Detik per detik, menit per menit, hari-hari, bahkan tahun tengah berganti namun tidak ada yang berubah. Sejak tahun itu, perasaanku padamu masi sama. Enam tahun, selama itu aku menyukaimu.
Pada saat itu, aku hanyalah seorang gadis kecil yang baru beranjak dewasa dan tidak sengaja menempatkan hatiku padamu. Entah sejak kapan aku menyadari perasaan itu, yang jelas rasanya selalu sama. Setiap aku melihatmu, perasaan aneh itu selalu muncul dihatiku.
"Udah enam tahun bego, masa masih belum bisa lupain dia sih?"
"Gue udah berusaha buat lupa, tapi gabisa. "
"Bukan gabisa, tapi dia punya tempat tersendiri di hati lo. makanya lo gabisa lupain dia. " Ucap seorang perempuan bertubuh mungil, Thania jessica temanku.
Mungkin ucapan thania benar, aku bukannya gak bisa lupain kamu, tapi emang gamau aja. Entah karena kamu punya tempat tersendiri dihati aku, atau mungkin karena aku yang terlalu egois selama ini.
"Kenapa lo ga coba buat bilang aja ke dia? Biar lo bisa tau juga perasaan dia sebenernya kaya gimana ke lo. "
"Maksud lo confess? Gila lo than, gengsi lah. "
"Fal, cinta sendirian itu gak enak. Apalagi lo mencintai dia diem-diem selama enam tahun kaya orang bego. " Ucap Thania, ia merasa kesal dengan temannya itu. "Falyncia evelie, enam tahun bukan waktu yang sebentar. Lo mau nunggu dia berapa lama lagi?"
"Entah, sampe gue cape mungkin. Tapi gue gaakan pernah cape buat nunggu dia. "
"Bego, lo bego falyn!!" Thania pergi meninggalkan falyn setelah mendengar jawaban temannya itu, siapapun pasti kesal mendengar jawabannya.
Falyn pun terdiam, ia menarik napas panjang sembari memikirkan ucapan thania. Ia kemudian tersadar dari lamunan-nya ketika ada seorang perempuan yang menepuk bahunya.
"Falyn, kamu kenapa ngelamun? Bukannya abis istirahat ya kok lemes. " Ucap Bu Via, wali kelasku.
"Ah... Ibu, bikin kaget aja. Tadi falyn kekenyangan bu makanya ngelamun. "
"Aish... jangan kebanyakan ngelamun bestie gak baik, ibu kira tadi abis putus cinta makanya ngelamun. Kalo ada masalah apapun cerita aja ya jangan sungkan. "
"Siap bu. "
Gadis itu kemudian mengusap wajahnya, mencoba menyadarkan dirinya dari semua pikiran tidak penting yang mengganggunya. Ia kemudian masuk ke dalam kelas dan belajar.
Waktu berlalu begitu cepat, jam telah menunjukkan waktunya pulang sekolah. sejak tadi pagi pikirannya hanya dipenuhi oleh hal-hal yang tidak penting. Ya, sangat tidak penting.
"Than, pulang sama siapa lo? Mau bareng gak?" Ucap falyn melihat thania yang sedang mengemasi buku-bukunya ke dalam tas.
"Pulang aja sana sama ketololan lo itu. " Jawab thania ketus.
"Jangan gitu dong than, gue minta maaf deh. "
"Gue gak ada maksud apapun fal, gue cuman pengen lo lebih jujur sama perasaan lo sendiri." Ucap thania, ia memegang tangan kecil temannya itu.
"Gue tau kok maksud lo than, tapi gak sekarang ya. Gue masih belum punya keberanian buat bilang semuanya ke dia. "
"It's okay falyn, gue bakal selalu dukung pilihan lo, tapi kalo lo milih hal yang bakal nyakitin diri lo sendiri, gue bakal jadi orang pertama yang menentang. Yauda yuk pulang ah udah sore nih gue laper. " Thania menarik tangan falyn mengajaknya buru-buru pergi meninggalkan sekolah.
"Okay okay siss! hahaha ayo pulang. "
Setelah sampai dirumah, falyn kemudian merebahkan tubuhnya di atas kasur, ia menghela napas panjang menyadari bahwa dirinya sangat kelelahan seharian ini. bukan fisiknya yang lelah, tetapi batinnya.
Kini pikirannya hanya dipenuhi oleh satu nama, Michael Giordano. kakak ketiga dari Cylia airee, sahabatnya sendiri. Ia memikirkan hari itu, hari di tahun 2018 dimana ia pertama kali merasakan perasaan aneh kepada Michael, perempuan itu seperti tersihir ketika melihat Michael yang sedang berada di depan kelas. Untuk yang kesekian kalinya, ia merasakan jatuh cinta.
Sebelumnya, ia pernah jatuh cinta kepada teman kecilnya, namun karena mereka berpisah falyn jadi melupakan cinta pertamanya itu. Bahkan, ia hampir lupa bagaimana rasanya mencintai seseorang, tapi sekarang ia telah merasakan perasaan yang telah lama tidak ia rasakan kepada lelaki yang baru saja ia kenal, Michael Giordano. Entah sihir apa yang telah di lakukan oleh lelaki itu sehingga membuat gadis kecil ini begitu jatuh cinta padanya.
Ia telah berjanji kepada dirinya sendiri untuk fokus belajar agar bisa menggapai cita-citanya dan tidak akan pernah memikirkan hal lain yang akan mengganggu jalannya, misalnya mencintai seseorang, tetapi lelaki itu telah meruntuhkan janjinya.
Falyn kemudian terdasar dari lamunannya, ia bangun dari tempat tidur kemudian berjalan kearah kamar mandi, ia bersih-bersih lalu kembali ke tempat tidur. Hanya dalam beberapa menit, ia terlelap.
"Falyn... "
... Tak ada jawaban.
"Falyn... "
... Masih belum ada jawaban.
"Falyn bangun!" Ucap seorang perempuan setengah marah, *bruk (melemparkan bantal) "Bangun! Liat udah jam berapa, kamu mau sekolah atau ngga!" Bentak perempuan itu, ya. Itu mamaku.
"Astaga mah, iya iya sabar, falyn bangun. " Ucapnya sedikit kesal.
"Sana cepetan mandi, kamu bilang hari ini ada acara hut sekolah. "
Matanya terbelalak, mulutnya menganga, ia terkejut mendengar ucapan mamanya itu, ia baru ingat bahwa hari ini ada acara penting di sekolah. dari yang awalnya masih mengantuk kini ia menjadi segar bugar. "OMG mah, astaga falyn lupa!" Gadis kecil itu langsung loncat dari tempat tidur, lalu buru-buru pergi ke kamar mandi.
Beberapa menit kemudian falyn selesai berdandan dan beres-beres, ia sudah menyiapkan semuanya dari kemarin. Yah, walau hanya acara hut sekolah ia bingung mencari baju mana yang cocok untuk di pakai pada hari itu. Baju olahraga lebih tepatnya.
Ia memakai hoodie berwarna pink bergambar boneka beruang lucu, celana olahraga sekolah, dan sepatu berwarna putih. Selalu begitu, ketika pelajaran olahraga pun ia tidak pernah memakai baju olahraga official dari sekolah. keliatan gemuk, itu yang selalu menjadi alasan seorang falyncia evelie tidak ingin memakainya. Padahal badannya tidak termasuk kedalam kriteria "gemuk" Entahlah, mungkin itu hanyalah alasannya saja, sebenarnya ia hanya tidak ingin memakainya.
Ketika sampai disekolah ia sibuk mencari seseorang, matanya melihat kekanan dan kekiri, seperti sedang mencari harta karun. Ya, sudah bisa kalian tebak dia mencari siapa, tentu saja Michael.
Ketika sedang asyik mencari, falyn dikejutkan oleh suara seseorang yang menepuk bahunya. "Woi! nyari apaan lo, celingak celinguk gajelas. " Ucap thania.
"Ish! Apasih than, bikin kaget aja. " Mukanya cemberut ia kesal kepada thania.
"Ya lagian lo ngapain pagi-pagi di depan kelas celingukan kaya orang ilang, bukannya dateng masuk ke kelas malah nyariin orang. Nyari siapa si? Michael ya? Yakan? Pasti michael sih, siapa lagi coba kalo bukan dia. " Ucap thania memutar kedua bola matanya malas.
"Berisik deh lo. "
"Ih orang ditanyain juga, tapi serius fal, tadi gue ngeliat michael mau buang sampah sama geng nya itu. " Ucap thania, sambil menunjuk ke arah kelas michael.
"Serius lo? Ayo temenin gue ke wc, mau dandan nih." Ucap Falyn sembari menarik tangan Thania.
Falyn menarik tangan Thania untuk menemaninya ke toilet bahkan sebelum Thania merasa setuju, mereka berdua berjalan melewati kelas Michael.
Ke toilet hanyalah sebuah alasan, sebenarnya falyn hanya ingin melewati kelas Michael dan melihatnya yang sedang membuang sampah. Jika ia benar-benar ingin pergi ke toilet, ia bisa melewati tangga belakang koridor yang jelas-jelas jarak toiletnya jauh lebih dekat dengan kelasnya. Namun ia memilih untuk melewati kelas Michael dan melewati tangga bagian tengah yang jarak toiletnya lebih jauh daripada toilet sebelumnya.
*brukkk (falyn menabrak seseorang)

KAMU SEDANG MEMBACA
6 years in vain
Romance"berharap" adalah hal yang sama sekali tidak boleh dilakukan, apalagi berharap selama bertahun-tahun. jika memang kamu tujuannya, kamu tidak akan pernah di biarkan menunggu sampai selama itu. *hiatus sampe waktu yang tidak bisa ditentukan, nanti i l...