1.

1.9K 115 5
                                    

Hai, aku jennie. Aku hanya lah seorang karyawan caffe yang tinggal di apartemen kecil. Saat usiaku 10 tahun, ayah ku meninggal dunia akibat penyakit yang ia miliki selama bertahun-tahun, sedangkan ibuku meninggal saat usia ku 15 tahun. Aku tidak tau penyebab ibu meninggal, dia hanya tertidur saat itu hingga akhirnya ia berhenti bernafas. Bingung rasanya waktu itu bagaimana caranya bertahan hidup tanpa sosok ayah dan ibu, namun memiliki tekad yang kuat dan berani aku memutuskan untuk mencari pekerjaan paruh waktu hingga aku bisa membiayai diri ku sendiri, dari sekolah, makan, dan keperluan lainnya. Aku bangga sekali dengan diriku yang pantang menyerah ini walau hidup sederhana saja dan tak memiliki keluarga. Aku sudah biasa dengan masalah kehilangan orang terdekat ku, mungkin karena kejadian yang menimpa ku masih kecil jadi itu yang membuat ku terbiasa. Jangan dipikir aku tidak menangis, aku selalu menangis disaat merindukan kehangatan mereka walaupun aku sudah terbiasa dengan kehilangan, namun rasa sakit belum tentu bisa hilang.

Tempat ku bekerja dengan apartemen ku hanya beberapa meter saja, jadi setiap bekerja aku hanya berjalan kaki, hitung-hitung sambil olahraga dan mengirit. Kadang saking irit nya diriku, pernah suatu kejadian uang ku mulai menipis dan akhirnya aku memutuskan untuk tidak makan seharian, itu hampir menjadi kebiasaanku.


Jennie pov

Alarm mulai mengusik telinga dan tidurku. Lelah sekali rasanya harus bangun pagi setiap hari lalu bekerja hingga larut malam. Badan ku terasa remuk, walaupun begitu aku tetap harus bekerja atau kemiskinan mehadangku.

Aku pun bersiap-siap untuk mandi, setelah mandi aku menyiapkan baju kerja ku dan berangkat menuju ke caffe sambil berjalan kaki.

Di tengah-tengah perjalanan ada seorang perempuan menggunakan motor klasiknya berhenti dan bertanya kepadaku.

"permisi nona, bolehkah aku bertanya sesuatu?" tanya yang ku angguki sambil tersenyum ramah.

"aku dengar caffe ini mempunyai minuman yang enak dan tempat yang nyaman, apakah kau tau ini dimana?" tanya nya

"ah, tempat ini dekat di daerah sini, kau tinggal lurus saja lalu belok kiri, maka di sebelah kanan mu akan terlihat dengan jelas tempat yang ingin kau kunjungi ini" jawab ku dengan ramah.

"baiklah terimakasih banyak" katanya sambil menampilkan senyum serta deretan giginya.

Ia pun pergi menggunakan motor klasiknya yang terlihat tak terlalu mewah namun masih layak pakai dan pergi ke tempat caffe itu. Padahal aku karyawan caffe disana.

Tak terasa aku sudah sampai di depan tempat ku bekerja selama 3 tahun lebih. Sudah ku duga orang yang memakai motor klasik tadi ada di dalam caffe sambil menyeruput minuman kopinya. Ku tebak ia akan terkejut ketika aku meleyani pelanggan yang ada didalam.

Ku masuki tempat itu dan bergegas untuk berganti pakaian yang awal nya menggunakan kostum biasa menjadi kostum seorang pelayan. Setelah semua nya beres, ku hampiri meja-meja dengan membawa pesanan mereka masing-masing, hingga pada akhirnya aku tiba di meja orang yang bermotor klasik tadi. Ku taruh pesanan kentang nya di atas mejanya dan mengucapkan
"selamat menikmati nona" ucap ku tersenyum ramah padanya.

Dirinya terkejut dengan kehadiran ku. Ingin ku balikkan badan ku, namun tiba-tiba dia menggenggam tangan ku.

"kau orang yang tadi kan? kenapa tidak bilang bahwa kau karyawan disini? aku sangat terkejut melihat kehadiran mu" tanya nya sambil tertawa.

"ah, aku rasa lebih baik kita menyembunyikam identitas dengan orang asing" candaku

"perkenalkan nama ku Lisa" ia mengulurkan tangannya kepadaku, lalu aku menjabat tangannya.

"aku Jennie" balasku

"senang berkenalan dengan mu Jennie, sekarang aku bukanlah orang asing lagi" aku tertawa dengan ucapannya, dia sangat pintar melucu.

The Fairy - JENLISATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang