*brukkk (falyn menabrak seseorang)
"woi... Axel!" teriak Michael.
"eh... maaf. " Ucap falyn tidak enak, yang ia tabrak bukanlah Michael melainkan Axel, teman Michael.
Falyn kemudian membalikkan badan dan menarik tangan Thania buru-buru pergi meninggalkan tempat itu setelah ia melihat Michael, entah mengapa ia selalu kabur ketika melihat ataupun berpapasan dengannya.
"Gila, kenapa gue mesti nabrak temennya sih. "
"Lo kenapa kabur anjir, lo ga denger Michael teriak? Dia kayanya gak mau lo nyentuh cowo lain." Ucap Thania.
"Lo gila ya! Gue salting anjir makanya gue kabur, lagian gak mungkin dia peduli ama hal begituan, apalagi ke gue." Jawabnya malas. "Udah ah mending gue touch up, gimana kalo dia liat gue lagi, gue harus stay cantik pokoknya."
"Yaampun Falyncia evelie! Lo udah cantik gila, mau apa sih yang di tambahin, tadi aja bilangnya gak nyariin Michael, sekarang kelabakan pas ketemu orangnya. " Ucap Thania malas.
"Banyak omong ya lo than, udah diem tunggu diluar." Falyn mendorong pelan badan thania.
"Jahat lo ama gue, minta lipstick dong sini."
Falyn membuka pintu toilet lalu memberikan lipstick yang Thania minta, ia kemudian kembali masuk ke dalam toilet dan membanting pintunya. *brakkk terdengar suara bantingan pintu yang lumayan keras. "Ish... Rada-rada yah emang nih anak. " Umpat Thania.
Sementara itu, semua siswa berkumpul ditengah lapangan, menunggu giliran untuk segera berangkat. ada yang sedang asyik berfoto, ada yang sedang mengumpulkan kupon undian kepada panitia osis, ada juga yang sibuk merapikan barisan. Jalan santai mulai start di sekolah dan berakhir di lapangan Arha.
Falyn yang baru saja kembali dari toilet sibuk mencari barisan kelasnya, matanya sibuk mencari kesana dan kemari. Namun fokusnya terhenti ketika pandangannya terpaku pada seorang laki-laki yang mengenakan baju olahraga dan sepatu berwarna hitam, Michael Giordano. "Ganteng banget sih dia, sayang banget ga jadi pacar gue." Pikirnya dalam hati.
Falyn mencoba mengendalikan dirinya, ia berhasil menemukan dimana barisan kelasnya. Ia kemudian menarik tangan Thania untuk segera ikut bergabung dengan teman-teman kelas yang sudah berbaris. Ia melewati Michael dan teman-teman satu gengnya yang sedang berdiri di depan LAB digital. Yah mau tidak mau, jalan satu-satunya hanya itu. Karna lapangan sekolah di penuhi oleh banyak orang sekarang.
Satu per satu barisan tiap kelas mulai berangkat, kini giliran barisan kelas falyn yang maju. Mereka jalan melewati perumahan warga, jalan raya, warung-warung, alfamart, dan masih banyak lagi. Sesampainya di lapangan Arha, mereka melihat panggung dan berbagai macam stand makanan terjejer rapih disana. Mereka semua kemudian berjoget, menyanyi, dan berfoto. Aura-aura kebahagiaan ibarat berterbangan pada saat itu.
Falyn mencari Cylia, ia memperhatikan sekeliling berharap bisa menemukan sahabatnya. Mereka berdua sudah janjian ingin bertemu jika sudah sampai di lapangan Arha, karena meskipun mereka berada di sekolah yang sama, gedung kampus 2 dan gedung kampus 3 terpisah cukup jauh, bagai ujung ke ujung.
Ia menyusuri setiap sudut lapangan lalu melihat teman satu kelas Cylia, Ayna. "Ay, lo liat Cylia gak? Gue nyariin dia daritadi ga nemu-nemu. " Ucapnya bingung.
"Ah... Falyn, tuh Cylia di depan.. " Menunjuk barisan orang-orang yang sedang duduk persis di depan panggung.
Falyn melihat ke arah yang baru saja ditunjuk oleh ayna, benar saja, ia menemukan sahabatnya tengah duduk disitu menonton pertunjukan pentas seni sekolah. "Oh iya... makasi ya ay, gue nyamper cylia dulu ya, Bye. " Ia melambaikan tangan kearah ayna dan pergi ke barisan dimana cylia tengah duduk.

KAMU SEDANG MEMBACA
6 years in vain
Romance"berharap" adalah hal yang sama sekali tidak boleh dilakukan, apalagi berharap selama bertahun-tahun. jika memang kamu tujuannya, kamu tidak akan pernah di biarkan menunggu sampai selama itu. *hiatus sampe waktu yang tidak bisa ditentukan, nanti i l...