(menjadi semakin rumit)

86 6 0
                                    

POV author-

Max dan tul pun saling diam setelah keduanya bertengkar, tul memilih untuk diam dan tak menggubris perkataan max, max masih mengoceh tidak jelas, namun tul tak meladenimya, karena tul tau max sudah mengaco dengan bicara yang mulai melantur kesana kemari,
Dulu sempat terpikir oleh tul untuk melanjutkan pendidikannya diluar negeri, namun ada alasan yang tul tak bisa lakukan,
Pertanyaan max tadi membuat tul sedikit merenung, dia merasa apa max tau bahwa tul masih sedikit memiliki rasa pada Mew, namun jika memang iya, mengapa tul harus berkata demikian pada Mew di toilet, sebenarnya apa yang diinginkan tul, hanya tul yang tau apa mau nya,
Jam sudah menunjukkan jam 10 malam,
"Ayok kita pulang" ucap max yang sedang menyandarkan tubuhnya di sofa panjang, tul diam melihat max yang masih asik dengan minumannya, sudah 3 botol max menenggak minumannya, namun tak ada niat tul untuk menghentikan kegiatan max, menurut tul max memang selalu seperti itu disaat emaosinya meledak,
"Bagaimana cara kamu menyetir mobil?kalo kamu masih minum terus? Aku ga mau mati muda karna diseterin kamu, aku rasa kamu sudah terlalu mabuk, cukup max" ucap tul melihat kearah max, posisi tul duduk di meja kerja dan hanya beberapa langkah ke sofa tempat max duduk
"Mmmm...kal..loo begitu.. kamu aja yah yang nye...nyetirrr" ucap max dengan susah payah tersadar untuk bisa berbicara dengan tul, max ingin menuangkan lagi minuman nya ke gelas, namun dengan sigap tul merembutnya
"AKU BILANG SUDAH CUKUP MAX!!" teriak tul dan merebut gelas yang di pegang max,tul segera membereskan sisa nya dan meletakkan kembali sisa setengah botol di kulkas, dan mengambil kunci mobil di meja dan segera memapah max keluar dari ruangan, sedikit kesulitan tul memapah max, walaupun keduanya hampir memiliki berat tubuh yang sama, tapi untuk tul sangat sulit memapah orang yang sedang tidur karna kebanyakan minum, sesampainya di depan pintu ruangan tul memanggil salah satu staf nya,
"Nuttha.. tolong bantu aku bawa max ke parkiran" sang punya nama pun segera menghampiri tul, dan mengambil satu tangan max, keduanya pun berjalan memapah max, sampailah tul diparkiran,
"Baik tuan tul, saya permisi" ucap nuttha sopan,
"Aiyaa..Iyah.. makasih ya" nuttha pun pergi kembali masuk kedalam restoran, tul masuk kedalam mobil, ia mendudukan max di sebelah setir agar dia bisa memperhatikan max, kalau kalau terjatuh, karna max mabok berat,
"Kamu selalu kaya gini kalo udah marah, kamu fikir badan kamu kecil bisa aku jinjing hah,berat tau,untung ada nuttha yang bantuin aku?" Ucap tul saat memakaikan seat belt pada max,
Tul pun segera masuk dan menancap gas untuk kembali ke apartemen nya,

Disisi lain jam 21:00,

Gulf terbangun dengan suara ketukan dari depan kamarnya, Gulf melihat jam dinding, sudah jam 10 malam, Gulf tertidur saat tadi sore, pasti itu ayah dan ibu nya sudah pulang, Gulf pun segera bangkit dan membukanya,
Pintu pun terbuka, betapa Gulf terkejut dengan sosok didepan pintu kamarnya, teman berkelahi nya saat kecil, sang kakak telah datang, hampir 5 bulan kakaknya belum kembali ke Bangkok, karna harus kuliah dan bekerja diluar kota
"Aiiii saattt..phi sudah pulang naaa" ucap Gulf memeluk sang kakak senang,
"Hei bocah malas, jam segini udah mau tidur? Sangat anak anak" ucap apo tertawa
"Bukan mau tidur tapi bangun tidur pagi" ucap Gulf menjelaskan,
"Ah sama aja..makan gih Mae dah manggilin lu daritadi,"
"Lu ga makan phi?" Tanya gulf
"Yang belom makan cuman lu, cepetan tar keburu malem, jadi Dugong lu nanti makan malem-malem" ucap apo tertawa kecil
"Lu yang Dugong" Gulf pun pergi menuruni tangga menuju ruang makan,
Saat Gulf makan tak lama muncul seorang pria paruh baya, ya itu tuan trai ayah Gulf,
"Kayanya ada yang kelaparan ya abis nongkrong di restoran" ucap ayahnya menepuk-nepuk kepala Gulf, sontak Gulf berhenti sejenak
"Ahh pho...makan pho.." ucap Gulf
"Kenapa kamu ga ke kantor pho? Tadi itu pho perlu kamu banget tau"
Ucap ayahnya dan duduk di seberang Gulf
"Tadi kata Mae ga usah ga jadi, ya aku balik nongkronglah sama yang teme1n" ucap Gulf yang masih mengunyah
"Emang pho perlu apasih" lanjut Gulf
"Ga ada sih..ya cuman mau tanya aja, yaudahlah kamu lanjutin makan cepet"
"Mae kemana pho?" Tanya gulf
"Mae kamu udah tidur, yaudah pho ke kamar duluan ya, abis itu bersihin bekas makannya, kasian Mae besok numpuk cucian piring kalo ga dicuci sekarang" ucap ayahnya dan pergi berlalu
"Yakkk..setiap makan juga gue cuci sendiri kali pho" Gulf pun menyelesaikan makannya dan membersihkan semuanya, ia duduk diruang tv menyetel tv, tak ada rasa kantuk sama sekali diwajahnya, tentu saja karena dia baru bangun tidur, apakah Gulf akan begadang? Tentu saja dia akan bergadang dan main game,  jika ada waktu luang dan tidak main game rasanya hidup sangat rugi, menurut Gulf, Gulf mematikan tv, ia diem sejenak,
"Eh kan ada phi apo ya, ah gue ke kamar dia ah, dah lama gue ga ngobrol-ngobrol sama dia" Gulf pun menuju lantai dua, sebelah kamar nya adalah kamar apo, Gulf langsung masuk, dan duduk di sofa kecil, apo yang sedang berbaring ditempat tidur terbangun melihat siapa yang membuka pintu
"Cckk...Kebiasaan..kalo mau masuk ketok dulu,heran deh selalu bikin gue kaget Mulu dari dulu" ucap apo
"Dih gue kan baru sekarang kaya gitu, dulu ngga ah" ucap Gulf mengelak
"Bacot lu, mau ngapain sih ke kamar gue? Gue mau tidur mau istirahat"
"Dih...jam segini tidur, biasa juga lu ga pernah tidur, sekarang bisa bisa nya mau tidur jam segini" ucap Gulf melihat kearah kakaknya yang masih santai bertengkar ke belakang ranjang
"Lu mau ngapain hah? Mau ajak gue maen game? Ga deh makasih" ucap apo menolak sebelum Gulf berbicara lagi,
"Lu semenjak tinggal diluar kota, semakin jarang ngobrol sama gue" ucap Gulf
"Lu ngomong apasih?kan chat lu selalu gue bales gupi"
"Stop panggil gue gupi ya" Gulf terlihat kesal
"Yaudah lu mau gue gimana hah?" Tanya apo yang melihat adik nya kesal
"Gue mau cerita"
"Soal?"
"Temen gue"
"Temen yang mana?" Tanya apo heran
"The gengs shiaaaa"
"Nong.. ngomongnya" ucap apo menatap tajam Gulf
"Maap, gue mau cerita serius phi..lu dengerin gue ya"
"Yaudah cerita deh gue dengerin" jawab apo sembari masih memainkan ponselnya
"Tapi lu jangan maen hp mulu, dengerin gue dulu" Gulf kini sudah duduk sebelah apo di ranjang,
"Bentar gue lagi balas chat temen kerja gue ini, bentar..lu ngomong aja kenapsih kan kuping gue juga denger"  ucap apo
"Ah udahlah gue ga jadi..males gue" Gulf ingin beranjak pergi dari kamar apo, namun dengan cepat apo menarik tangan Gulf,
"Yaelah bocah..gitu aja marah..kek cwe aja lu sensian, yaudah cepet cerita deh"
Gulf pun kembali duduk berhadapan dengan apo
"Lu masih ingetkan sama temen-temen gue?" Tanya Gulf
"Yang mana?"
"Itu si Tay new, max tul, sama Mew"
"Oh gengs shiaa" ucap apo
"Phi.. ga sopan ya!!" Ucap Gulf menekan perkataan apo
"Maap maap, kenapa sama temen-temen lu? Ada masalah Lu sama mereka semua?" Ucap apo yang mulai tertarik dengan topik yang ingin Gulf ceritakan,
"Ga ada sih phi, phi gue cuman mau minta pendapat lu aja ya soal gay"
"Wait..lu itu mau cerita apaan sih? tiba-tiba nanya tentang gay, lu mabok apaansih nong" ucap apo bingung
"Udah lu jawab aja kenapasih?"
"Ya lu nya ga jelas, jadi kenapa dengan gay?" Tanya apo menahan kesal pada gulf
"Mungkin gasih mereka berempat gay?"
"Yang mana aja?"
"Kaya max sama tul, yang setiap hari dari SMA berdua Mulu, terus tay sama New" jelas gulf
"Kalo Mew?" Tanya apo penasaran
"Nah itu..kalo Mew gue ga tau phi, dia normal apa gay juga," ucap Gulf sembari berfikir,
"Bagaimana dengan elu?" Ucap apo tiba-tiba yang membuat Gulf terkejut dan menatapnya,
"Maksud lu apa yak phi?" Tatapan tajam mata Gulf membuat apo tertawa receh
"Bercanda bercanda..lagian lu bisa punya pikiran dari mana kalo mereka gay, Gulf kanawutttt???"
"Nah pertanyaannya menarik ni" Gulf makin mendekatkan dirinya pada apo
"Dih apaansih lu, udah deh besok aja lanjutinnya, gue mau tidur nong, gue cape banget perjalanan bawa mobil seharian sendiri pula, gue mau istirahat nong" apo pun segera menarik selimut
"Phi..pleas dengerin cerita gue, lu kan jarang ngobrol sama gue, kalo bukan cerita ke elu, cerita kesiapa lagi gue" ucap Gulf dengan wajah yang dibuat menyedihkan, apo pun kembali duduk tegak menyadarkan kepalanya di pembatas ranjangnya,
"Yaudah kenapa lu bisa punya pikiran kaya gitu ke mereka?"
"Ya karena mereka deket banget dan phi harus tau" ucap Gulf merapatkan duduknya dengan apo,
"Ga usah gini juga lu nya nong, mundur lagi" apo dan Gulf memang adik kakak yang sangat dekat, bahkan keduanya selalu menjadi teman berkelahi saat kecil, apo yang berusia 20 tahun dan Gulf yang berusia 18 tahun, jadi apo adalah kakak tingkat diatas Gulf, namun Gulf bersikap selayaknya pada teman, memang adik kurang ajar Gulf,
"Masa max sama tul ciuman phi, dan ini didepan mata kita-kita lagi" ucap Gulf seakan mendramatisir ceritanya
"Kalo orang normal kan pasti malu ya, terus bisa-bisa nya mereka bikin mata gue jadi haram" ucap Gulf lagi
"Ga mungkin tiba-tiba ciuman gitu, pasti ada pemicu nya" jelas apo yang masih setia mendengarkan cerita Gulf
"Iy..Iyah sih gara-gara maen game, tapi phi mereka berdua itu emang Deket waktu sekolah juga, terus ditambah lagi mereka satu kampus dong" ucap gulf
"Ya terserah mereka deh nong, mau hubungan kaya apa, lu ga usah usil" ucap apo sembari menguap,
"Lu udah kan ceritanya? sekarang biarin gue tidur ya,gue cape nong sumpah"
"Phipoooo bentar duluuu kenapa sih lu!!" Ucap Gulf menarik tangan apo agar ia jangan membaringkan tubuhnya,
"Kenapa lagi sih" ucap apo kesal
"Apa menurut lu gay itu bisa suka sesama teman?"
"Hah? Gimana?gimana? Nong kayanya otak lu kebanyakan tidur deh, suka bertanya hal yang ga jelas" ucap apo lagi sembari melihat Gulf sebal
"Ya gue takut aja kalo Mew sampe suka sama gue" ucapnya sembari menunduk
"Hah? Pikiran lu terlalu lewatin batas, berapa taun sih kalian temenan?bisa bisa nya nuduh temen lu kaya gitu"
"Yaelah phi kan gue ga tau tuh si Mew normal apa kaga, ya bagus kalo dia normal, kalo ga, gimana?"
"Ya lu jangan sampe kesana lah mikirnya, sekarang gue tanya, lu masih suka cewek ga?" Tanya apo pada Gulf
"Kalo seksi cantik suka, kalo bantet item jelek ngga" jawab Gulf tegas
"Ya berarti lu masih normal, ga bisa suka sama Mew"
"Kok gue suka sama Mew, ini kan maksud gue kalo Mew suka gue phiiiii..."
"Udah kalo emang misalkan Mew suka lu yaudahlah, no bad kok dia, menurut gue dia oke buat jadi Ade ipar gue, lagian soal cinta itu bukan perkara soal gender, semua orang berhak suka sama siapapun dan apapun itu, menurut gue mereka itu normal-normal aja ah lu nya aja yang lebay, ga ada yang salah dengan cinta" apo pun segera menarik selimutnya dan menutupi seluruh badannya,
Saat Gulf ingin membuka selimutnya apo segera teriak
"Gue udah dengerin ocehan lu yang ga jelas, sekarang lu keluar, kalo ga gue ga akan mau dengerin lu cerita lagi... cepettttttttttt keluarrrrr" Gulf pun mendekat ke arah kuping apo
"Iyaiyayah gue keluar niii...gue mau bilang sama lu phi, yang ga normal itu lu,hahaha" Gulf pun langsung lari keluar kamar sembari tertawa, puas dia meledek sang kakak,

the love triangle (MEWGULF+MEWTUL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang