Sinar mentari pagi yang indah menyejukkan bagi semua orang, tidak terkecuali dengan gadis yang sedang berada di kamarnya lebih tepatnya di depan cermin kebanggaannya, kini gadis itu sudah lengkap dengan seragam putih abu-abu bersiap untuk pergi ke sekolah.
Syalbillah prasista...
Billah itu panggilan dari orang-orang untuk nya.
Gadis remaja yang duduk di bangku sekolah menengah atas, seorang gadis biasa yang tidak famous di sekolah tapi suka mengikuti organisasi di sekolah. Dia juga ikut ekstrakulikuler paskibra. Entah kenapa dia suka sekali mengikuti kegiatan-kegiatan seperti itu, pikirnya si "biar dapet banyak temen dan dikenal banyak orang" yaa walaupun kenyaataannya tidak begitu.Setelah berlama-lama di depan cermin akhirnya Syalbillah turun untuk sarapan pagi. Di depan meja makan sudah terlihat keluarga nya yang sedang sarapan.
"Selamat pagi Bunda, Ayah dan bocil kematian," sapa Syalbillah kepada keluarganya.
"Pagi anak Bunda," balas Meii-sang Bunda. "Heh, nggak boleh, ya. Masa adik sendiri di gituin sii." larang Bunda sambil memberikan sarapan untuk Syalbillah.
Efan selaku kepala keluarga hanya geleng-geleng kepaala melihat interaksi antara anak dan istrinya tersebut, Syalbillah memang sering menjahili adik nya dan sang Bunda sering juga memarahi Syalbillah karna selalu mengganggu adik nya itu.
Syalbillah adalah anak ke dua dari tiga bersaudara, Syahira Prasista yang merupakan kakak perempuan tetapi saat ini kakaknya itu sedang melanjutkan sekolahnya di luar kota. Syalbillah juga memiliki adik kecil yang usianya terpaut cukup jauh dari usia Syalbillah. Sabira Prasista saat ini masih menempuh pendidikan di taman kanak-kanak.
Setelah sarapan Syalbillah bergegas pergi ke sekolah. "Pergi dulu ya bun, yah," pamit Syalbillah kepada kedua orang tua nya dan menyaliminya.
"Iya hati-hati kamu bawa motornya," pesan Meii.
"Nggak usah ngebut-ngebut, Kak bawa motornya." Efan turut berpesan untuk mengigatkan Syalbillah.
"Iya-iya, dadah bocilku," pamit Syalbillah sambil mencium Sabira.
Syalbillah memang suka sekali naik motor, apalagi dia juga bermimpi untuk bisa memiliki motor besar seperti yang sering cowok-cowok pakai, menurut Syalbillah kalau dipakai oleh-nya pasti keliatan keren.
Perjalanan menuju sekolah Syalbilah lalui dengan mulus. Syalbillah memasuki gerbang sekolah dengan wajah yang ceria dan mengumbar senyum manis di wajahnya.
"Selamat pagi pak iwan," sapa Syalbillah kepada pak iwan selaku penjaga sekolah.
"Pagi neng Billah, pagi-pagi udah ceria aja nih," balas pak iwan.
"Harus dong pak..kita harus memulai pagi dengan gembira," ucap Syalbillah dengan penuh senyum di wajahnya.
"Yaa udah deh pak Billah ke kelas dulu ya," pamit Syalbillah dan langsung menuju ke kelas nya.
"Iya neng"
Sesampainya di kelas Syalbillah langsung menyapa teman-temannya,"pagi gaisss udah pada ngerjain pr belum?" tanya Syalbillah kepada Zayara dan Aleza.
"Udah dong," seru Zayara dan Aleza.
"Emangnya lu belum ngerjain?" tanya Zayara kepada Syalbillah.
"Udah sih, tapi gue takut salah coba deh liat punya kalian mau nyamain jawaban gue," pinta Syalbillah kepada teman-temannya itu.
"Nih, eh btw lu tumben deh nggak dateng pagi-pagi biasa nya udah ngebabu aja lu di lapangan," tanya Aleza sebari memberikan bukunya kepada Saylbillah.
"Sembarangan lu ngebabu-ngebabu, gue itu yaa meringankan beban sekolah dan membantu sekolah kita biar lebih bagus, lagian juga nggak tiap hari juga kali gue bersih-bersih di sekolah," jawab Syalbillah yang sedikit nyolot.
"Yaudah deh iya, biasa aja kali gue kan cuma nanya," balas Aleza.
"Lagian sih lu juga orang sih Billah nggak mau dikatain gitu dari dulu, lu masih aja bilang begitu," sambung Zayara yang memukul lengan Aleza.
Zayara Alkila dan Aleza Kinara...
Teman dekat Syalbillah itu sering sekali mengejek Syalbillah dengan sebutan "babu sekolah" itu yang tak di sukai oleh Syalbillah, awalnya Syalbillah tidak mengenal kedua-nya karna pandemi covid-19 yang melanda mereka jadi melaksanakan MPLS secara online itulah sebabnya mereka baru akrab pada saat kelas 10 semester 2 yang saat itu baru memungkinkan anak-anak untuk melakukan aktifitas belajarnya secara tatap muka."Udah deh gue mau ke ruang OSIS dulu," pamit Syalbila.
"Lah emang tu tugas udah lu cek bil?" tanya Zayara.
"Udah sama aja kok jawabannya," jawab Syalbilah. "Pada mau kekantin nggak?sekalian aja anter gue ke ruang OSIS" ucap Syalbillah yang langsung mandapat tatapan sangar dari Aleza.
"Dih najis banget ke ruang OSIS aja minta di anter, emang nya lu ratu," balas Aleza dengan muka nyolotnya.
"Biasa aja kali Za, Yar bilangin tuh temen lu jangan galak-galak ntar keriputan loh hahah," ucap Syalbillah dengan wajah mengejek.
Syalbillah pergi ke ruang OSIS sendirian karna ada suatu hal yang membuat-nya pergi ke sana. Sesampainya di ruang OSIS Syalbillah melihat ada satu laki-laki yang sudah duduk di kursi sambil memejam kan kedua mata nya.
"Kalo mau tidur bukan disini bang, ini ruang OSIS bukan penginapan ntar tiba-tiba senior kesini baru tau rasa lu," ujar Syalbillah kepada lelaki itu.
"Bacot lu diem deh nganggu orang aja, lagian ngapain sih lu disini?" balas lelaki itu.
"Gue mau ambil jurnal gue ketinggalan disini, lagian terserah gue lah mau kesini kapan aja gue juga anggota OSIS ya kalo lu lupa," balas Syalbillah dengan nada tinggi.
"Santai aja kali masih pagi nih udah mara-marah aja lu nenek lampir," ucap lelaki itu sewot.
"Dih pakek ngatain lagi, dah gue mau balik ke kelas jangan lupa ni pintu lu tutup jangan di biarin kebuka awas aja lu," pesan Syalbillah ke pada lelaki itu.
"Siap boss," ujar lelaki itu kepada Syalbillah.
Syalbillah pun pergi dari ruang OSIS itu dan kembali ke kelas-nya karna bel masuk akan segera berbunyi.
_________
Penasaran nggak sih siapa cowok itu, ditunggu ya.
Segini dulu ya nanti di lanjut lagiSemoga suka...
Jangan lupa di vote and coment ya..☺️
KAMU SEDANG MEMBACA
Treated Pain
Teen FictionOpini mengenai percintaan itu tidak semua nya benar, karna pada dasar nya prinsip dan kisah cinta seseorang berbeda-beda. Syalbillah yakin bahwa kisah cinta nya akan berbeda dengan tanggapan orang lain.