Bab 2[siapa?]

10 1 0
                                        

Malam tiba, suasana di meja makan sangat hening. Mama berdiri mengambil kacang untuk Nancy.

"Mau sampai kapan seperti ini?" Mama bertanya dengan sangat hati-hati takut menyingung perasaan anaknya.

Nancy mengalihkan pandangannya ke arah mama.

Mama yang melihat wajah kebingungan Nancy menghela nafas berat. Papa ada disana hanya berdiam menyimak percakapan anak dan istrinya.

"Kamu sudah lama ga main sama temen-temen kamu lagi, mau sampe kapan di dalam kamar terus?." Sebagai seorang ibu ia tentu sangat khawatir melihat anaknya lebih suka menyendiri di kamar semenjak kejadian itu.

Nancy melepaskan genggaman sendok ditangannya, ia berdiri dan langsung pergi dari sana tanpa satu kata pun yang keluar dari mulutnya.

Sesungguhnya ibu nya tidak bermaksud untuk menyingung perasaan Nancy, dia hanya tidak ingin Nancy menghabiskan waktunya selalu di kamar. Karena Nancy yang sekarang bukan seperti Nancy yang dulu.

Setelah sampai di kamar Nancy melihat luar jendela, angin malam begitu kencang, keluar rumah tanpa baju tebal itu akan membuatnya kedinginan.

Di pertengahan jalan dia melihat jembatan yang di bawahnya ada sungai, Nancy berjalan ke arah jembatan itu, ia berdiri di atas jembatan, hembusan angin malam menyentuh wajahnya. Nancy melihat ke bawah, arus sungai begitu sangat deras, Ia memeramkan mata nya, tiba-tiba semua pikiran yang selama ini dia sembunyikan terlintas di benak nya.

Semua terasa sangat berat.

Nancy selalu di teror dengan rasa ketakutan setiap dia melihat sesuatu yang bikin dia cemas.

Dan hari ini adalah hari yang sangat menakutkan.

Saat hendak melompat ke bawah dia terkejut dengan suara lelaki yang berasal dari belakang badannya.

"Hei lu lagi ngapain?"

Nancy membuka mata nya saat merasa ada seseorang yang sudah mengganggu nya.

"Ga usah ikut campur!"

"Pergi!" Nancy menghempaskan tangan orang itu.

Pria itu terkekeh, dia membuang permen karet yang ada di mulut nya setelah itu dia ikut berdiri di samping Nancy.

Tangan Nancy yang tiba-tiba di pegang sama pria itu sangat membuat ia kesal.

"Ngapain lu megang tangan gue!"

"Ayo"

"Apaan sih lu!." Nancy menatap tidak suka dengan Pria itu. Tangan nya ia tepiskan

Pria itu bersikap seolah-olah siap melompat dari atas jembatan ini ke bawah.

"Ya udah sih kalo ga mau gue aja yang lompat." ucap lantang pria itu.

Nancy yang sangat kesal sama pria itu menarik nya untuk menjauhi tempat berbahaya ini.

"Maksud lu apa sih!" Nancy mendorong bahu pria itu sangat kencang, setelah mengatakan itu ia meninggalkan pria itu sendirian.

pria itu menatap kepergian Nancy dengan heran.

"Gue kok kayak ga asing sama muka nya."

•••

Aku ingin bolos

Tapi

Ada pelajaran yang aku sukai..

"Hei Nancy."Nancy menoleh ke belakang saat seseorang memanggil nama nya.

"Oh hai jes" Ucap Nancy sambil tersenyum.

Seorang bernama Jes itu adalah teman Nancy, mereka temanan lumayan cukup lama tapi semenjak kejadian itu Jes dan Nancy jarang sekali menghabiskan waktu bersama, karena Nancy yang terus an menghindar.

"Lu dari mana aja?udah enam hari ga keliatan di sekolah."

Mereka berdua sambil berjalan menuju ke kelas. Jes sebenernya sudah tidak heran lagi kenapa Nancy jarang masuk sekolah karena seluruh teman mereka di kelas sudah mengetahui kalau Nancy jarang ada di kelas, bahkan dalam sebulan Nancy bisa datang hanya 1 minggu, tapi mereka semua tidak tau hilangnya Nancy itu kemana.

"Oh em gue liburan." Nancy menjawab dengan senyum tidak enak.

"Wih kemana lu?"

Tapi baru saja hendak menjawab pertanyaan Jes, Nancy dikejutkan saat pertama kali masuk kelas ia melihat pria tadi malam duduk di samping jendela.

Nancy kebingungan. Jadi selama ini kami sekelas?

"Ngapain lu senyum-senyum liat Nancy?"

"Jadi namanya Nancy?." Temannya yang bernama Zeidan merangkul nya dengan tatapan menggoda. Sedangkan pria itu masih menatap Nancy yang sedang berjalan ke meja nya masih menatap nya dengan tersenyum lebar.

"Jack, jangan bilang lu suka sama dia?cie."

Jack, pria itu adalah Jack.

Jack tidak menjawab pertanyaan Zeidan, ia hanya melihat Nancy dengan terus menerus.

•••

Stray lightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang