05

1K 96 2
                                    

Vote sebelum baca.

Vote sebelum baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


🐱🐱🐱

"Maaf, saya tidak bermaksud."

Anzilo menyeka sudut matanya yang berair, "gak papa."

Maven yang melihat hal itu mengacak-acak rambut Anzilo.

"Cengeng."

Mata Anzilo kembali berkaca-kaca dengan bibir yang melengkung ke bawah.

"Zilo gak cengeng!"

"Terus kenapa nangis hm?" Maven menyeringai.

"Siapa yang nangis?!"

Anak itu mulai menangis. Sedangkan sang pelaku yang membuatnya menangis malah terkekeh geli.

"Zilo gak cengeng! Zilo cuma keluar air mata aja!" Ucapnya sambil terisak.

Reynold dan Dean tersenyum melihat Anzilo yang menangis. Menurut mereka itu adalah pemandangan yang sangat lucu dan menggemaskan.

"Papa~" Anzilo mendekati brankar Reynold dan bersusah payah naik ke atas.

"Papa?" Reynold terpaku mendengar itu dari mulut Anzilo. Itu terasa —menenangkan hatinya.

Anzilo memeluk tubuh Reynold dan masih menangis.

"Abang Maven jahat!" Adunya.

Reynold tersenyum tipis lalu memeluk kembali tubuh kecil Anzilo.

"Iya memang jahat." Maven melotot pada Papa-nya sedangkan Reynold menyeringai.

Dean menggelengkan kepalanya, "Papa seperti bocah." Dia berdecak kesal.

"Anak setan." Reynold bergumam pelan, namun tetap saja masih bisa didengar.

"Siapa yang setan?" Anzilo menyembulkan kepalanya dari dada Reynold. Tatapannya yang polos dengan mata dan hidung yang memerah karena menangis membuat Reynold menggigit bibir dalamnya.

"Menggemaskan sekali!" Reynold berteriak dalam hati.

"Dia." Reynold menunjuk ke arah Dean.

"Abang Dean? Tapi abang itu anaknya Papa, berarti Papa itu bapak setan?" Ucap Anzilo polos.

Maven dan Dean tertawa puas mendengarnya.

"Kena kau pak tua!" Dean berseru kegirangan.

"Bapak setan!" Maven ikut-ikutan mengejek Reynold.

Reynold menggerutu, "Benar-benar anak setan!"

Anzilo menatap ketiganya dengan mata berkedip lucu, ia bingung sebenarnya.


🙈🙉🙊

Karena tak ingin berlama-lama dirumah sakit, Reynold akhirnya pulang. Perjalanan menuju mansion ditemani keheningan karena si kecil Anzilo tertidur pulas dipangkuan Dean sedangkan Maven tengah menyetir.

Beberapa menit kemudian mobil memasuki area mansion yang sangat luas dan megah. Gerbang otomatis terbuka lalu beberapa bodyguard dan security yang bertugas menundukkan kepala mereka.

Anzilo membuka matanya saat merasakan di belokan. Matanya membelalak terkejut melihat megahnya rumah didepannya.

"Woah...." Mulutnya terbuka lebar, "Rumahnya gede banget?! Kerja apa yang punya, ya?" Anzilo menggelengkan kepalanya kagum.

Anak itu menatap Reynold, "Rumah siapa ini? Kita ada dimana?" Tanyanya dengan antusias.

Reynold tersenyum bangga, "Ini rumah Papa, keren bukan?"

Anzilo mengangguk cepat.

"Keren banget! Papa hebat! Pasti banyak uang." Dia bertepuk tangan gembira.

Reynold semakin merasa bangga. Selama dihidupnya walaupun sering dipuji oleh banyak orang, ini merupakan kali pertamanya merasakan kebanggaan atas pencapaiannya selama ini.

"Saatnya Zilo porotin duitnya!" Anzilo tertawa terbahak-bahak dalam hati.

🧙🧙🧙

Jangan lupa vote and comment!Ikuti kisah Anzilo selanjutnya ya kakak-kakak!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote and comment!
Ikuti kisah Anzilo selanjutnya ya kakak-kakak!!!












ANZILO DREAMLAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang