Prolog

959 90 4
                                    

Tak ada air mata atau suara tangis yang keluar dari bocah berusia 5 tahun itu melihat peti berisikan jenazah ibunya perlahan tertimbun tanah. Mata kelam Menma hanya memandang dalam diam.

Nyaris semua pelayat yang datang memasang wajah sedih bahkan beberapa ikut menangis. Menma hanya meratapi kepergian ibunya dengan raut wajah datar.

Dibelakangnya, sang nenek memeluknya seolah ingin memberinya kekuatan agar tidak bersedih. Menma tidak bersedih, dia bahkan tidak mengerti apa yang ditangisi orang-orang itu padahal ia sendiri sama sekali mengeluarkan air mata setetespun.

Kepala Menma mendongak mencari sosok sang ayah yang jarang ia lihat dalam keseharian. Uchiha Sasuke, ayah kandung Menma itu berdiri disebrang liang Lahat. Tak nampak raut kesedihan diwajahnya. Sama seperti Menma, Sasuke hanya menatap datar ketika istrinya disemayamkan.

Suara derap langkah terdengar mendekat. Seseorang berdiri disamping Menma. Tiba-tiba saja orang itu berlutut dan mensejajarkan tingginya dengan Menma. Kepala Menma menengadah dan menatap seorang pria yang kini sedang berlutut di hadapannya.

"Menma?" tanya pria itu pelan.

Menma terkejut namun perlahan kepalanya mengangguk. Pria di hadapannya memiliki kemiripan fisik dengan ibunya. Rambutnya yang pirang dan matanya yang sebiru langit mirip sekali dengan ibunya yang sudah tiada.

Pria itu tersenyum tipis. Meski begitu Menma bisa melihat kesedihan yang mendalam di matanya.Tangan pria itu terulur lalu mengusak surai hitam Menma. Entah mengapa, ada perasaan asing yang meliputi hati Menma ketika kepalanya disentuh oleh pria asing itu.

"Kau pasti tidak mengingatku, terakhir kali kita bertemu kau masih bayi merah"

Tangan pria itu terasa dingin, namun entah mengapa sentuhannya di pipi Menma membuatnya hangat.

"Aku Uzumaki Naruto, Aku pamanmu. Mulai sekarang kita akan sering bertemu"

Menma tertegun melihat senyuman secerah matahari itu. Walaupun mata pria itu terlihat sendu namun senyumannya terlihat begitu tulus.

"Dobe"

Entah sejak kapan Sasuke sudah berdiri di belakang Naruto. Wajah Sasuke terlihat terkejut mendapati Naruto yang sedang berbicara dengan Menma.

Naruto segera berdiri dan menghadap kawan lamanya. Senyuman tak pernah lepas dari bibirnya. Tangannya terulur mencoba bersikap ramah meski hatinya menyimpan banyak kemarahan pada sosok dihadapannya itu.

"Sudah lama kita tidak bertemu, Sasuke"

Dahi Sasuke mengerut. Sasuke mengira ia berhalusinasi melihat Naruto disana. Rupanya sosok dihadapannya saat ini benar-benar Naruto.

"Dobe"

Sasuke berbisik pelan sebelum merengkuh tubuh Naruto dalam pelukan. Betapa ia merindukan sosok pria pirang itu dalam hidupnya. Sasuke sempat mengira bahwa ia sudah gila karena membayangkan Naruto ada di dekatnya. Penantian panjangnya terjawab sudah dengan kehadiran Naruto.

Menma hanya bisa menatap dua sosok dewasa yang tengah berpelukan di hadapannya dengan bingung. Ia tak pernah melihat Ayahnya menampilkan raut wajah seperti sekarang. Menma hampir tidak percaya bahwa pria yang tengah menahan air matanya sekuat tenaga itu adalah sosok ayahnya yang selama ini selalu bersikap kaku dan dingin.

Ada satu hal lagi yang membuat Menma bingung. Pria asing itu tadi mengatakan bahwa ia adalah pamannya.

Sungguh?

Menma tidak pernah tahu sebelumnya bahwa ia memiliki seorang paman. Dan entah mengapa walaupun baru bertemu sebentar Menma langsung menyukai pamannya.

Uzumaki Naruto, pamannya, kakak dari mendiang ibunya. Kelak hubungan mereka akan semakin dekat bahkan tak terpisahkan. Sosok paman yang akan melindungi, mengayomi, bahkan mengajarkannya banyak hal yang selama ini tak pernah ia ketahui.

____________________

What The Meaning Of FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang