Terlahir Kembali Untuk Menjadi Peri Kecil Manis Tuan Huo

Bab 33: Apakah Dia Menggoda?

Wajah Ling Fei langsung memucat. “Omong kosong apa yang kamu keluarkan? Aku tidak mempostingnya!”

Ling Fei'er mengangkat dagunya dan berkata dengan tatapan mengejek, "Kamu harus mengakui apakah kamu sudah mengatakan ini atau tidak?"

Wen Ruan tersenyum. "Ya saya lakukan."

“Sepertinya postingan itu benar. Wen Ruan, bukankah kamu mengundang ejekan dari kami semua? Bukan hanya kamu, bahkan wali kelas kami dan teman sekelas kami pun dihina karena hal ini!”

“Ini benar-benar apel busuk yang merusak tongnya.”

Ledakan keras terdengar segera setelah Ling Fei'er selesai berbicara.

Huo Hannian, yang sedang memainkan permainannya, membanting ponselnya ke meja. Dia melirik Ling Fei'er dengan pandangan gelap dan dingin. “Berapa lama lagi kamu akan berdiri di sini?”

Ling Fei'er terkejut.

Melihat pemuda yang penuh permusuhan dan rasa jijik, rasa dingin muncul di punggungnya.

A-apa dia berbicara dengannya?

Ling Fei'er selalu bangga karena semua anak laki-laki di kelas mengelilinginya. Tidak ada seorang pun yang pernah bersikap kasar padanya atau mengabaikannya sebelumnya. Tapi Huo Hannian baru saja melakukan kedua hal ini.

Air mata mulai berkumpul di matanya dan bulu matanya bergetar. “Huo Hannian, apakah kamu berbicara denganku?”

Huo Hannian sama sekali tidak menaruh simpati pada Ling Fei'er yang hendak menangis. Dia mengucapkan sepatah kata pun dengan dingin. “Enyahlah.”

Bibir Ling Fei yang mengerucut bergetar saat dia memeluk buku kerja. Ia menghentakkan kakinya berusaha menahan air mata yang jatuh tak terkendali. “Kamu keterlaluan, Huo Hannian!”

Kemudian, dia berlari keluar kelas.

Wen Ruan meletakkan kepalanya di atas meja dan mengalihkan pandangannya ke arah Huo Hannian.

Separuh wajahnya bertumpu pada lengannya sementara separuh lainnya menunjukkan senyumannya, dengan lesung pipit yang terlihat di pipinya. Ada aroma stroberi samar yang keluar darinya. Dia menatapnya dengan matanya yang besar dan cerah. “Jadi, kata 'enyahlah' adalah mantramu!”

Huo Hannian menempelkan lidahnya ke gigi gerahamnya dan menatapnya dengan ekspresi gelap. “Rayuanmu tidak berhasil padaku!”

Wen Ruan tercengang dengan kata-katanya.

Apakah dia salah memahami tindakannya karena catatan itu?

Apakah dia akan selalu berpikir bahwa dia menggodanya, tidak peduli apa yang dia lakukan?

( *Catatan yang pernah dibawa sama Huo Hannian waktu itu loh, yang nggak sengaja jatuh pas MC sama temennya satu lagi itu ngomong)

Wen Ruan mendorong kembali kuncir kudanya yang jatuh di bahunya dan mengedipkan bulu matanya yang panjang. “Saya tidak sedang menggoda.”

Lalu, dia bergumam pelan. “Aku tidak terlihat seperti ini saat menggoda.”

Dagu kuat Huo Hannian tiba-tiba menjadi tegang saat dia mengangkat teleponnya. Dia tidak repot-repot melihat ke atas lagi.

Setelah beberapa saat, suara lembut seorang gadis muncul di dekat telinganya. “Teman Sekelas Huo… kamu memegang ponselnya terbalik.”

Huo Hannian menyimpan telepon di sakunya dan meninggalkan tempat duduknya dengan ekspresi cemberut.

Bel sekolah berbunyi dan guru formulir masuk. Dia berkata kepada pemuda jangkung dan kurus yang sedang berjalan keluar, “Mau kemana, Huo Hannian?”

Pemuda itu melangkah keluar kelas seolah-olah dia tidak mendengar gurunya.

Mingkai yang duduk di belakang berkata, “Guru, dia pergi ke toilet.”

Guru formulir mengerutkan alisnya, merasa sangat kecewa dengan siswa yang buruk ini. Orang-orang ini akan melepaskan orang tuanya begitu saja setelah mereka lulus.

Setelah jam pelajaran pertama, wali kelas meninggalkan kelas dan kembali ke kantor.

Guru kelas 1, Zhou Liping, berkata sambil tersenyum, “Nona Li, saya mendengar bahwa Wen Ruan dari kelas Anda mengatakan dia ingin berada di posisi tiga teratas untuk ujian bulanan ini. Saya benar-benar harus mengucapkan selamat kepada Anda jika dia berhasil masuk tiga besar. Anda akhirnya berhasil mengubah siswa miskin menjadi siswa baik setelah mengajar selama bertahun-tahun!”