BAB 1.1

1.9K 182 7
                                        

27 September

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

27 September

Empat Minggu berlalu, satu tahun berlalu untuk Aera. Sudah satu tahun ia menyadari bahwa dirinya adalah salah satu figuran tanpa dialog atau ruang tampil dalam drama Duty After School.

Kini Aera mengubah nasib menjadi bagian dari kelas 3-2. Penunggu tempat duduk kosong di barisan belakang.

Berjalan tenang seraya membuat wajah seramah mungkin Aera sesekali membalas lambaian ataupun sapaan yang tertuju padanya. Hingga kemudian ia melihat punggung kedua siswa laki-laki dari kelasnya Aera dengan sengaja memperlambat langkah agar tidak bersinggungan dengan mereka.

Ah, bukannya bagaimana Aera hanya saja tidak ingin masuk dalam scene itu. Tidak ada Ilha dan tidak ada bahaya pula jadi tidak ada urusan untuknya masuk campur ke dalam. Jadi Aera hanya akan menjadi figuran baik yang tidak akan mengganggu di sana.

Selepas memastikan mereka masuk ke dalam kelas. Aera melangkah lebar, lewat pintu kedua ia memasuki ruang kelas tanpa suara keributan.

Ya lagipula semua atensi sedang tertuju pada lelaki yang barusan ia pastikan masuk kelas terlebih dahulu, sebut saja Wang Taeman. Si pencari perhatian di kelasnya.

Padahal Aera sendiri bukan sembarang figuran. Bila harus sombong maka Aera dengan percaya diri akan memamerkan dirinya yang seorang selebgram. Seorang remaja 19 tahun yang ayu dan populer di Instagram dikarena dance serta song cover KPop yang ia tekuni. Sungguh impian Aera sebagai remaja berjiwa bebas.

Pengikut Aera sendiri sudah memasuki puluhan ribu lebih tepatnya enam puluh delapan ribu pengikut. Wajah ayu nan manis, tubuh yang sesuai proporsi dan senyuman centil yang katanya manis andalannya.

Bukan hanya itu, jika boleh Aera akan memamerkan asal usulnya yang berasal dari keluarga berada di mana ia tidak perlu pusing-pusing memikirkan uang untuk meraih cita-cita ataupun hanya bermalas-malasan di rumah. Selain itu juga otaknya yang encer seperti air mengalir menjadi nilai plus lainnya membuat title gadis bernasib sempurna juga cocok untuknya.

Aera terlalu sempurna untuk mati sia-sia hanya karena bola-bola sialan yang datang tanpa diundang itu.

Duduk pada tempatnya Aera merenggangkan badan  sampai ia mendengar salah satu suara teman kelasnya menelpon. Aera dengan cepat membuka ransel kuningnya, mengambil dua lip color yang masih tersegel rapi serta dengan sembunyi-sembunyi ia memasukkan satu bungkus rokok ke dalam saku roknya.

Melihat gadis yang tengah menelpon itu sedang membuka ransel Bora. Aera segera beranjak dari duduk berlari keluar kelas menuju tempat di mana Bora berada serta Ilha yang akan datang.

Aera berhenti melangkah begitu lehernya dipiting oleh seseorang yang dendam dengannya. "Kena kau, berani sekali kau mencoba datang ke kawasan ku setelah perbuatan dosa mu itu hah!"

"Hei! Lepas gila!" Aera mencubit keras pinggang Haerak.

Sementara Haerak sedang kesakitan Aera tidak menyia-nyiakan kesempatan berlari menaiki anak tangga menuju rooftop sekolah. Baru beberapa anak tangga kakinya tersandung tali sepatu sendiri yang lepas sehingga hampir saja ia jatuh terguling jika saja Ilha tidak sigap menahan tubuhnya. Layaknya adegan romansa di drama Aera dan Ilha saling pandang ambigu. Sampai Haerak kembali mengacau.

DAS : VIVA LA VIDA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang