Terlihat seorang pemuda yang sedang terbaring di kasur nya, perlahan kelopak mata itu mulai terbuka, ya ia adalah Jevano angkara pradipta.
Jevano menatap ke sekeliling kamar yang ditempati nya ini, ia merasa asing dengan kamar ini.
"Anjirr, ini gue dimana? " Ucap Jevano bertanya-tanya
Tapi tiba-tiba sebuah memori asing masuk kedalam ingatan nya, jevano merasakan sakit yang sangat amat luar biasa dikepalanya.
Setelah beberapa menit akhirnya rasa sakit itu mulai mereda, jevano akhirnya mengetahui bahwa ia sedang ber transmigrasi, ia mencoba bangun dan memposisikan dirinya untuk duduk bersandar di sandaran kasur.
'Jeano Senopati' tubuh yang ia tempati sekarang, ia tahu bahwa Jeano adalah karakter figuran yang bahkan tidak memiliki peran apapun.
namanya hanya disebutkan sebagai anak bungsu keluarga Senopati.Jeano Senopati, berumur 17 tahun dengan tinggi 170 cm, dia menduduki kelas 10 IPA 2, ia hanya murid biasa tidak pintar tapi juga tidak bodoh.
Jeano Senopati, sering dipanggil dengan sebutan Jean/Ano, ia memiliki 2 kakak laki-laki, abang pertama jean bernama 'Jayden Senopati' berumur 25 tahun dengan tinggi 187 cm, di umur nya yang masih cukup muda ia sudah berhasil menjadi CEO di perusahaan ayahnya sendiri.
Sedangkan abang keduanya bernama 'Maraka Senopati' berumur 19 tahun dengan tinggi 185 cm, ia menduduki kelas 12 IPA 1.
Jevano hanya bisa menghela napasnya panjang, setidaknya ia bersyukur karena jeano memiliki keluarga yang sangat menyayangi nya.
(Sekarang kita panggil jevano jadi jeano/ano aja biar gampang)
Jeano turun dari kasurnya, beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, saat dikamar mandi jeano menyempat untuk melihat kearah kaca.
"Anjir, si jean mukanya ganteng banget, tapi kalo diliat-liat mukanya juga ada perpaduan antara, ganteng sama cantik. " Ucap Jean dalam hati ketika melihat wajah dari tubuh yang ia tempati ini.
Setelah selesai mandi, jeano keluar dengan handuk yang melilit di pinggang rampingnya.
Jeano membuka lemarinya dan mengambil kaos lengan pendek berwarna hitam dan celana panjang.
Setelah memakai pakaian nya ia duduk di pinggiran kasur dan mengeringkan rambutnya yang basah menggunakan handuk.
Tok
Tok
Tok
"Ano, ini Bunda sayang" Ucap seseorang yang berada di balik pintu.
"Bunda masuk ya.. "
Ceklek
Terlihat seorang wanita paruh baya yang Jean ketahui sebagai orang tua dari si pemilik tubuh yang ia tempati ini.
"Ano, ini sudah waktunya buat makan malam, ayo turun kebawah Ayah sama abang-abang kamu udah nungguin di bawah. " Ucap wanita paruh baya tersebut sambil megusak surai lembut Jeano.
"Iya, tadi Ano udah mau turun, tapi Bunda udah duluan ke kamar Ano. " Entah sadar atau tidak bibir jeano sedikit melengkung kebawah.
Melihat itu wanita yang di sebut Bunda oleh Jeano pun terkekeh pelan sambil kembali mengusak surai halus Jeano.
"Yaudah yuk, sekarang kita turun kebawah. " Ucap Bunda sambil menggandeng tangan jeano.
Tap
Tap
Tap
Suara langkah kaki menggema dilantai mansion tersebut, semua orang yang berada di meja makan pun mengalihkan atensi nya kearah Bunda dan Jeano.
"Ano sini, duduk disebelah abang. " Ucap si sulung 'Jayden'.
"Engga ya enak aja, Ano duduk di sebelah gue." Balas si anak tengah 'Maraka'.
"Udah-udah, lagian mana mau Ano duduk di samping kalian. " Ucap sang kepala keluarga 'Dirgantara Senopati'
"Sini, Ano duduk di samping ayah. " Ucap Dirga.
Mendengar itupun akhirnya Jeano menuruti ucapan sang ayah dengan duduk disamping nya.
"Sekarang kita mulai makan malamnya. " Ucap Dirga memerintah.
Akhirnya makan malam pun di mulai dengan nikmat, tidak ada yang bersuara saat di meja makan, itu karena Dirga mengajarkan keluarga nya untuk tidak bersuara saat di meja makan.
Setelah makan malam berakhir mereka pun memutuskan untuk berkumpul diruang keluarga, hanya sekedar untuk berbincang-bincang kecil, sedangkan Jeano membaringkan kepalanya pada paha sang bunda.
"Bundaa, usapin kepala Ano. " Ucap Jeano setengah merengek.
Mendengar rengekan dari si bungsu pun akhirnya dengan senang hati sang bunda menuruti ucapan Jeano.
"Manja banget sihh anaknya bunda. " Ucap Jayden sambil menciuni pipi berisi milik Jeano.
"Biarin." Balas Jeano sambil menenggelamkan kepalanya pada perut sang Bunda.
"Bunda, besok Ano berangkat sendiri ya? " Tanya Jeano dengan suara pelan karena terendam oleh perut bundanya.
Jeano menanyakan hal itu karena dari ingatan sang pemilik tubuh ia sering berangkat sekolah diantarkan oleh kedua kakanya.
"Ngga ada ya yang namanya berangkat sendiri, besok Ano berangkat sama abang. " Maraka yang sedari tadi hanya menyimak pembicaraan antara sang adik dan bunda pun kini menyaut sebab mendengar sang adik yang ingin berangkat sekolah sendirian.
"Emangnya Ano mau berangkat pake apa? Motor? Emangnya Ano bisa, orang kakinya aja pendek begitu. " Saut si sulung Jayden dengan nada sedikit meledek.
Mendengar nada ejekan tersebut pun entah mengapa membuat kedua matanya berkaca-kaca, setelah memasuki tubuh jeano membuat perasaan menjadi agak lebih sensitif.
"Bundaaaa." Ucap Jeano dengan menahan tangisannya.
Melihat si bungsu yang sudah mulai menangis pun membuat Dirga yang sedari tadi hanya diam kini membawa tubuh Jeano kedalam gendongnya.
"Kalian ini, bisa ga sih sehari aja ga bikin Ano nangis, kalian tuh udah besar tapi sifat nya masih kaya anak kecil." Ucap Dirga kepada Jayden dan Maraka.
"Hehe, maaf yah, habisnya Ano kalau nangis gemesin. " Ucap Jayden dan diangguki oleh Maraka.
Jeano yang mendengar itu semakin menangis di gendongan ayahnya, Dirga yang melihat anaknya tambah menangis pun mengusap-usap punggung jeano menggunakan tangannya.
"Kalian ini kalau di bilangin susah ya, sekarang kalian tidur besok kalian harus berangkat sekolah. " Ucap Dirga memerintah.
Mendengar perintah dari sang kepala keluarga pun akhirnya mereka beranjak dari tempat duduknya menuju ke kamar masing-masing, sebelum mereka beranjak untuk menuju kekamar, mereka menyempatkan diri untuk mengecup pipi berisi milik jeano yang kini telah tertidur di gendongan sang ayah.
901 kata.
Jangan lupa VOTMEN.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jevano Or Jeano | Jaemjen | [ On Going ]
عشوائيJevano angkara pradipta pemuda yang dikenal dengan sikap nya yang ramah dan baik hati dan jangan lupa ia juga memiliki wajah yang sangat tampan. Ia juga merupakan salah satu siswa terpintar di sekolah nya. Tapi ia harus mati karena tertabrak mobil...