06: Confess

197 10 0
                                    

Kelas tambahan telah usai sejak 5 menit yang lalu, tetapi Zia dan Lily masih berada didalam kelas.

"Ily ... Hiks ...." mendadak Zia menangis, membuat Lily menjadi khawatir. Ada apa gerangan Zia menangis setelah mendiami Lily setelah kejadian itu.

"Hey Zia, ada hm? Bilang sama Ily siapa yang nakalin Zia?" ucap Lily lembut, berusaha untuk menenangkan Zia yang malah menangis semakin deras.

"Hiks ... Ily ... Dada Zia sakit hiks ... Sakit Ily .... " rengek Zia seraya membenamkan kepalanya di bahu Lily.

"Shh ... Sudah hm ... Liat tuh mata Zia udah bengkak, gak capek nangis terus?" ucap Lily lembut seraya mengelus pucuk kepala Zia.

"Em ... Zia udah gak nangis lagi." ucap Zia dengan suara seraknya, jangan lupakan wajahnya yang masih agak merah setelah menangis itu.

Dengan lembut Lily mengusap sisa-sisa air mata di pipi Zia. "Zia, jangan tangisi yang tidak mencintai Zia, jangan tangisi dia yang tidak melihat keberadaan Zia. Asal Zia tau, masih ada seseorang yang selalu mencintai Zia tanpa Zia ketahui." Lily tersenyum lembut seraya mencolek hidung mungil Zia.

"Siapa Ily? Siapa yang mencintai Zia?"

"Zia ... Ily suka Zia, Ily cinta Zia, liat Ily, Zia... Jangan liat dia, liat Ily aja .... " mohon Lily dengan mata yang berkaca-kaca.

"Ily... Ily... Suka Zia? T-tapi..., " Zia menunduk seraya meremas ujung seragamnya "Ily... Zia gak tau, Zia gak bisaa... Hiks... Zia bingung... "

"Shht... Gakpapa kok, tapi Ily bakal bikin Zia suka Ily, jangan halangi Ily ya Zia? " Lily menatap mata Dia penuh harap seraya menggenggam tangan Zia yang lebih kecil dari tangannya.

(Ilustrasi tangan Lily dan Zia)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Ilustrasi tangan Lily dan Zia)

"Maaf ya Ily... Zia... Zia sukanya sama bu Ella, " Zia menatap mata Lily, dengan wajah yang agak memerah karena menangis, "Zia rasa juga gak pantes buat jadi pasangan Lily, Zia cuman anak yang gak diinginkan, Zia cuman pelayan yang berusaha merangkak untuk terlihat seperti bangsawan. Zia gak pantas Lily. "

Tak terasa buliran kristal bening luruh begitu saja dari mata indah milik Lily, sejujurnya Lily tak begitu tau tentang kehidupan Zia. Dia hanya tau jika Zia punya orang tua yang kurang memperhatikannya.

Pada kenyataannya mereka gak peduli sama Zia wkwk 🗿

"Zia..., " panggil Lily dengan suara lirihnya, "Zia jangan ngomong gitu... Ily... Ily gak peduli sama apapun itu, Ily sayang sama Zia, Ily cuman mau Zia. " Lily mengeratkan genggamannya ke Zia.

"Hey! Kalian gak pulang apa? " ucap seorang pria paruh baya yang mengenakan seragam guru, pak Deny namanya, "Loh? Kok pada nangis? Ada apa nih? Saya join boleh gak? " ucap pak Deny seraya tersenyum jenaka, berusaha untuk membuat murid-muridnya tidak menangis lagi.

Zia terkekeh pelan, "Kita abis sesi curhat pak, udah selesai kok. Ini kita mau pulang, iya kan Ily?" Dusta Zia seraya tersenyum tipis ke arah Lily.

"Eh, iya Pak kita mau pulang. "

"Yaudah bubar-bubar! " setelah mengatakan itu pak Deny pergi.

TBC

Haloo Halo guys, finally akhirnya gue update ygy setelah mengalami writerblock selama berapa bulan, minggu? Entahlah lama banget wkwk.

JANLUP VOTMEN DAN KALO BISA FOLLOW GUEEE...

MUACH SEKEBON DEH BUAT KALIAN YANG MASIH MAU BACA 😘😘😘

Please Look at Me {HIATUS}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang