Chapter 2 : "ARE YOU FOLLOWING, ME?"

279 17 4
                                    

"Lepaskan aku!" Mata Moe terpejam seiring tangan mencurigakan itu mencengkram pergelangan kakinya.

"Tidak! Aku tidak melihat apapun! Sungguh! Aku akan menutup mulutku" Moe terus meracau dengan matanya yang terpejam.

Tangannya masih menggenggam ponsel yang semula ingin ia gunakan untuk menghubungi seseorang, tubuhnya terbujur kaku dan tegang, kakinya mulai gemetaran.

Moe lama-kelamaan merasakan lembab di sekitar kakinya, basah. Itu yang dirasakan Moe, 2 detik berikutnya. Moe memberanikan diri membuka matanya, perlahan-lahan menurunkan pandangannya, melihat siapa sosok yang kini mencengkram kakinya dengan tangannya yang basah.

"ASTAGA!" Moe berteriak.

Sosok wanita dengan wajah dan tubuh nyaris penuh dengan luka sayatan, darah! Tubuh wanita yang dilihatnya bersimbah darah, bahkan Moe tidak bisa melihat' dengan jelas wajah wanita tersebut.

Wanita itu hanya melirik ke arah Moe tanpa berbicara apa-apa, sepertinya ia juga kesulitan bicara. Bibirnya menganga, namun tidak mengeluarkan suara. Entah apa yang ingin ia sampaikan, tangannya sampai ia angkat ke udara.

Meminta Moe agar merunduk dan mendekat padanya, ragu-ragu Moe ingin menurutinya. Namun sudah kepalang basah, Moe sudah terjebak dengan rasa penasarannya sendiri. Moe harus tahu dengan apa yang sudah terjadi pada wanita ini.

"Aku...aku akan mencari bantuan!" Kata Moe gugup.

"Tunggu! Tunggu disini!" Wanita itu sontak menarik pergelangan tangan Moe agar lebih menunduk padanya.

"Ja...ja...ngan!" Suara wanita itu terputus-putus.

"Jangan?" Tanya Moe bingung.

"Per...gi! Per...gi!" Cengkraman tangan wanita itu melonggar dan mengurai.

"Hei Nona! Nona!" Seru Moe seraya menggoyang-goyangkan tubuh wanita itu, namun sayang. Wanita itu tak lagi menghembuskan nafasnya.

"Nona! Nona!"

"Oh shit! Bagaimana ini?" Moe dengan tergesa-gesa membuka peramban ponselnya, namun baru berniat menekan icon kontak di layar ponselnya.

Tiba-tiba terdengar derap langkah seseorang, tidak! Bukan seseorang, melainkan banyak orang. Tidak hanya satu, ada sekitar 4 orang pria dengan setelan jas berwarna hitam datang, sepertinya mereka ingin berjalan mendekat ke arah Moe.

Tidak ingin ketahuan, Moe buru-buru bangkit dan bersembunyi di balik susunan outdoor AC yang posisinya lebih tinggi dari postur besar tubuhnya.

Ya, 4 pria yang juga berbadan besar itu berjalan menghampiri jasad wanita tersebut. Mereka mengeluarkan plastik berukuran besar berwarna hitam, yang ternyata mereka gunakan untuk membungkus jasad wanita tersebut.

Ini momen langka, bukan? Sayang jika tidak direkam, monolog Moe. Ia segera menghidupkan ponselnya dalam keadaan on. Rec atau recording on, dimana ia merekam semua yang dilihatnya lewat kamera ponselnya.

"Kena kalian" monolog Moe sambil terus merekam apa yang dilakukan ke 4 pria itu.


☘️☘️☘️☘️☘️☘️


"Darimana saja kau ini?" Tanya Leonie, ia kesal lantaran Moe menghilang hampir berjam-jam dan meninggalkan pekerjaannya.

"Kenapa diam saja? Aku sedang bicara padamu!" Kata Leonie mulai meninggikan suaranya.

"Aku harus pergi" kata Moe, ia lantas meraih tas selempang nya tuk kemudian berlari pergi meninggalkan Leonie yang masih melongo memandangi punggung temannya itu.

One Night Stand with Mr. GalenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang