1

901 72 6
                                    

Ini adalah hari pertama Menma sekolah setelah 2 minggu absen karena ibunya meninggal. Selama 2 minggu Menma berdiam diri di rumah sebagai tanda berkabung atas kepergian ibunya. Setiap hari Menma selalu mencari sosok Naruto yang mengaku sebagai pamannya. Akan tetapi Naruto tak pernah menampakkan diri lagi.

Padahal pamannya bilang bahwa mereka akan sering bertemu tapi hingga detik ini pamannya itu tak juga muncul.

"Menma, ada seseorang yang ingin bertemu denganmu"

Mikoto, Nenek Menma memanggil cucu semata wayangnya yang tengah melamun itu untuk mendekat. Menma segera turun dari atas kursi lalu berlari kecil mendekati neneknya.

Betapa terkejutnya Menma melihat Naruto yang kini sedang duduk di ruang tamu sambil bercengkerama ringan bersama neneknya.

"Menma, kemari" panggil Naruto sambil melambaikan tangannya.

Ragu-ragu Menma mendekat dan tanpa ia duga sama sekali, Naruto mengangkat tubuhnya lalu mendudukkan Menma diatas pangkuannya.

"Hari ini sekolah?" Menma mengangguk.

Bocah berusia 5 tahun itu merasa canggung karena berada terlalu dekat dengan Naruto yang baru dikenalnya.

"Mau pergi dengan paman?"

Menma ingin mengangguk lagi namun takut jika neneknya marah jika dia pergi bersama Naruto. Mata Menma melirik sang nenek yang sedang menikmati secangkir teh hangat di pagi hari. Seakan mengerti lirikan dari cucu satu-satunya, Mikoto tersenyum lalu mengangguk setuju.

"Kau boleh berangkat dengan pamanmu kalau mau, sayang"

Naruto menurunkan Menma dari pangkuannya lalu memegang tangan mungil keponakannya itu.

"Paman bantu bersiap, ya?"

Seumur hidup Menma, baru pertama kali ada orang lain selain nenek dan pengasuhnya yang membantunya siap-siap sekolah. Semasa hidup, Ibu Menma tidak pernah membantu Menma mempersiapkan keperluan sekolahnya, bahkan mengantar atau menjemput Menma saja tidak pernah.

"Kaki kanan dulu"

Lamunan Menma terputus ketika Naruto menarik kaki kanannya untuk memakai sepatu. Biasanya Menma selalu memakai sepatunya sendiri. Nenek atau pengasuhnya hanya akan membantunya berpakaian. Sisanya Menma harus melakukannya sendiri.

Tidak hanya membantu memakai sepatu, Naruto bahkan membantu Menma memasukkan semua kebutuhannya hari ini ke dalam tas ransel miliknya. Semuanya terasa berbeda, tapi Menma senang. Bocah itu merasa diperhatikan dan itu menyenangkan.

"Mana mobil paman?" tanya Menma ketika tak melihat satupun mobil yang terparkir di pekarangan rumahnya. Ia biasa diantar jemput sekolah oleh supir keluarga. Apa hari ini pamannya juga akan mengantarnya supir? Atau pamannya akan mengendarai mobilnya sendiri?

Naruto menarik tangan Menma untuk berjalan mengikutinya.

"Kita akan naik bus"

"Bus? Menma tidak pernah naik bus"

Naruto tahu itu. Tidak mungkin keluarga Uchiha akan membiarkan cucu kesayangannya mengendarai kendaraan umum sementara mereka memiliki belasan mobil untuk mengantarnya kemana saja. Namun Naruto ingin mengajak keponakannya itu merasakan pengalaman baru. Ia ingin Menma tumbuh seperti anak seusianya, dan Naruto akan memulainya dari hal paling sederhana.

"Paman tahu, karena itu hari ini paman akan mengajak Menma naik bus. Menma tidak keberatan kan?"

Menma menggeleng. Ia justru penasaran seperti apa rasanya mengendarai bus. Menma sudah pernah menaiki pesawat, kapal laut bahkan helikopter sekalipun tapi ia tak pernah tahu bagaimana rasanya mengendarai bus juga kereta.

What The Meaning Of FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang