3

627 58 5
                                    

Sasuke memperhatikan Naruto dan Menma yang sibuk sendiri di kursi penumpang. Naruto sengaja mengabaikannya dengan mengajak Menma berbincang dan bercanda. Sesekali Sasuke bisa mendengar kekehan kecil Menma juga Naruto. Bibir Sasuke tanpa sadar ikut tersenyum mendengar tawa keduanya.

Seandainya saja ia dan Naruko tak menikah, Pasti hidupnya akan jauh lebih bahagia. Karena ulah wanita licik itu Sasuke harus menghapus impiannya membangun keluarga bersama Naruto. Bahkan setelah Menma lahir pun hati Sasuke sama sekali tak tersentuh. Nama Naruto selalu tersemat di hatinya dan membuatnya tak bisa sepenuhnya menerima keberadaan Menma.

Andai saja Menma anaknya bersama Naruto, bukan dengan wanita itu sudah pasti Sasuke akan menyayanginya dengan sepenuh hati. Menyebutkan namanya saja Sasuke tak sudi. Kata benci sekalipun tak cukup menggambarkan bagaimana perasaannya pada Naruko.

"Papa, terima kasih sudah mengantar Menma ke sekolah. Menma senang sekali" ujar Menma ketika mereka sudah tiba di depan pintu gerbang sekolah.

"Hm"

Sasuke hanya menanggapi seadanya dan menatap putranya datar. Melihat reaksi ayahnya yang datar, seketika raut wajah Menma berubah murung. Naruto yang tidak terima melihat keponakannya diperlakukan seperti itu oleh Sasuke segera menarik tangan Menma menjauh.

"Papa pasti marah karena Menma merengek ingin di antar. Apa Papa akan semakin benci Menma?"

Naruto benci sekali melihat ekspresi Menma yang kelabu. Tak bisakah Sasuke bersikap lebih perhatian pada anaknya sendiri? Tak adakah rasa sesal di benak Sasuke setelah mengabaikan putranya sendiri?ingin rasanya Naruto memaki Sasuke sepuasnya karena sudah bersikap tak acuh pada Menma, namun Naruto mencoba menahan diri.

"Paman sayang Menma, Menma percaya kan?" Tanya Naruto lembut sambil membelai surai hitam Menma.

"Iya paman, Menma tahu"

"Walaupun paman bukan orang tua Menma, Paman sangat menyayangi Menma. Paman yakin, papa Menma juga sayang pada Menma"

"Tapi paman, Papa tidak pernah bilang sayang pada Menma. Papa juga selalu menjauh dari Menma"

"Menma, orang dewasa itu rumit. Tidak semua orang dewasa bisa mengungkapkan rasa sayangnya dengan kata-kata. Mungkin papa Menma seolah menjauhi Menma, tapi paman yakin, saaaangat yakin kalau papa Menma juga sayang Menma, begitupun dengan Mama Menma"

Menma tentu tak percaya begitu saja. 5 tahun hidupnya sekalipun ia tak pernah mendengar baik ayah maupun ibunya berkata menyayanginya. Sasuke selalu menatapnya dingin sementara Naruko bahkan tak sudi untuk sekedar menatapnya. Apa sifat kedua orang tuanya yang seperti itu bisa dikatakan sebagai bentuk kasih sayang?

"Menma tidak mengerti, paman. Kenapa orang dewasa seperti itu? Kenapa kalau sayang tidak bilang?"

"Sekarang Menma mungkin tak mengerti. Tapi nanti, ketika Menma bertambah besar Menma akan mengerti dengan sendirinya"

Beberapa hal memang sebaiknya tak perlu diucapkan secara gamblang. Masih terlalu dini bagi Menma untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi dengan keluarganya. Naruto akan menunggu sampai waktunya tepat dan Menma cukup dewasa untuk memahami semuanya.

"Sekarang Menma tidak perlu mengkhawatirkan apapun. Cukup percayai kata-kata paman. Paman tidak akan pernah berbohong pada Menma"

Naruto menyodorkan jari kelingkingnya dihadapan Menma. Menma lalu menyambut nya dengan mengaitkan jari kelingkingnya juga.

"Menma percaya pada paman. Menma juga sayang paman"

"Paman juga sayang sekali pada Menma, terima kasih sudah percaya pada paman"

What The Meaning Of FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang