PART 2

7 1 0
                                    

Tiga jam berlalu Syalbillah isi dengan rasa bosan serta kantuk karna pagi-pagi sudah disajikan oleh mata pelajaran matematika, Syalbillah sangat tidak menyukai matematika ingin sekali rasanya ia musnahkan pelajaran itu.

Sudah menunjukkan waktu istirahat sudah berbunyi watunya bagi Syalbillah dan teman-teman lainnya untuk pergi ke kantin yang ada di belakang sekolah untuk mengisi perutnya yang sudah merengek-rengek minta diisi.

Setelah berperang melawan berbagai macam siswa, akhirnya Syalbillah kembali ke kelasnya dengan membawa beberapa jajanan yang ia beli di kantin tadi.

"Bosen, nih gue," keluh Syalbillah.

"Gimana kalo kita buat vidio aja?" ajak kepada teman-temannya.

"Vidio apaan?" tanya Aleza.

"Apa kek dance mungkin? Gimana?"

"Boleh tuh buat seru-seruan aja lah," sambung Zayara mengiyakan.

"Ahhh males banget gue buat begituan," keluh Aleza.

"Ayolah, Za sekali-kali. Lo jarang banget deh ikut kita buat-buat vidio," pinta Syalbillah memaksa.

"Iya, Za. Ayolah sekali take aja, yok yok!"

"Iya udah deh sekali aja ya, malu gue anjirt," jawab Aleza lemas.

"Oke!" seru Syalbillah dan Zayara gembira.

Sebuah fakta, Aleza orangnya paling malas kalo sudah bertemu kamera. Ia sering sekali dipaksa Syalbillah dan Zayara untuk ikut membuat vidio-vidio lucu tapi selalu ada alasan bagi dirinya agar tidak ikut, kata Aleza si buat-buat yang begituan buang-buang waktu dan menuhin memori saja. Sampai pada akhirnya mereka membuat vidio dan mengatur tempat masing-masing.

"Buat yang mana ya, Yar?" tanya Syalbillah kepada Zayara.

"Yang mudah aja biar si Aleza gerak, kalo susah dia cuma jadi patung aja ntar karna nggak tau gerakannya." sindir Zayara.

"Dih, untung gue mau ikut, ya! " balas Aleza kesal.

Mereka mulai membuat vidio itu dengan bersenang hati, muncul seorang cowok yang tiba-tiba membuat Syalbillah kesal.

"Si nenek lampir bisa juga ya buat vidio yang begituan haha," ejek lelaki itu.

Itu adalah Sabian Prakasa, laki-laki usil yang sering membuat Syalbillah kesal dengan tingkahnya yang kadang di luar nalar.

"Apa sih lu sok asik dateng-dateng kesini." jawab Syalbillah kesal.

Kelas Syalbillah dan Sabian bersebelahan jadi wajar saja kalau Sabian sering datang ke kelas Syalbillah itupun untuk mengunjungi teman Sabian di sana.

"Terserah gue dong, kaki-kaki gue juga." Sabian membalas.

"Gimana tadi, Bil? gini-gini, ya, hhaha," ejek Sabian tertawa senang sambil menirukan gerakan yang di lakukan Syabillah tadi

"Diem nggak lu, udah deh pergi sana ganggu aja lo, anjing," jawab Syalbillah kesal.

"Iye, gue diem, nih," balas sabian dengan wajah mengejek.

"Cih, ngeselin banget lu."

Sabian berlalu dari hadapan Syalbillah dan menghampiri Edo-teman.

"Do, di cariin kak Rendi tu di ruang OSIS."

"Kenapa?" tanya Edo.

"Mana gue tau, dia cuma suruh gue panggilin lu katanya ada yang mau di omongin," ujar Sabian.

"Yaudah yok," ajak Edo.

"Lah gue nggak ikut lah kocak males banget," tolak Sabian mentah-mentah. Pasalnya jika ia melangkahkan kaki memasuki ruang OSIS dapat dipastikan ia akan bertemu dengan para senior yang menyebalkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Treated PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang