This part written by Cimimut2
***
Cahaya berpendar dari lensa kamera, menghasilkan bunyi "ckrik" saat menghadap kepada wanita bergaun putih yang duduk di hadapan sebuah kanvas. Jemari lentiknya menggenggam sebuah kuas berujung lancip. Bola matanya membulat sempurna saat lensa kamera menyorot wajah.
"Kau cantik, sama seperti lukisanmu." Pujian terlontar pemilik jemari pucat lentik yang menggenggam kamera dengan kedua tangan. Senyuman lebar tersungging di atas bibir tipisnya. Dia menurunkan kameranya, memamerkan mata yang menyipit akibat tersenyuman lebar.
Pujian tersebut membuat bibir sewarna persik lawan bicara sedikit terbuka. Kedua pipi pucat memancarkan warna kemerahan yang tipis. Dia mengiggit bibir bawahnya dan sedikit memalingkan wajah. "Aku merasa tidak pantas atas pujian itu." Iris sehitam obsidian mengalihkan pandang dari pandangan mata hitam yang memancarkan keramah-tamahan.
"Tapi, kau memang cantik. Lukisanmu juga sangat cantik, seperti dirimu." Usai mengucapkan, pipinya berpendar merah nan tipis kala memandang sosok yang terduduk anggun di atas kursi dan masih menggenggam kuas di jemari. "Ngomong-ngomong, perkenalkan, aku Lily, seorang fotografer dan juga penggemarmu." Lily menyodorkan tangannya yang sedikit bergetar kepada sang Pelukis. Sedangkan, bola matanya menyorot bola mata si pelukis bagai kamera yang selalu dia genggam. Seolah-olah, berusaha memotret keindahan pancaran mata sang Pelukis.
Hawa hangat dan dingin bercampur menjadi satu dalam raga. Memberikan sensasi aneh merambat dalam diri Lily. Tangannya semakin bergetar kuat, sekuat getaran yang terasa dalam dada, kala merasakan kehangatan dari telapak tangan sang Pelukis. Getaran dalam dada juga tangan, hingga rasa hangat dan dingin dalam tubuhnya semakin kuat beradu. Saking kuatnya, kerongkonan yang biasa lancar mengutarakan berbagai ocehan jadi terasa sulit untuk melontarkan sepatah kata. Rasa gugup terlalu menguasai diri hingga membatukan tubuhnya.
"Senang bertemu denganmu, Lily." Pelukis melemparkan senyuman kecil yang terlihat sangat anggun di mata Lily. Mungkinkah terdapat kesalahan dalam pandangannya atau memang sang Pelukis secerah matahari? "Lily?"
Suara lembut Pelukis yang memanggil namanya membuatnya tersadar dari lamunan. "Maaf, aku melamun." Suaranya masih bergetar akibat rasa gugup tak tertahan. "Ngomong-ngomong, siapa namamu?" Dia bertanya sembari memandang bola mata sang Pelukis yang terlihat berpendar, meskipun mungkin hanya terlihat dalam khayalan. "Mungkinkah aku harus memanggilmu sang Pelukis?" Lily berkelakar, membuat sang Pelukis tertawa kecil.
Tawa sang Pelukis juga terlihat sangat anggun. Telapak tangan yang menutup mulut tatkala mengeluarkan suara kikikan membuatnya terlihat semakin mempesona. Rasa hangat semakin menguasai dada Lily, meski di sisi lain malah membuat tubuhnya terasa dingin dan kaku hingga tak mampu bertindak, juga mengeluarkan sepatah kata.
"Ya, panggil saja aku sang Pelukis." Dia menghentikan tawa saat menanggapi kelakar tersebut, kemudian memandang tepat pada bola mata Lily yang terpaku akan pesonanya.
[ Can I Have Your Name? ]
Tanggal publikasi: 22 Januari 2024
Author's Note
Hai, udah lama enggak ketemu, tiba-tiba malah bikin projek kolaborasi sama VPLeonidas. Sebenarnya ini lebih ke projek suka-suka, jadi upload pun suka-suka yang nulis. Ngeselin? Memang. Tapi aku ada projek lain sehingga emang enggak bisa nulis ini everyday, ya. Plus rekanku sendiri sebenarnya juga orangnya sok sibuk.
Kalian bisa baca ini di akunku atau akun VPLeonidas :D
Anyway, untuk visualisasi, kami sengaja menggunakan SQHY.
Lily - Wang Yi
Sang Pelukis - Zhou Shiyu
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Have Your Name?
Roman d'amourCollaboration with V. P. Leonidas (15+) WARNING! GXG CONTENT Lily tidak pernah menyangka akan bertemu dengan si pelukis yang membuat hatinya berdebar saat pertama bertemu. Namun, pelukis yang begitu dikagumi itu amat misterius, bahkan dia enggan mem...