Saya berjalan di sepanjang koridor sekolah. Rasanya bosan menunggu bell untuk pergantian pembelajaran. Akhirnya saya memutuskan untuk pergi menuju kantin, karena di rumah tadi, saya tidak sempat untuk ber sarapan.
"Ibu, bala bala satu yaa"
"Eh, Neng Letta"
"Yang hangat ya, Bu"
"Duh, seep neng (habis neng)"
"Yahh padahal masih pagi"
"Iya, Neng. Tadi di borong sama Fahmi"
"Fahmi?"dengan rasa penasaran, saya pun bertanya tanya.
"Iya...si anak musik loh"
Setelah selesai memakan Bacang yang saya pesan. Saya kembali berjalan di koridor, dengan melihat poster poster acak yang di tempel di seluruh tembok sekolah. Entah itu Visi Misi, Demo ekskul, Acara, dan banyak lagi. Tembok itu dipenuhi poster, padahal acara dan jadwal nya sudah terlewat jauh.
Terdapat suara alunan lagu yang indah masuk ke telinga saya. Saya mendengar nya ketika saya sedang berjalan di koridor, tepatnya di ruang Musik.
Seseorang itu tengah menyanyikan lagu dari salah satu penyanyi yang bernama Radja. Dengan ber judul Cinderella.
Ada sebuah kisah
Tentang dara jelitaHidup s'lalu penuh
Dera dan siksaDatang sebuah berita
Tentang adanya pesta
Pangeran mencari
Permaisuri nya...Cinderella pun tiba
Dengan kreta kencana
Sepatu kaca hiasi kakinyaSemua mata terpanah, akan kedatangan nya
Pangeran pun jatuh cinta pada nya....Nyanyian itu di iringi oleh petikan gitar yang ia mainkan. Sangat indah dan merdu. Saya menempatkan telinga saya di pintu supaya saya dapat mendengarkan nya lebih jelas. Tapi tiba tiba...
*Brugh
(aww!)
Saya sangat kaget ketika pintu tersebut tiba-tiba terbuka, dan menampakkan sosok laki laki yang cukup tinggi di hadapan saya. "Eh, hai"ucap saya malu
"Ngapain?"
"Lagi jalan aja"
"Gak belajar?"
"Eee, di keluarin"
"Oh."
Laki laki itu lantas pergi tanpa kata pamit. Dia menggendong sebuah tas gitar di punggung nya.
Saya sangat bingung dengan sifat lelaki aneh itu. Kemarin dia mengantar kan saya pulang, bahkan mengobrol dan bercanda bersama. Tapi kenapa sekarang dia kembali dengan sifat cuek nya?."Entahlah"
°°°°°
Sore harinya, saya pulang bersama Zera. Seperti biasa, kami mampir ke warung mpok Lela hanya untuk sekedar bersenang senang. Kami menghabiskan waktu dengan saling berbagi candaan, dan tawa pun mengikuti nya.
"Eh Zer"
"Kaon(apa)"
"Kamu tau Fahmi kan?"
"Fahmi si anak musik itu?"
"Sumpah aku kesel sama dia"
"kenapa gitu?"
"Orangnya datar"
"Itu emang sifatnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
ARLETTA - Aku, Kamu, dan Agama kita
Teen FictionEntah apa yg tuhan takdir kan untuk ku. Aku sudah menemukan seseorang yg sangat tepat bagi hidupku, tapi aku tidak bisa bersama nya, kita berbeda keyakinan. Banyak orang bilang, hubungan kita ini adalah hubungan yg di ciptakan dari kuatnya kita dima...