0006

173 28 4
                                    

✺÷✺

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

✺÷✺

langit masih gelap walau hari telah berganti. bunyi sirine dari sebuah ambulance mengalun keras di malam menjelang fajar itu.

iliyas tersentak dari tidur di kejutkan oleh suara gebrakan yang amat sangat keras hingga mungkin jantung nya dapat lepas dari tepatnya.

nafas tersengal-sengal, ngos-ngosan meremat dada seakan meremat jantung yang berdetak kencang tak teratur.

di detik berikutnya tangan meraih segelas air yang ada di nakas dekat ranjang tidur, meneguk nya hingga tandas.

"Suara apa itu tadi??" batinnya penasaran. seperti gebrakan, seperti ledakan, iliyas tidak tau pasti.

kelereng coklatnya melirik jam digital yang menampilkan angka kosong dua lebih lima puluh tujuh menit.

hampir satu menit lamanya, jantungnya masih belum stabil juga. iliyas juga tidak tahu perasaan apa itu. yang jelas matanya tak mau kembali tertutup, kaki pun turun melangkah keluar.

sepi dan sunyi, "berarti hanya aku yang mendengar suara itu" lagi-lagi itu batinnya.

Karena jika piter juga mendengarnya, mungkin mereka akan bertemu.

iliyas pun kembali melanjutkan jalannya menuju dapur untuk mengisi gelasnya. tak ada niatan untuk mengetuk kamar piter mengingat bagaimana mereka menghabiskan waktu seharian penuh.

"Abang pasti capek" pikir iliyas. karena mereka baru sampai rumah sekitar jam satuan yang artinya tidur mereka pun belum sampai satu jam.

namun tiba-tiba kaki iliyas berhenti sebelum dirinya mencapai dapur dengan kening yang mengerut.

Membungkuk, mengambil benda pipih yang tergeletak di lantai tak jauh dari tangga. "Ini kan???" cepat, kepala melintir kebelakang melihat kamar piter walau tak sampai.

Jantung yang masih berdetak tak biasanya pun semakin berdetak kencang. anak itu berlari kembali naik keatas segera mengetuk kamar kembar tuanya.

"Piter"

Tak ada sautan. iliyas pun mengeraskan suara begitu juga dengan ketukan tangan yang kencang.

jantung semakin berdebar tak enak, iliyas menarik gagang pintu yang ternyata tidak terkunci.

Kosong...

mata lentiknya bergetar dengan nafas yang tidak teratur mengedarkan pandangan ke berbagai penjuru tak menemukan keberadaan sang kembar tua satu menitnya.

ASTER [ChanJiLix] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang