Bab 5

10 3 1
                                    

"Biarkan aku menjadi diriku sendiri, jangan memaksa untuk menjadi orang lain, karena aku cukup sadar diri, tidak akan pernah bisa menjadi mereka."
-Rania Azzahra-

🍂🍂🍂

"KAMU BISA NGERTIIN GAK SIH? JANGAN BIKIN ORANG TUA PUSING DEH KAMU ITU SUDAH BESAR JANGAN BERPERILAKU KEKANAK KANAKAN!". Bentakan itu terdengar menggema di setiap penjuru rumah.

"SAYA CAPEK, PULANG KERJA BUKAN NYA DAPAT SAMBUTAN YANG BAIK MALAH MENDENGAR SEMUA OCEHAN TIDAK BERMUTU KAMU!". Kata kata itu masih setia meluncur dari seorang pria paruh baya yang sedang memarahi anak nya yang sedang tertunduk menahan tangis.

"Nangis aja terus, bisanya cuman nangis gak pernah membanggakan orang tua. Seharusnya kamu mencontoh dari Amel dia bersikap dewasa tidak manja dan mandiri". Sudah cukup pertahanan Rania runtuh, lagi dan lagi orang tua nya membanding bandingkan dirinya dengan Amel, sepupu dari papa nya itu.

Dengan perlahan Rania berdiri dan mengusap kasar air matanya. Berdiri tegak menatap kedua orang tuanya sendu.

"Nia memang anak bodoh, Nia selalu merepotkan kalian, Nia tidak pernah mengerti keadaan kalian, Nia cengeng, Nia manja. Tapi biarkan Nia menjadi diri Nia sendiri, tidak ada paksaan untuk menjadi orang lain. Nia memang berbeda makanya Nia tidak ingin dibanding bandingkan dengan Amel, Amel itu jauh lebih sempurna dari Nia, Nia udah tau itu dari dulu, jadi gak perlu mengulang lagi kata kata itu, Nia cukup sadar diri pah, jika papah ingin Nia seperti Amel, Nia rasa Nia gak sanggup, karena Amel jauh lebih sempurna dari Nia, maafin Nia pah, Nia selalu merepotkan kalian". Ucap Rania dengan mata berkaca kaca dan nafas yang memburu menahan gejolak amarah yang akan meledak kapan saja.

Sedangkan laki laki paruh baya itu tertegun mendengar ucapan sang anak, selama ini Rania tidak pernah membalas cacian dan makian nya, tapi apa ini? Rania membalas semua ucapan nya dengan sangat berani.

"Nia awalnya cuman ingin seperti mereka pah, memang apa salahnya Nia minta sedikit waktu papah buat dengerin keluh kesah Nia? Kenapa semua perilaku Nia Dimata kalian salah? Nia punya salah apa sehingga kalian memperlakukan Nia kayak gini?". Ujar Rania dan langsung melenggang pergi tanpa arah.

Selalu saja, semua prestasi bahkan sikap nya hanya dipandang sebelah mata oleh orang tua nya, ia sudah capek selalu mengemis waktu kepada mereka, mendengar semua cacian dan makian yang mereka lontarkan. Ingin rasanya Rania menyerah, tapi ia tidak boleh lemah, masih banyak yang harus dijalanin di dunia ini, jangan sampai karena masalah ini, dirinya menyalahkan seluruh dunia. Masih banyak yang peduli padanya bahkan kedua sahabat nya selalu ada di sisinya.

🍂🍂🍂

Sedang asik asiknya melamun dipinggir jalan, terdengar suara deruman motor bersahutan dari depan dan berhenti tepat di hadapan Rania.

Perlahan salah satu dari mereka membuka helm full face nya yang dimana menampilkan wajah rupawan yang ketika kita menatapnya tidak akan pernah bosan.

"Loh, kamu kak Rangga kan?". Tanya Rania ketika sudah melihat salah satu dari mereka yang kebetulan pernah bercengkrama kemarin di sekolah soal tabrakan itu.

"Ngapain?". Tak mengindahkan pertanyaan Rania, Rangga malah tanya balik.

"Ha?". Ayolah kapasitas otak Rania itu bagus, cuman kalo bahasa patung ya mana dimengerti olehnya.

"Ck, maksudnya ngapain Lo disini? Udah malem malah nongkrong dipinggir jalan, mau jadi pengemis atau mbak Kun Kun Lo?". Embat seorang pemuda dengan muka datar dan wajah yang emm,,,, sedikit menyebalkan mungkin?.

"Oh, engga tadi aku mau ke supermarket tapi gak jadi soalnya disini enak adem yaudah duduk dulu". Bohong Rania dengan tersenyum canggung.

Rangga yang mengetahui Rania berbohong hanya berdecak, ia sudah tau, semua. Bahkan perlakuan orang tua Rania terhadapnya.

"Naik!". Titah Rangga sembari melempar jaket tepat ke depan wajah Rania.

"Eh, mau kemana?". Tanya Rania was was, apaan coba disuruh naik jangan-jangan dia mau dibuang lagi ke rawa rawa? Membayangkan nya sudah begidik ngeri, kan Rangga orangnya nyeremin, jadi bisa aja kan dia tega.

"Udah dekk, naik aja engga bakalan di apa apain kok tenang, Rangga orangnya baik gak mungkin macem macem". Sahut seorang pemuda yang Rania tau itu adalah Rendi.

Perlahan Rania menaiki jok motor sport Rangga, tapi nihil badan nya terlalu kecil sedangkan motor itu cukup tinggi.

"Pendek". Ledek Rangga dengan senyum tengil nya.

"Ish, apaan orang motor nya aja yang ketinggian, aku udah pas tau segini". Bela Rania tidak terima dikatain pendek

"Dasar cebol". Semakin gencar Rangga menggoda bocah imut ini.

Mata Rania mulai berkaca kaca, ayolah sekarang mood nya sedang anjlok dan malah dibully pendek lagi.

"BWHAHAHAHAHAHHA". Tawa itu menggelegar dari ke 4 pemuda yang dari tadi menyimak adegan mereka .

Nah kan sekarang dirinya jadi bahan tawaan mereka, dengan kesal didinya berbalik ingin pergi tapi tidak jadi karena merasa dirinya melayang dan sudah duduk diatas Jok motor Rangga

Otak nya masih loading, apakah tadi Rangga mengangkat dirinya dan mendudukkan di jok? Se enteng itu?

Lamunan nya buyar ketika Rangga bersuara dan berhasil membuat nya malu dan canggung

"Pegangan".

"Enggak!".

"Pegangan Rania".

"Gak mau kak".

Tiba tiba saja Rangga melajukan motor nya dengan kecepatan diatas rata rata, Rania yang belum siap pun langsung memeluk Rangga dari belakang dan kepala yang di benamkan dalam punggung tegap itu.

🍂🍂🍂

Hayoloh Rania mau dibawa kemana?
Btw jangan lupa tinggalin jejak🐾












Rania •New•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang