"MENGAKU ATAU MATI?!"
Katanya, ada sosok penunggu menyimpan amarah dan ingin balas dendam. Sehingga banyak kejadian janggal terjadi di sekolah dan membuat Sadam beserta kawan-kawan berusaha mencari tau penyebab dari berbagai peristiwa tersebut meski...
Gimana nih kabarnya? Semoga dalam keadaan sehat selalu ya, Aminn :)
Oh ya, Tau CERITA INI DARI MANA?
Jangan lupa Vote, Komen, dan Share ya biar banyak yang baca. Jangan lupa follow juga, biar aku rajin update. Emang mau akunya gak rajin update gara-gara belum vote sama follow? Hehe❤
Oke deh,
Nb: Tulisan miring panjang= Flashback/masa lalu
Disarankan mendengar lagu-lagua sedih biar feelnya dapet, ya, hehe.
Selamat Membaca
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Chapter III Susah Melupakan
◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇ ◆ ◇
Rintik-rintik air di malam nan sepi perlahan berubah menjadi segerombolan air yang menghujam bumi amat deras. Guntur dan kilat saling beradu di langit. Sementara semua makhluk hidup sudah berlindung di tempat masing-masing.
Di satu rumah, seorang wanita berdaster tampak terburu-buru dalam mencuci piring di dapur. Terlebih tangis sang buah hati mendadak menguasai rumah. Mau tak mau wanita itu segera menyelesaikan kegiatan mencuci lalu bergegas menuju kamar si kecil. Kemudian ia menggendong dan menimang sang anak. Menyanyikan lagu walau guntur dan hujan kian mengganggu.
"Cup, cup, cup. Anak mama Jason bobok ya, Sayang. Udah malam ini," ucapnya lembut sembari menepuk-nepuk tubuh kecil yang terbalut lampin. Kendati demikian tangis si kecil tak kunjung mereda.
"Duh, Mas Adam belum balik. Jason makin nangis. Gimana ini? Tidur ya nak, mama ma--YA AMPUN BADAN KAMU PANAS!"
Si wanita sedikit berteriak kala tak sengaja menyentuh kulit putranya. Semburat kekhawatiran terpahat di muka sang wanita. Ia mengambil ponsel di laci dan menelepon suami sambil menggendong dan menenangkan. Namun, apa daya, ia berdecak cemas lantaran panggilan tak kunjung diangkat. Hingga setetes demi setetes air keluar dari pelipis mata. Si wanita kembali fokus menimang buah hati agar tangis si kecil mereda.
"Nak, Ayah kamu belum angkat telpon mama. Hujan di luar deras banget, tahan sebentar ya, Sayang. Ini mama ma--"
"JASOOON!"
Dalam satu kamar dengan penerangan seadanya, seorang wanita tua berambut pendek berteriak kencang. Wanita itu terbangun dari tidur dengan napas menderu. Tak lama terdengar langkah terburu-buru seseorang.
"Ya ampun, Ma. Mama kenapa? Mimpi buruk lagi?" Orang tersebut alias gadis berambut pendek berbando ungu mendekati kasur wanita itu lalu mengusap punggung sang mama.