Si kembar lara. ( part 2)

423 42 16
                                    

Flashback on

Kirin pergi diam-diam dari ruang tunggu tempat adiknya di rawat. Dia pergi untuk menemui dokter yang menangani adiknya.

Dokter Abraham. Nama yang terdapat didepan pintu. Diketuknya pintu ruangan dihadapannya.  Tok...tok...tok

" masuk.." sahut seseorang dari dalam ruangan.

Kirin segera masuk kedalam ruangan dan duduk tepat di depan dokter dan hanya di batasi oleh meja.

" Dokter apa benar dokter yang menangani adik saya?" Kirin memberanikan diri untuk memulai pembicaraan.

" kalau boleh tau siapa nama adik kamu?" Dokter abraham bertanya pada pemuda di hadapannya.

" Nunew... nama adik saya nunew."

" Ahhh nunew... dan kamu kakanya?" Dokter mencoba berbasa basi dia ingin tau apa maksud dari kedatangan pemuda ini keruangannya.

" Iya dokter saya kirin kakanya nunew... nunew kembaran saya."

" Ahh pantas saya rupa kalian sekilas mirip... jadi ada keperluan apa kirin dateng keruangan saya."

" Dokter adik saya bisa sembuh kan?" Kirin harap-harap cemas menunggu jawab dokter di depannya.

" Kemungkinan adik kamu untuk sembuh sudah semakin kecil kirin. Penyakit jantung koroner yang di deritanya sejak kecil semakin memburuk." Dokter pun menjelaskan sebaik mungkin.

" Apakah ada cara untuk menyembuhkannya dokter?"

" Bisa dengan melakukan transplantasi jantung, itu pun kemungkinan berhasilnya hanya 50% dan apabila berhasil pun harus rutin melakukan konsul ke dokter."

" Tadi saya juga sudah berbicara dengan orang tuamu, untuk khasus adik mu ini agak susah menemukan transplantasi yang cocok di karenakan golongan darah yang sulit untuk di cari." Kirin terdiam mendengar penjelasan dokter. Dia amat sangat ingin adiknya sembuh.

Kirin menatap dokter dengan mata berkaca-kaca " Dokter apakah memungkinkan jika saya melakukan transplantasi jantung untuk adik saya, kita kembar dokter golongan darah kami sama."

" Nak kamu masih sangat muda, masih banyak mimpi yang harus kamu kejar kita masih bisa nyari pendonornya walaupun memang akan sulit."

" Nunew kembangaan keluarga dokter, dia amat sangat di sayang dikeluarga kesembuhan dia amat sangat diharapkan, dan juga kirin ga bisa ngeliat mama terus-terusan nangisin nunew."

" Setidanya kalo kirin yang pergi mereka ga akan sesedih kalo nunew yang pergi dokter." Kirin menangis dalam diam. Tidak ada suara dalam tangisannya. Hanya air mata yang terus keluar seakan-akan dirinya sudah biasa menangis dalam diam.

Dokter abraham terdiam ditempatnya. Dia bisa melihat luka dan rasa sayang yang besar ditubuh anak ini. Berapa banyak lara yang di pendam sehingga dia lebih memilih kebahagiaan keluarganya di banding kehidupannya sendiri.


Segitu merasa tidak pantaskah dia untuk terus hidup di dunia sehingga memilih memberikan kehidupannya untuk orang lain.

**

Kirin baru saja pulang dari sekolah disaat dia ingin melewati kamar orang tuanya dirinya mendengar perbincangan orang tuanya.

" Pah hikss gimana ini pihak rumah aja kesulitan mencari donor jantung untuk adik, gimana adik bisa cepet dioperasi kalo gini hiksss."

" Mamah yang sabar ya semoga pihak rumah sakit segera mendapatkan pendonornya."

Kirin diam mematung didepan kamar. Tekat dia sudah bulat. Dia ingin adiknya sembuh secepatnya.

Oneshoot ZeeNunewTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang