1. Kehidupan yang berbeda

12 2 0
                                    

Senja di Ufuk Timur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senja di Ufuk Timur

A story by cutiepinkycristal

Happy reading 🙌


🎖🎖🎖🎖🎖

Jakarta, Agustus 2018

Tuk tuk tuk

Bunyi langkah yang begitu nyaring dari perpaduan antara sepatu high heels dengan lantai keramik di gedung ini. Seorang perempuan berjalan dengan sanggulan beserta headpiece bunga yang bertengger sebagai pemanis dikepalanya serta kain songket yang senada dengan warna kebaya yang dikenakannya berwarna iced blue diangkat sedikit olehnya untuk memudahkan berjalan dengan langkah besar. Badannya yang ramping membuat kebaya yang terbalut ditubuhnya terlihat pas oleh pasang mata manapun. Sepasang mata tersebut yang tak henti mengeluarkan air mata membuat riasan tipis diwajahnya memudar, orang-orang yang melihatnya akan dengan mudah menebak bahwa perempuan ini sedang mengalami kesedihan entah karena putus cinta atau hal yang lainnya.

Langkah demi langkah menuntun perempuan tersebut keluar dari area gedung tempat diadakannya acara penting pada hari ini yang seharusnya membuatnya bahagia bukan berakhir sebaliknya, membuatnya mengeluarkan air mata. Namun bukan air mata kebahagiaan melainkan air mata kesedihan. Karena langkahnya yang tergesa-gesa membuatnya tak sadar bahwa ada sepasang suami istri paruh baya yang mengejarnya dan tak henti memanggil namanya. Namun seolah tuli, perempuan itu terus melangkah dengan cepat seolah ingin segera meninggalkan gedung yang membuat kenangan buruk yang seharusnya membawa kesan kebahagiaan pada hari yang telah dinantinya.

Hingga saat tiba di area parkir perempuan tersebut menghentikan langkahnya saat namanya disebut oleh pasangan suami istri paruh baya yang tak lain adalah orangtuanya, 'Kirana'. Ya, Kirana. Itulah nama perempuan yang seharusnya menerima kebahagiaan pada hari ini. Saat Ibu dan Ayahnya berhasil menyelaraskan langkahnya dengan tepat di hadapan putrinya, sang ibu langsung memeluk putri semata wayangnya. Mengusap punggungnya, berharap kesedihan putrinya dapat mereda. Namun bukannya mereda, sang putri malah membanjiri kebaya yang dikenakan oleh ibu nya dengan air mata.

"Sudah sayang, tidak perlu kamu tangisi laki-laki seperti dia,' ujar Ningsih menenangkan putrinya.

"Iya, Mamamu benar sayang. Lagipula laki-laki yang tidak bertanggung jawab seperti dia tidak pantas kamu.' Sang ayah menimpali.

Kata-kata yang diucapkan oleh kedua orangtua nya memang benar, namun Kirana belum bisa melupakan rasa kekecewaan sekaligus sakit hati nya yang terjadi baru saja beberapa saat yang lalu.

Flashback on

Kirana tak henti mengembangkan senyumnya. Bagaimana tidak, hari ini akan menjadi salah satu hari yang membahagiakan dalam hidupnya. Hubungan yang dipertahankannya akhirnya melangkah ke jenjang yang lebih serius, dirinya akan diikat dalam sebuah pertunangan oleh kekasih tercinta. Setelah melewati perjuangan meminta restu dari kedua orangtuanya yang kekeh ingin menjodohkan dengan laki-laki yang tidak dikenalnya bahkan wajahnya saja tidak pernah ia lihat. Akhirnya Kirana merasa telah berhasil memperjuangkan hubungannya dengan sang kekasih.

Senja di Ufuk TimurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang