"Aku makan sendiri aja, biar kamu juga bisa makan!" gumam Casandra sambil mengambil piring nasi miliknya yang berada di tangan Farka.
terdengar suara dering dari smartphone Farka yang terletak di atas nakas yang memecah keheningan itu.
"Ouh yaudah habiskan makanannya nanti minum vitaminnya" ujar Farka dengan lembut mengusap kepala Casandra.
Farka berdiri dari kursinya dan menghampiri panggilan itu di sisi ranjang. Kemudian, Farka mengangkat telepon dari Zerlya, maminya.
Farka, masih mengenakan stelan baju tidur melirik sebentar layar ponselnya sebelum menjawab panggilan itu.
"Farka!!Sayang Kamu di mana?" suara Zerlya terdengar dari telepon.
Farka tetap diam, enggan menjawab pertanyaan ibunya setelah perlakuan buruknya terhadap Casandra semalam.
"Mami minta maaf, Farka... Kamu baik-baik aja? Polisi nggak ngejar kamu, kan?" Zerlya membanjiri dia dengan pertanyaan-pertanyaan.
"Polisi?" bisik Farka pelan.
"Mami tahu kamu nggak akan nerima wanita itu! Mami juga tahu dia nggak bunuh diri, tapi kamu yang mendorongnya, kan?!" Zerlya, salah paham dengan situasi setelah melihat berita di televisi,
"Mami salah ngga mau ngedengerin kamu sebelumnya.. dan ini ada kiriman untuk kamu dapat penghargaan model pendatang baru ,Kapan kamu pulang nak?" lanjutnya, suaranya penuh lega.
Farka menatap layar, merasakan campuran emosi. Dia tidak percaya bagaimana ibunya salah mengerti situasinya.
Dia pun mengiyakan pertanyaan Maminya agar dirinya bisa menikmati kehidupan bersama Casandra tanpa diketahui oleh siapapun.
"Hm, ya, Mi! Aku tinggal di jerman.. Yaudah mi,aku tutup teleponnya sekarang!" Farka menjawab dengan suara yang terdengar lemah, ingin segera mengakhiri percakapannya di telepon
"Jerman?? Mami tahu kamu butuh waktu agar tidak ada yang curiga.. Baiklah, sayang, selamat liburan!" ujar Zerlya dari seberang telepon.
Farka segera mematikan teleponnya dan melihat berita dari salah satu aplikasi yang mengungkapkan bahwa seorang wanita muda yang sedang hamil ditemukan tewas mengapung di bawah jembatan.
"Ini jembatan yang semalam? Oh ternyata.. hah sudahlah!" Farka tertawa senang, lalu dengan hati-hati meletakkan kembali ponsel pintarnya di atas nakas.
Farka melihat Casandra duduk santai di balkon, sementara dia baru saja keluar dari kamar mandi. Wajahnya berseri-seri saat melihat kekasihnya menikmati buah-buahan segar di bawah sinar matahari yang hangat.
"Farka, sudah makannya tuan putri?" tanya Farka dengan lembut,
"Hm" Casandra mengangguk dengan senyum manisnya, matanya terus terpaku pada pemandangan yang indah di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Please, Call Me Papa Anka's [TERBIT]
RomanceGue nggak peduli ayah dari bayi ini,benih yang ditanam di rahim lo ini! Yang pasti gue cuman ingin menjadi ayah untuk bayi ini, meskipun ini bukan darah daging gue,gue akan memperlakukan layaknya anak kandung. Dan gue juga nggak bakalan melarang lo...