Suatu pagi di kota Sidoarjo, Watler sedang tertidur pulas. "Bangunlah, tuan Watler. Saatnya untuk sarapan pagi" kata William sambil tersenyum dengan selebar-lebarnya. "Jangan, William Simanjuntak. Biarkan aku tidur sebentar lagi" kata William sambil menolak. "Bangunlah, tuan Watler. Sekarang aku membawa sebuah berita penting" kata William sambil mencium dengan mesra. "Baiklah, William Simanjuntak. Aku akan mendengarnya" kata Watler sambil duduk di ranjang. "Tenang, tuan Watler Scummber. Aku membawa berita pekerjaan" kata William sambil tersenyum. "Baiklah, William Simanjuntak. Tolong bacakan berita tersebut kepadaku" kata Watler sambil memulai sarapan paginya itu. Tidak lama kemudian, Watler tersedak karena berita William.
Sementara di ruang tengah, Denny bertemu dengan Edward. "Halo, Denny. Apakah kabarmu?" tanya Edward. "Tenang, Edward Simanjuntak. Aku sedang mencari William" jawab Denny sambil duduk. "Baiklah, Denny. Sekarang William sedang bersama Watler" jawab Edward sambil merokok. "Baiklah, Edward Simanjuntak. Aku ingin dia memijat punggungku" kata Denny. "Baiklah, Denny. Sebaiknya aku saja yang memijatmu" kata Edward sambil tersenyum. "Baiklah, Edward Simanjuntak. Apakah kau yakin?" tanya Denny sambil merasa heran. "Tenanglah saja, Denny. Sebaiknya aku saja yang memijatmu" kata Edward. "Baiklah, Edward Simanjuntak. Terima kasih atas tawaranmu" kata Denny sambil tersenyum. Seketika itu juga, Edward mulai memijat seluruh tubuh Denny.
Sementara itu di lantai atas, Alexander sedang mendengar. "Halo, Denny. Apakah kabarmu?" tanya Edward. "Tenang, Edward Simanjuntak. Aku sedang mencari William" jawab Denny sambil duduk. "Baiklah, Denny. Sekarang William sedang bersama Watler" jawab Edward sambil merokok. "Baiklah, Edward Simanjuntak. Aku ingin dia memijat punggungku" kata Denny. "Baiklah, Denny. Sebaiknya aku saja yang memijatmu" kata Edward sambil tersenyum. "Baiklah, Edward Simanjuntak. Apakah kau yakin?" tanya Denny sambil merasa heran. "Tenanglah saja, Denny. Sebaiknya aku saja yang memijatmu" kata Edward. "Baiklah, Edward Simanjuntak. Terima kasih atas tawaranmu" kata Denny sambil tersenyum. Seketika itu juga, Alexander pergi mencuci motornya.
Sementara itu di sebuah kedai, TJ dan Victoria sedang berada. "Baiklah, TJ. Akhirnya kau datang kemari" kata Victoria. "Tenang saja, mama tersayang. Aku tadi terkejut saat melihat papa Alex pulang" kata TJ. "Baiklah, TJ. Apakah kau ingin membeli sesuatu?" tanya Victoria sambil tersenyum. "Baiklah, mama tersayang. Rasanya aku ingin membeli kentang goreng" kata TJ. "Baiklah, TJ. Aku akan menuruti permintaanmu" kata Victoria. Seketika itu juga, mereka berdua makan siang bersama-sama.
Sementara itu di rumahnya, Watler sedang terkulai lemas. "Baik, tuan Watler Scummber. Aku senang sekali" kata William. "Baiklah, kakak William. Berbaring saja dekat diriku" kata Denny sambil tersenyum lebar. "Baik, tuan Watler Scummber. Aku akan menuruti permintaanmu" kata William sambil tersenyum dengan lebar. Seketika itu juga, William membelai dada berbulu Watler.
