Setelah mengetahui akan adanya pameran seni yang diselenggarakan Minggu depan, saya pun segera melukis karya baru untuk di pamerkan di sana. Saya melukis berbagai macam seni, mau itu pemandangan, flora dan fauna, abstrak, dan bahkan orang yang saya idola kan. Pokoknya apapun yang ada di otak, itu yang saya lukis. Sekalipun perasaan.
Kamar yang berukuran sedang itu kini dipenuhi berbagai cat di setiap tembok nya. Kamar ini adalah kamar lukis saya. Setelah mengetahui saya memiliki hobi melukis, orang tua saya membuatkan satu kamar yang khusus untuk saya dan saya selalu dihadiahkan alat alat lukis di setiap hari ulang tahun saya.
Hari ini saya berniat akan melukis salah satu karya yang cukup terkenal, saya terinspirasi dari lukisan tersebut. Dia Monalisa. Saya sangat ingin bertemu dengan pelukis dari karya Monalisa ini. Dia Leonardo da Vinci, dia adalah seorang pelukis, pemahat/pematung, arsitek, penemu, ilmuan, penulis, dan filsuf asal Italia pada masa Renaisans. Ia sering disebut sebagai pelopor ilmu Paleontologi, ichnologi, dan arsitektur, serta dianggap sebagai salah satu pelukis terhebat sepanjang sejarah (meski hanya sekitar 15 karyanya yang bisa bertahan hingga saat ini). Dan karya Monalisa lah yang cukup terkenal dan dikenal oleh orang orang. Saya ingin menjadi seperti beliau.
"Letta"
"apa teh"
"aya babaturan kamu yeuh(ada temen kamu nih)"
"oh iya teh"
Ketika saya hampir saja menyelesaikan lukisan ini, tiba-tiba teh Alana memanggil saya yang katanya ada temen saya berkunjung ke rumah. Saya pun bergegas menuruni satu per satu anak tangga hingga ke anak tangga terakhir. Saya melihat ada seorang lelaki yang tengah duduk di sofa tunggal di ruang tamu. "eum Aji?"saya mengenali logo Elang di jaket itu. Itu milik Aji, dalam rangka apa dia mendatangi rumah saya tanpa meminta izin terlebih dahulu? dan lebih bingung nya, kenapa dia mengetahui alamat rumah saya?
"eh, hai Letta"
"ngapain"
"main"
Saya hanya memutar bola mata dengan tangan yang menyilang di dada. Saya benar benar malas sekali menghadapi nya. Jika saja saya mengetahui siapa yang berkunjung, mungkin saya akan menghindar dan lebih memilih untuk menyelesaikan lukisan daripada menghadapi cowok gak jelas ini.
"Assalamualaikum"
Tepat. Tegar mengunjungi saya dengan tepat waktu dan saya pun memiliki alasan untuk pergi kembali ke kamar. Saya sudah muak melihat wajah dari Aji. "mau main kan? noh, ada temen saya. Main aja sama dia, saya sibuk"ucap saya.
°°°°°
Satu Minggu pun berlalu
Akhirnya acara pameran seni akan segera berlangsung. Pameran ini di selenggarakan di Gazibu. Disana terdapat banyak stand lukisan yang indah indah. Berbagai sekolah kini menyatu menjadi satu. Saya dan Nada selaku partner ekskul kini mendirikan stand yang dekat dengan pintu keluar, supaya nanti setelah pameran ini selesai, kami bisa langsung bergegas pulang.
Semua orang yang berada di pameran kini membawa lukisan nya masing masing untuk di tampilkan di atas panggung yang sudah tersedia. Saya akan menampilkan satu lukisan dengan bertemakan Anxiety yang sempat saya bikin saat itu. Anxiety disorder, Anxiety adalah sebuah penyakit mental yang sering di alami di kalangan para remaja. Ciri umum gejalanya antara lain ada, kecemasan berlebihan, kesedihan berlebihan, ketakutan berlebihan dan ciri umum lainnya. Penderita Anxiety harus segera ditindaklanjuti, jika tidak. Penyakit ini semakin parah dan penderita nya akan memiliki sebuah pemikiran untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Saya menaiki panggung dengan sebuah kanvas berukuran besar yang saya pegang. Sebenarnya saya cukup gugup untuk naik ke atas panggung dikarenakan banyak sekali orang orang yang berada di sekolah lain saat ini. Saya tidak mengenal mereka semua. Tetapi saya memberanikan diri saya sendiri, jika tidak. Lukisan saya tidak dapat di kenal oleh orang lain, dan tidak akan ada kemajuan jika saya tidak melawan rasa takut tersebut.
"Assalamualaikum, Salam sejahtera bagi kita semua. Kumaha daramang?(gimana sehat). Oh iya, saya Arletta. Saya bersekolah di SMAN 3 BANDUNG. Saya disini akan menampilkan satu karya hasil saya sendiri."
Setelah lama nya menjelaskan tentang makna yang tersimpan di dalam karya yang saya buat. Akhirnya semua selesai dan lebih tidak menyangka nya, mereka bersorak kepada saya. Apakah saya berhasil?. Saat saya hendak menuruni tangga, Saya melihat ada seorang cowok berkaos hitam dan bertuliskan StarBoy di depannya, serta tangan yang menyilang di dada nya. Saya merasa dia tengah melihat diri saya, tapi, mungkin cuma perasaan saya saja. Saya salah fokus pada kemeja di pundak cowok itu, ternyata dia bersekolah di sekolah saya. Terdapat logo yang menggambarkan sekolah saya di lengan baju nya.(mungkin kelas sebelah)
Saya menuruni panggung dengan rasa bahagia. Saya tidak menyangka bahwa saya dapat berhasil melawan rasa takut itu! dan sekarang karya saya telah dikenal banyak orang. Saya benar benar bahagia hari ini!!
"Selamat, Letta"ucap Zera
"Nuhun(terima kasih), Zerr"
Beberapa jam berlalu
Setelah 5 jam lamanya, akhirnya acara ini akan di tutup dengan sebuah penampilan band dari ekskul seni musik di sekolah saya.
Vocalis sekaligus gitaris band tersebut adalah cowok yang sempat saya lihat di saat akan menuruni panggung tadi. Dia sekarang mengenakan jaket kulit nya, adanya topi yang menempel di kepalanya serta kaca mata hitam yang berada di matanya. Dia terlihat keren mengenakan pakaian tersebut.
"Dia siapa, Zer?"tanya saya pada Zera, saya harap Zera mengetahui identitas nya karena Zera adalah anak organisasi.
"Si Fahmi? dia anak seni musik di sekolah. Dia kls 12 IPS"
"Oh."
Kan benar apa yang saya pikirkan. Zera pasti akan mengetahui semua identitas murid di sekolah. Gak heran, dia banyak yang kenal jadi wajar juga kalo banyak murid yang dia kenali. Dia anaknya supel dan pintar, tetapi dia sangat bodoh jika berpacaran...(menurut ku cara dia berpacaran itu masih Norak.)
Dari sini lah saya mengetahui siapa itu Fahmi. Dan awal mula terciptanya cerita ini adalah setelah saya mengenal yang namanya Fahmi di hidup saya. Saya akan membuka inti dari cerita hidup saya yang sebenarnya. Semua dimulai dari sini.
°°°°°
BAB ini cukup sampai sini yaa...
kita lanjutkan ke kisah utama nya, di BAB berikut>>>
stay terus xixi
Hatur nuhun
💗💗
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLETTA - Aku, Kamu, dan Agama kita
Teen FictionEntah apa yg tuhan takdir kan untuk ku. Aku sudah menemukan seseorang yg sangat tepat bagi hidupku, tapi aku tidak bisa bersama nya, kita berbeda keyakinan. Banyak orang bilang, hubungan kita ini adalah hubungan yg di ciptakan dari kuatnya kita dima...