'18

80 5 0
                                    

Matamu yang teduh, senyumu yang indah, kamu sungguh sempurna. Semua hal dari dirimu adalah candu bagiku. Cinta pertama? Mungkin bukan. Tapi cintamu berhasil membuat aku jatuh. Ya benar, jatuh. benar-benar jatuh sehingga aku tak bisa bangun lagi.

Falyncia evelie, nama yang cantik bukan? Itu namaku. Mungkin kecantikan yang Tuhan berikan telah habis pada namaku, sehingga di kehidupanku hanya tersisa buruknya saja. Bukan mengeluh, memang begitu kenyataanya.

"Sebenernya gue punya kakak cowo disini."

"Hah? Serius? Dia kelas berapa?"

"Yang mana? Mau liat dong, penasaran nih. "

Mungkin awalnya memang terlalu biasa. Tapi "kebiasaan" Itu yang justru jadi boomerang bagi diriku.

2018, adalah tahun dimana aku mengenalmu, awal dari semua jatuh yang aku alami. Terkadang aku berandai-andai, jika pada saat itu aku tidak pernah mengenalmu, jika pada saat itu kita tetap menjadi orang asing, hanya sekedar dua orang manusia yang kebetulan bersekolah disekolah yang sama dan menjadi teman satu angkatan. Mungkin saat ini aku tidak akan pernah tau, jika cinta yang tulus tidak selalu berakhir bahagia.

"Dia satu angkatan sama kita, nanti pas istirahat gue kasih tau ya. " Ucap seorang perempuan dengan bulu mata lentik dan alis tebalnya, cantik. Itu sahabatku, Cylia airee.

"Oke janji ya. "

Terdengar sayup-sayup suara kertas yang ditulis, serta perbincangan siswa dan siswi yang memenuhi ruangan. "7G" adalah kelas yang mempertemukan kita semua, aku dan teman-temanku.

"Jajan yuk. " Ucap Falyncia evelie.

"Katanya mau ngasi tau abang lo. " Ucap Lareina yasmine, perempuan berbibir tebal, dengan bola mata yang indah dan besar.

"Iya nih. " Sambung Ivy.

"Iya nih gue kasih tau. " Jawab cylia.

Mereka berjalan menuju kantin menyusuri koridor, terdengar sorak sorai suara anak-anak yang sedang beristirahat, bermain, mengobrol, bermain bola, dan masih banyak lagi. Dari sekian banyaknya kelas, ada satu kelas yang membuat langkah Cylia terhenti. "7H" terpampang jelas didepan kelas.

"Kenapa berhenti? " Tanya Ivy.

"Katanya mau tau abang gue, kelas dia disini.  " Jawab Cylia. "Mana ya orangnya, (ia memperhatikan sekeliling, menyusuri setiap sudut berharap melihat kakaknya yang ingin dikenalkan oleh teman-temannya itu) eh... Tuh dia lagi main bola. "

Seorang lelaki bertubuh tinggi, berbulu mata lentik, senyum indah dengan lesung pipi yang membuatnya menjadi sangat manis, mirip sekali seperti Cylia. Itu kesan pertama yang aku lihat dari kamu, jatuh cinta pada pandangan pertama? Tidak. Pada saat itu aku hanya melihatmu sebagai stranger yang kebetulan menjadi kakak temanku, mana kepikiran aku buat jatuh cinta.

"Wah ganteng juga ya. " Ucap Ivy.

"Biasa aja ah, ayo ke kantin gue udah laper nih. " Sambung falyncia, ia berjalan pergi seolah tidak peduli dengan lelaki itu.

"Ganteng gak falyn? Lebih ganteng dari kak Alven gak sih? hahahaha. " Goda Lareina.

"Apasih laei, ya jelas masih ganteng kak alven lah. Udah ah ayo ke kantin. " Jawab falyn malas.

"Serius gak nih? Hahahaha. " Sambung Cylia.

Itu adalah awal aku mengenalmu, memang terlalu biasa. Seharusnya perkenalan dilakukan oleh dua orang yang saling memperkenalkan diri dan mengobrol satu sama lain, betul bukan? Tapi aku? Justru hanya aku yang mengenalmu, dan kamu? Kamu sama sekali tidak mengenalku. Apa ini? Perkenalan saja sudah sepihak, lantas aku mengharapkan cinta yang tidak sepihak? Konyol.

Semuanya adalah kilas balik, mungkin cerita ini adalah enam tahun setelahnya. Ya, setelah aku mengenalmu. Tidak banyak yang aku ingat selama enam tahun, mungkin karena selama itu aku hanya berani mencintaimu dalam diam. Wah dalam diam gak tuh? Tapi memang benar, memang itu kenyataannya.

"Abang lo lumayan juga. " Ucap ivy.

"Kan kata gue juga apa, kalian pada naksir gak nih? Hahaha. " Jawab Cylia.

"Zoya tuh, hahaha. " Ucap Lareina menggoda Zoya.

"Wahhhh...... zoy tanya tuh ke adeknya, tipe ideal abangnya kaya apa gitu biar lo dapet hahaha. " Goda ivy.

"Tanya zoy, siapa tau lo termasuk hahaha. " Sambung falyn.

"Apasih, kok gue. Perasaan gue diem aja daritadi kenapa pada bilang gue suka sama dia sih? Aneh kalian. " Ucap Zoya, perempuan dengan badan berisi dan kulit sawo matangnya.

"Nih ya, biar gue kasi tau. Abang gue tuh suka sama cewe yang putih, tinggi. " Jawab Cylia.

"Yah gak masuk kriteria zoy, tapi tenang aja kan semua bisa berubah. Aman lah zoy selagi ada skincare. " Ucap ivy.

Tidak bermaksud menyinggung, semuanya hanya sedang bergurau, tidak ada yang tersinggung dan tidak ada yang niat menyinggung. Zoya, adalah orang pertama yang mereka kira menyukaimu. Tapi siapa sangka? Aku pun juga tidak pernah menyangka, kenapa justru aku yang jatuh cinta kepadamu selama enam tahun ini? Konyol bukan? Sangat konyol menurutku.

6 years in vainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang