Saka
Hari ini mendung, lebih tepatnya gerimis turun dari pagi sampai siang. Membuat udara jadi dingin.
Gue mengeratkan jaket, satu satunya kain yang menempel di tubuh bagian atas gue.
"Tolol banget lagian ngapain lo ikutin dia sampe kamar mandi Sak Sak."
Gue rasanya mau menyumpal mulut Juan yang sedari tadi nggak berhenti meroasting.
"Baju lo aman, udah gue jemur di depan kipas." Fidi datang sambil menunjuk ke arah baju gue yang teronggok di atas kipas putar di kelas.
Udahlah, terserah mau diapain baju gue yang basah itu. Masalahnya adalah celana gue juga ikutan basah. Terpaksa gue memakai sarung dari Masjid sebagai gantinya.
Kejadian hari ini buat gue lebih inget lagi sama perempuan bernama Hana Amalia itu, terutama tempramennya yang nggak karuan. Kalau diibaratkan hewan nih, Hana udah mirip pitbull yang dideketin dikit aja udah menyalak, bersiap menerkam.
Waktu gue hampirin ke kelasnya, dia lagi makan roti tawar tanpa toping di mejanya sambil memeluk seragam olahraga. Dia hanya menatap gue dengan datar saat gue duduk tepat di hadapannya.
Gue cuman diem, ngelihatin dia yang masih makan roti tawar tanpa peduli dengan keberadaan gue. Caranya makan juga aneh banget, dia makan pinggiran roti terlebih dahulu, baru setelah kulitnya bersih dia akan makan bagian tengahnya. Mirip psikopat. Sekarang bando kuning ngejrengnya itu ia ganti dengan bando oranye yang nggak kalah ngejreng. Mungkin cewek ini emang hobinya melakukan hal nyentrik. Cewek yang sama yang udah blokir 10 kartu gue.
"Buka blokiran gue dong!" Ini karena nomor kependudukan gue udah limit buat daftar ulang di kartu baru. Temen temen gue juga nggak membantu sama sekali, cuman Fidi yang baik. Itupun tetep diblokir.
"Gue nggak akan aneh aneh kok."
"Dengan lo deketin gue aja udah aneh kali."
"Emang salah ya kalau gue tertarik sama lo?"
"Sama gue?" Gue bisa lihat senyum tipisnya sebelum dia beranjak dari kursi.
Gue mengikuti dia di belakang. Meski tubuhnya kecil jalannya cepat juga.
"Justru itu yang paling aneh. Gue dan semua orang juga tau kali, lo kan demennya cewek cakep hits gitu. Lo pikir masuk akal tiba tiba deketin gue yang berbanding terbalik dari mantan mantan lo? Dapat apa lo dari temen lo kalau berhasil deketin gue?"
"Apaan sih maksudnya." Gue pura pura bodoh sambil menyeimbangi jalannya. Emang bener sih dia ini wujud anak akselerasi, kedok gue terbongkar dengan mudahnya. Hal pertama yang harus dilakukan kalau niat jahat lo tercium adalah pura pura bodoh.
"Karena gue baik, gue kasih tau lo dari awal. Gue nggak berminat sama sekali sama lo. Untuk menghindari konflik lebih lanjut, mending lo mundur."
"Gue serius sama lo dan gue nggak akan mundur."
"Oke, risiko tanggung sendiri."
Lalu untuk pertama kali gue lihat cengiran lebarnya. Tepat satu langkah gue maju tiba-tiba teriakan keras bersahutan menyambut gue.
Lalu begitu saja, seseorang menyemprotkan air ke gue sampai gue basah kuyup.
Diantara keadaan yang kacau balau dan teriakan bersahutan, gue bisa mendengar Hana yang tertawa keras. Sementara gue masih berjuang melawan air yang terus terusan disemprotkan ke arah gue.
"Ini kamar mandi cewek tau!" Begitu dia bilang sambil tertawa lepas lalu masuk ke salah satu bilik. Meninggalkan gue yang basah kuyup karena disirami oleh orang-orang di area westafle.
![](https://img.wattpad.com/cover/361053565-288-k414246.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Seribu Harapan Hana [END]
Teen FictionHana, gadis berumur 17 tahun selalu menjalani hidupnya dengan damai sampai tiba-tiba Saka datang di hidupnya. Saka Wahyu, laki-laki kelas pojok yang terakhir kali dipanggil BK karena kasus pelanggaran berat tiba-tiba memaksa untuk menjadi pacarnya. ...