CHAPTER 12

826 56 47
                                    

NOTES:
Maaf karena udah lama gak update, soalnya akhir-akhir ini aku sibuk ngurusin rumah & suami aku; SOALNYHH AK PENGANTIN BARU AIAHXJAKKXHAN. Jarang ada waktu buat nulis. Tapi aku udah mengusahakan untuk menulis lagi!

Anyway, happy reading all!💗

***

Tidak ada yang bisa Hermione lakukan hari ini. Violet dan Theo berkali-kali mengetuk pintu kamarnya, tapi Hermione menolak untuk pergi latihan; beralasan sakit. Sebenarnya kondisinya cukup untuk dibilang kurang sehat walaupun itu hanya alasan yang digunakan agar dia tidak keluar dari kamarnya.

Hari-harinya dia habiskan dengan membaca buku. Kebanyakan dia membaca buku tentang teknik bertarung. Hermione belum memiliki beberapa ambisi untuk memenangkan perang. Dia belum melihat secara jelas seberapa parah perang itu. Dia juga belum bertemu Harry dan Ron selama satu bulan belakangan.

Pertanyaan-pertanyaan rumit memenuhi pikiran Hermione, pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya masih samar. Mungkin bahkan Violet pun merasa bahwa jawaban untuk itu sulit ditemukan.

Dia menyeruput teh chamomile-nya. Matanya melacak setiap paragraf di buku, tetapi pikirannya terus melayang ke tempat lain. Draco belum muncul setelah lima belas hari menghilang. Violet dan Theo tampaknya tidak terlalu khawatir; mengingat keahlian sihir Draco yang sudah di atas rata-rata dan dia bisa melindungi dirinya sendiri.

Tapi Hermione selalu merasa bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Ada sesuatu yang harus dipecahkan. Hatinya dipenuhi dengan perasaan negatif yang menyesakkan.

Sebenarnya sampai kapan mereka harus berlatih di tempat ini? Bagaimana jika rencana mereka gagal? Apa yang harus dilakukan?

Tidak mungkin bagi Violet untuk mengubah segala hal yang sudah terjadi jika mereka gagal.

Suara ketukan di pintu kamarnya merobek keheningan di kepalanya. Hermione segera bangkit dari duduknya dan membuka pintu kamarnya. Kepalanya yang terasa tertekan menjadi lebih rileks saat melihat Narcissa membawa setumpuk buku untuknya. Hermione mengambil alih buku-buku itu dari tangan Narcissa dan mengundangnya masuk ke kamarnya.

"Kau tidak perlu terus-menerus melakukan ini," Hermione tersenyum hangat dan meletakkan buku-buku fiksi itu di meja belajarnya; di perpustakaan mini yang ada di ruangannya yang dipisahkan oleh sekat mewah.

"Aku pikir ini bisa membantu mengurangi kekhawatiranmu tentang Draco," kata Narcissa sambil memperhatikan Hermione yang bergerak ke sana kemari menyusun buku-buku.

Hermione selesai dengan buku-bukunya, berbalik, dan memberikan Narcissa senyuman haru.

"Terima kasih banyak. Ini sangat membantu," katanya. "Aku hanya tidak ingin merepotkanmu."

Tangan kanan Narcissa terangkat, melambai dengan lemah. Dia tertawa kecil. "Oh, tentu tidak. Ini hanyalah ungkapan kecil perhatianku untukmu," ucapnya.

"Terima kasih, Narcissa."

Hermione memandu Narcissa ke balkon kamarnya. Kamar Hermione memiliki pandangan langsung ke air terjun. Violet menyebut bahwa Draco sengaja memberikan Hermione kamar itu, takut bahwa dia mungkin tidak betah di sini. Fakta itu membuat Hermione merasa lebih nyaman saat menikmati sore di balkon.

Narcissa melirik cangkir teh Hermione yang sudah setengah kosong. "Kau memiliki selera yang bagus, Hermione. Chamomile juga salah satu teh favoritku. Aromanya benar-benar menenangkan," ujarnya yang dibalas dengan anggukan kepala setuju oleh Hermione.

The Protection by Hawssky [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang