kecil. Berbeda dengan riki yang langsung memakan somay terlebih dahulu, eunchae mengerutkan dahinya bingung. Apa maksudnya?
"Kalau bukan gue, berarti lo sama- JUNGHWAN?!" teriakannya membuat orang sekitar mereka menatap aneh pada eunchae, gadis itu menutup mulutnya saat sadar ia kelepasan dan duduk dengan diam.
"Kapan? kok bisa? hari apa? terus lo ditembaknya dimana? kok gue gatau? gue- nyamm~" ucapan eunchae terhenti kala riki menyuapinya batagor yang masih hangat ke mulut milik eunchae, ia berseru saat merasakan batagor yang sangat enak itu didalam mulutnya.
"Enak?" tanya riki, eunchae mengangguk berkali-kali dan mengacungkan jempol pada riki. Kali ini haerin yang terkekeh kemudian dirinya menjelaskan sedetail mungkin tentang yang ditanyakan oleh eunchae sedangkan junghwan dan riki menghabiskan makanan mereka.
"Ohh gitu- nyammm~ bwartwi... lwo samwa juwnghwan rwesmwinywa- 2 minggu yang lalu?" tanya eunchae yang di balas anggukan oleh haerin, gadis bermarga hong itu mendelik sebal. Berani sekali dia mendahului dirinya, harusnya ia dulu yang pacaran dengan-
Eunchae menoleh pada riki yang tengah asik memakan mie ayam, ia kembali mengingat saat riki yang tiba-tiba saja confess padanya di rumah sakit.
Riki menoleh membuat eunchae membuang wajahnya kearah lain, ia berdehem lalu meminum jus yang berada di meja sebelah kanannya.
"chae jangan diabisin " ujar riki, gadis itu menoleh dan terdiam.
"itu punya gue-"/"puffffttt!!!!" riki menutup wajahnya saat semburan air dari mulut eunchae mengarah ke wajahnya. Eunchae menutup mulutnya terkejut dan terdiam
Haerin dan Junghwan yang melihatnya langsung melotot terkejut, dengan cepat keduanya mengambil tisu dan membersihkan wajah riki yang masih terdiam.
"Gue bisa sendiri" Ucap riki dan mengambil alih tisu yang dipegang kedua temannya, lelaki itu menatap eunchae tanpa ekspresi membuat sang empu menjadi takut untuk angkat bicara.
"Gue ke toilet dulu" Tatapan ketiganya mengarah pada riki yang meninggalkan mereka, eunchae kembali duduk dengan benar dan menatap gelas yang berada di samping kirinya.
"Lo gapapa?" tanya haerin, eunchae menghela nafas dan menurunkan bahunya juga menundukkan kepala. Haerin dan junghwan menatap satu sama lain dan menaikkan bahunya dengan kompak.
"Ada aja masalahnya, untung dia eunchae" monolognya, laki-laki itu melangkah keluar dari toilet pria. Saat sampai di depan pintu bagian luar ia terkejut melihat gadis yang tengah berada di posisi menghadap tembok lalu menyandarkan kepalanya dan menunduk kebawah.
"Kenapa kesini?" tanya riki yang sempat terkekeh, eunchae menoleh dan menampakkan wajah yang jauh dari kata baik. Hidungnya yang memerah, matanya yang berair dan bibirnya yang melengkung kebawah.
"Riki.." ujar eunchae yang telah memperbaiki posisi nya menjadi kembali berdiri dengan benar, suaranya yang seperti akan menangis membuat riki terkekeh lagi.
"Lo kenapa nangis?" tanya riki, laki-laki itu merendahkan tubuhnya dan menatap wajah eunchae yang terlihat sangat lucu baginya.
"Gue ga nangis" jawab gadis di hadapannya sembari sesenggukan, riki menunduk dan menahan tawa sekaligus gemasnya pada eunchae.
"Oke oke kita ketempat yang lain ya jangan disini" eunchae mengangguk lalu riki menggenggam tangannya, riki kembali menatap wajah eunchae yang kini tengah mengusap air matanya, keduanya berjalan kearah taman belakang sekolah.
Saat sampai, riki langsung menyuruhnya duduk di kursi panjang yang tersedia disana. Riki bertumpu pada telapak kakinya dan menatap wajah eunchae dari arah bawah.
"Sekarang cerita ke gue kenapa lo nangis" ujar riki seraya memegang kedua tangan eunchae dan mengelusnya lembut, eunchae menatapnya diam seolah tak ingin berbicara.
Setelah beberapa saat suasana sunyi, eunchae akhirnya angkat bicara dengan suara seraknya. Ia menceritakan dari awal saat riki pergi ke toilet dan dirinya yang merasa bersalah yang akhirnya menyusul laki-laki tersebut seraya menangis di jalan menuju toilet pria.
Riki menahan tawanya sekuat mungkin, eunchae benar-benar lucu dimatanya saat ini. Matanya yang masih berair sesekali gadis itu usap agar air matanya tak terjun lepas, ingin rasanya riki mengigit pipi gadis itu.
"Jadi gitu?" eunchae mengangguk, riki akhirnya kembali berdiri dengan tegap yang diikuti oleh tatapan eunchae yang bingung.
"Mau kemana?" tanya eunchae, riki menatap jam tangannya dan memperlihatkan pada gadis itu.
"Udah jam 10.58, ga mau masuk kelas?" tanya riki, eunchae membulatkan matanya terkejut dengan cepat ia mengusap wajahnya dan menarik riki untuk berlari kearah kelas.
Riki tersenyum simpul menatap eunchae dari belakang kemudian menatap genggaman tangan keduanya yang saat ini tengah berlari, gerakan langkah mengejutkan dari riki membuat eunchae hampir saja terjatuh.
Riki kini membalikkan posisinya menjadi dirinya yang menarik eunchae namun tak mengurangi tempo larinya, eunchae tersenyum dan mengeratkan genggaman tangannya pada riki.
Untungnya saat sampai dikelas, guru belum datang. Suasana dikelas masih ramai seperti biasa namun saat eunchae dan riki sampai, haerin langsung menanyakan beribu pertanyaan pada eunchae yang kini masih mengatur nafasnya.
"Rin" Ujar riki yang juga masih mengatur nafasnya, haerin beralih menatap riki yang berada di belakang eunchae. Laki-laki itu menggelengkan kepalanya, haerin yang mengerti akhirnya menghela nafasnya lalu mengangguk.
"Yaudah ayo duduk" ujar haerin, eunchae mengangguk. Sedangkan junghwan menatap riki dan tersenyum miring, melihat itu riki juga terkekeh lalu menepuk bahu milik junghwan dan kembali ke kursinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Have You? - Chaemura ft bluescent [END]
Fanfiction"So? Jadi gimana?" "Gimana apanya?" "Lo mau ga jadi-" "NGIMPI!" start : 17/1/2024 end : 7/2/2025