Halo, Call me Reen.Selamat membaca🤗
-Jangan hanya melihat luarnya saja, tapi cari tau juga isinya-
°°°°
Cahaya matahari yang bersinar terang di langit kota Jakarta, membuat semua orang bersemangat untuk melakukan aktivitasnya masing-masing. Begitu juga dengan dua gadis remaja yang saat ini sedang melakukan perundungan di sebuah gudang belakang sekolah SMA VADERIAN SCHOOL.
"Ria, lo gak merasa bau di dekat mereka?" tanya seorang gadis remaja yang sedari tadi duduk dan merekam aksi perundungan sahabatnya dari kejauhan. Jika melihat name tag di pojok kanan seragamnya, terdapat nama Natalia Larisa Hiden.
Riana Lisia Verdian mengangkat bahunya acuh. Dia memang baru saja menyiram tubuh kedua gadis di depannya menggunakan air, oli dan juga cat. "Gue masih belum puas soalnya,"
Natalia mengangguk mengerti. Bersahabat sejak pertama kali masuk ke SMA membuatnya cukup mengenal sosok Riana. "Oke, gue ngerekam dari sini ya. Di sana soalnya bau banget, gak tahan gue."
Riana hanya mengangguk sekilas, kemudian pandangannya beralih ketika salah satu dari gadis yang dirundungnya berbicara.
"Maaf, Riana, a-aku bener-bener minta maaf," ucap salah satu gadis yang tubuhnya bergetar hebat, karena dingin juga ketakutan.
Gadis remaja lain hanya mampu menangis sembari menunduk. Dia merasa sangat tertekan dan tidak berani menatap sosok gadis di depannya.
Riana menaikan salah satu alisnya, "Kenapa lo minta maaf? Emangnya kesalahan lo apa?"
"Kita gak salah apa-apa, tapi kenapa lo lakuin ini ke kita?" tanya gadis tadi dengan mata memerah. Dia tidak lagi menggunakan kata 'aku-kamu' seperti sebelumnya.
Riana tersenyum miring, "Kita ngelakuin ini cuman buat seneng-seneng. Buat hiburan semata. Kenapa lo kayak ketakutan gitu sih?"
Natalia yang sedari tadi menyimak langsung tertawa puas ketika mendengar jawaban sahabatnya.
"G-gue, g-gue ..."
Belum sempat menyelesaikan ucapannya, gadis itu harus menutup kedua matanya ketika Riana tiba-tiba menumpahkan air dari dirijen yang ada di sana.
"Banyak omong lo!" tandas Riana dengan tatapan dinginnya. Setelah airnya habis, dia membuang dirijen itu ke sembarang arah kemudian berbalik untuk menghampiri sahabatnya.
"Males, udah gak mood gue," keluhnya kepada Natalia yang kini turun dari atas kardus menumpuk.
Natalia mematikan kamera gawainya, karena sepertinya sahabatnya itu sudah selesai melakukan kegiatannya. "Ya udah, kita ke kelas aja. Kayaknya yang lain belum pada datang juga. Biarin mereka di kurung di sini,"
"Oke, lo yang kunci pintunya, Nat!" titah Riana seraya berjalan santai keluar gudang. Tangannya bergerak memainkan gawainya untuk menghubungi sang pujaan hati.
Natalia mendengus, tetapi tetap mengambil sebuah kunci di atas kardus dan pergi keluar menyusul sahabatnya. Dia langsung menutup rapat pintu gudang dan menguncinya setelah berada di luar. Seolah-olah tidak ada siapapun di dalamnya.
Begitu mendekati Riana, Natalia langsung menutup hidungnya ketika mencium bau di tubuh sahabatnya. "Lo bau banget, Ri. Baju lo juga kena cat sama olinya,"
Riana langsung berdecak ketika melihat noda cat dan oli di seragamnya, "Mereka itu emang nyusahin aja,"
"Lo bawa baju ganti, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Im Antagonis?
Teen Fiction[UPDATE SEMINGGU SEKALI] •Kehidupan yang terlihat sempurna, sebenarnya terdapat banyak celah di dalamnya• **** Ini bukan cerita transmigrasi. Hanya cerita tentang seorang tokoh Antagonis. Riana Lisia Verdian--seorang Antagonis yang hidupnya di sebut...