Sementara itu di ruang tengah, Edward sedang asyik memijat. "Tunggu dulu, Denny. Ada yang tidak enak" kata Edward sambil memundurkan tubuhnya. "Baiklah, Edward. Apakah ada yang salah?" tanya Denny sambil menolehkan kepalanya tersebut. "Maaf, Denny. Aku tidak nyaman dengan baju yang kau pakai" jawab Edward sambil menatap wajah dan juga rambutnya. "Tetapi, Edward Simanjuntak. Apakah kamu batal memijat?" tanya Denny sambil tersenyum. "Tidak mungkin, Denny. Tolong lepaskan bajumu" jawab Edward sambil terus merokok santainya. "Baiklah, Edward Simanjuntak. Bukalah kemejaku ini" kata Denny sambil tersenyum. "Baiklah, Denny Dinga Dawa. Aku teringat akan masa lalu" kata Edward sambil berbisik. "Baiklah, Edward Simanjuntak. Sekarang saatnya kau memijat punggungku lagi" kata Denny. Seketika itu juga, Edward mulai memijat punggung Denny.
Sementara itu di kamar lainnya, TJ sedang asyik menonton video. "Halo, Denny. Apakah kabarmu?" tanya Edward. "Tenang, Edward Simanjuntak. Aku sedang mencari William" jawab Denny sambil duduk. "Baiklah, Denny. Sekarang William sedang bersama Watler" jawab Edward sambil merokok. "Baiklah, Edward Simanjuntak. Aku ingin dia memijat punggungku" kata Denny. "Baiklah, Denny. Sebaiknya aku saja yang memijatmu" kata Edward sambil tersenyum. "Baiklah, Edward Simanjuntak. Apakah kau yakin?" tanya Denny sambil merasa heran. "Tenanglah saja, Denny. Sebaiknya aku saja yang memijatmu" kata Edward. "Baiklah, Edward Simanjuntak. Terima kasih atas tawaranmu" kata Denny sambil tersenyum. Seketika itu juga, Edward mulai memijat seluruh tubuh Denny.
Sementara itu di lantai atas, Alexander sedang mendengar. "Halo, Denny. Apakah kabarmu?" tanya Edward. "Tenang, Edward Simanjuntak. Aku sedang mencari William" jawab Denny sambil duduk. "Baiklah, Denny. Sekarang William sedang bersama Watler" jawab Edward sambil merokok. "Baiklah, Edward Simanjuntak. Aku ingin dia memijat punggungku" kata Denny. "Baiklah, Denny. Sebaiknya aku saja yang memijatmu" kata Edward sambil tersenyum. "Baiklah, Edward Simanjuntak. Apakah kau yakin?" tanya Denny sambil merasa heran. "Tenanglah saja, Denny. Sebaiknya aku saja yang memijatmu" kata Edward. "Baiklah, Edward Simanjuntak. Terima kasih atas tawaranmu" kata Denny sambil tersenyum. Seketika itu juga, Alexander pergi mencuci motornya.
Sementara itu di sebuah tempat, Victoria sedang menonton video. "Baik, tuan Watler Scummber. Aku senang sekali" kata William. "Baiklah, kakak William. Berbaring saja dekat diriku" kata Denny sambil tersenyum lebar. "Baik, tuan Watler Scummber. Aku akan menuruti permintaanmu" kata William sambil tersenyum dengan lebar. Seketika itu juga, Victoria pergi.
Sementara itu di rumahnya, William sedang duduk sendiri. "Baiklah, opa Denny tersayang. Sekarang aku akan membuat diri kita bersatu" kata William. "Astaga, William Simanjuntak. Darimana kau memiliki tali-tali itu?" tanyaka Denny terkejut. "Tenang saja, opa Denny. Tunggulah beberapa saat" jawab William sambil tersenyum lebar. "Baiklah,William Simanjuntak. Apakah yang kau lakukan?" tanya Denny sambil terkejut. "Tenanglah, opa Denny. Sekarang aku melepas seluruh celana opa Denny" jawab William sambil merangkak. Seketika itu juga, Denny mulai merasa kepalanya sedikit pusing.
Sementara itu di sebuah kedai, Victoria sedang asyik bercerita. "Baiklah, TJ anakku sayang. Sekarang saatnya pulang" kata Victoria sambil tersenyum lebar. "Baiklah, mama tersayang. Sekarang saatnya pulang" kata TJ sambil tersenyum lebar. "Baiklah,TJ anakku sayang. Sekarang saatnya pulang" kata Victoria sambil menutup bagasi. "Baiklah, mama tersayang. Biarkan aku yang menyetir mobil" kata TJ sambil usul. Seketika itu juga, mereka berdua segera pulang ke rumahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/360828655-288-k630783.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Muscular Guy
FanfictionSebuah kisah cerita wattpad tentang pria matang dan penulis novel tunadaksa