∆ Happy reading ∆Hari Senin. Ya, hari yang paling Mahakam benci. Entah mengapa, rasanya hari Senin ke hari Jumat sangatlah lama. Tetapi jikalau hari Sabtu ke hari Minggu rasanya sangat cepat.
Dan sekarang, Mahakam sudah sampai di gerbang sekolah. Ia segera memarkirkan motor ninja nya disamping motor vespa matic berwarna pink cerah. Lalu turun dari motor dan membuka helm nya.
Hari ini upacara. Alasan Mahakam membenci hari Senin adalah karena Upacara. Selain itu karena ada mapel matematika, fisika, dan biologi secara bersamaan juga sih.
Ngomong-ngomong, koridor SMANSA hari ini bisa dibilang cukup sepi. Karena biasanya, banyak siswa siswi yang berlalu lalang di koridor ini.
Dari jarak yang cukup dekat, Mahakam bisa melihat Kai, Oky, Lutfi dan beberapa teman-temannya sedang berbincang di depan kelasnya. XI Mipa 2.
"Eh brother kita baru dateng, tumben lu telat, ngapa lu brother?" Tanya Daren sembari menatapnya sedikit heran. Bukan apa-apa, hanya saja... biasanya Mahakam jarang sekali telat. "Macet" Jawab Mahakam seadanya.
Mereka kemudian kembali berbincang bersama di depan kelas.Tidak lama kemudian, terdengar bel sekolah sudah mulai berbunyi.
Mereka lalu segera turun ke lapangan untuk upacara. Upacara lalu dilakukan dengan sangat khidmat.
"Baik Anak-anak, Bapak akan mengumumkan teman kalian yang Alhamdulillah baru saja memenangkan kejuaraan Pencak Silat tanggal 21 Februari kemarin. Langsung saja kita panggil untuk Ananda Dhiajeng Anjani dari kelas XII Mipa 1 silahkan kedepan." Ucap Pak Seno selaku kepala sekolah SMANSA.
Yang dipanggil namanya itupun segera berjalan ke depan lapangan. Terdengar suara riuh tepuk tangan dari murid-murid SMANSA.
Ada juga yang langsung merasa insecure seketika dengan Anjani karena lagi dan lagi Ia dipanggil ke depan lapangan karena prestasi.
"Gila, pantes aja dijadiin inceran cowo-cowo, Dia berprestasi banget anjir", "Ini mah bukan cowo-cowo aja yang suka, cewe juga kaya nya bisa suka sama dia juga deh, keliatan se positive vibes itu orangnya" Ucap para perempuan di samping Mahakam.
Setelah selesai di pakai kan medali oleh Pak Seno, penyerahan sertifikat, dan berfoto, Ia langsung kembali ke tempatnya baris seperti semula. Tidak lupa mengucapkan terimakasih.
" Sekali lagi selamat kepada Ananda Anjani, semoga menginspirasikan teman-teman yang lainnya. Tepuk tangan sekali lagi untuk Anjani." Jelas Pak Seno.
Mahakam juga ikut tepuk tangan sembari melihat ke arah Anjani. Ia tahu perempuan itu karena memang Anjani adalah murid yang populer.
Tetapi Hakam hanya sebatas tahu nama saja. Lagian juga ga ada yang menarik dari Anjani, Gue sama dia juga cuma sebatas dekel dan kakel doang, Fikir Mahakam.
Tetapi... entah mengapa, kali ini rasanya berbeda. Ada rona kemerahan yang samar di pipinya ketika Ia melihat Anjani.
--~~~•••~~~--
Mereka kini sedang berada di kantin, Mahkam, Oky, Kai, dan Lutfi. Kantin hari ini lumayan ramai.
"Yang tadi maju ke depan itu namanya Anjani kan? Kelas berapa dia?" Tanya Mahakam tiba-tiba.
"Anjay seorang Rion Mahakam kepoin cewe." Canda Kai.
"Diem lo." -Mahakam.
"Ho'oh, yang tadi namanya Anjani, kelas XII Mipa 1. Btw ngapa dah lu tiba-tiba nanyain tentang dia?" Jawab Lutfi.
"Gapapa." Balas Mahakam.
Singkat, padat, dan jelas. Batin Kai. "Weh ky, lagi sakit gigi lu? Tumbenan amat diem." Tanya Kai kepada Oky yang sedari tadi hanya menyimak obrolan mereka.
"Ga." Jawab Oky.
"Yaelah diem-diem bae lu kek cewe kalo lagi bm." Ucap Lutfi.
"Hahahaha anjirr mana iya lagi. Btw ky, jangan kek Hakam lu, hidup nya kaku kaya kanebo kering." Celoteh Kai.
"Asii lu pada, garing bet." Jawab Oky yang sedang badmood itu. "Asi-asi, as-"
Tring "Istirahat pertama akan berakhir dalam lima menit, the first break will be ended in five minutes".
Baru saja Kai ingin kembali berbicara, bel sekolah sudah mulai berbunyi. Itu artinya istirahat selesai. Dan mereka membenci ini karena setelah istirahat selesai ada jam pelajaran Matematika.
"Udah-udah, cabut kuy. Males gua MTK." Ajak Lutfi.
"Gass." Jawab Oky dan Kai secara bersamaan.
"Ga dulu." Jawab Mahakam. Memang Ia tidak terlalu suka bolos, karena katanya, kasihan orang tuanya yang rela berjuang untuk menyekolahkannya.
Kai yang semula tersenyum pun menjadi cemberut dalam sekejap. "Yaelah Kam, ga asik lu."
Mahakam yang melihat itu kembali berucap. "Lu pada aja, gua mau ke kelas."
--~~~•••~~~--
Mahakam kini sedang berjalan menuju kelasnya. Ia benar-benar tidak bolos.
"Anjani?" Ucap Mahakam di dalam hati.
Baru saja Mahakam ingin berbelok kearah tangga, Ia tidak sengaja melihat seorang perempuan yang tadi pagi menjadi pelaku dirinya blushing.
Dan yang lebih mengejutkan lagi, perempuan itu tersenyum ke arahnya. Garis bawahi, tersenyum ke arahnya.
° To Be Continued °
Halooo semuanyaaa!!
Makasih yang udah bacaa, jangan lupa vote dan komen yayayaya!
Btw maaf banget kalo masih ada yang typo, atau kata-katanya kurang tepat.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAY WHITE PERIOD '*•.¸♡ ♡¸.•*'
Roman pour AdolescentsGray white period atau masa putih abu-abu. Menceritakan kisah tentang Orion Mahakam yang mencintai Dhiajeng Anjani. Penasaran tentang ceritanya? Yuk dibaca! Jangan lupa vote dan baca yaaa!!!