cem(b)ilan

6 0 0
                                    

Happy reading

Vote jangan lupa sayang 💋










"Mana papa ma?"

"Sayang, gaver anak mama. Papa koma nak, doa kan papa cepat pulih ya sayang"

"Koma? Pa-Papa dimana ma? Diruangan mana?"

"Igd, mama sempat pingsan dengar berita dari dokter. Kita doa kan papa ya sayang, tuhan pasti akan memberikan kita yang terbaik"

"Iya ma"

Kirin yang mendengar itu langsung merasa sedih lagi, sungguh tidak ada yang tau kapan terjadi musibah.

"Tante, kami keluar bentar ya" ucap biru tiba tiba.

"Oh iya nak, silahkan"

Biru kemudian mengajak kirin keluar diikuti 2 saudaranya yang lain, mereka tak jauh jauh. Hanya duduk di kursi luar ruangan, biru hanya ingin memberikan space untuk ibu dan anak itu.

"Mas, aku nggak mau sesuatu terjadi sama om dan tante. Mereka baik sama aku" ucap kirin yang duduk bersandar pada biru dengan pandangan kosong layaknya seseorang sehabis menangis.

"Kamu nggak mau, gaver yang lebih nggak mau. Mereka orang tua kandung gaver, dia pasti lebih khawatir. Kamu kasih dia semangat terus ya atha" ucap biru

"Iya mas, aku pasti semangat in gaver"

"Pinter, adek mas udah gede ya sekarang"

"Iya lah, aku udah 22 tahun"

"Iya makanya itu, mas jadi nggak tega. Kenapa kamu tumbuh nya cepat banget, kita jadi jauh"

"Raga boleh jauh tapi kalian tetap di pikiran ku"

"Ahaha senang deh kalau gitu"

"Atha, jangan bikin banyak orang kecewa ya. Jadi perempuan yang selalu diingat baik sama orang, ingat pesan mas ya"

"Ya mas byan, aku akan selalu ingat"















"Jazaa, tahan. Sabar zaa hiks... Sabar, nanti papa lo sedih kalau lo kaya gini hiks... Ikhlas ya"

Detik itu, gaver langsung terjatuh di pelukan kirin. Pria itu menangis sejadi jadinya, begitupun kirin.

Mereka berdua menangis sambil berpelukan, tapi kirin menangis ambil menenangkan gaver.

"R-rin papa nggak ja..hat hiks tapi kenapa a-ada orang yang hiks jahatin papa"

"Hmm om farhan baik, tapi tuhan bilang dia harus pergi. Tuhan nggak mau hiks om farhan ternoda, jadi tuhan ambil dia dari kita"

"Nggak adil, harusnya papa nggak ninggalin gue rin!"

"Zaa, tuhan punya rencana untuk masing masing kita dan semua orang di dunia ini pasti akan pergi. Jangan menyalahkan siapa siapa ya, lambat laun lo pasti terbiasa zaa. Bukan nya gue bilang lo harus melupakan om farhan, tapi ikhlas ya"

Setelah menegaskan dan menenangkan gaver, kirin memberikan sedikit waktu untuk jazaa membiasakan diri.

"Ayo, kita harus keluar sebelum om farhan di bawa untuk dikuburkan. Jangan lupa kuatin dan semangat in mama lo, pasti tante brisia juga sedih"

"Hm, makasih karena lo ada untuk gue rin"

"Sama sama zaa"












"Sepi ya rin, nggak kerasa udah 3 bulan gue ditinggal dan dijadiin anak yatim piatu"

"Dark banget jokes lo"

just for meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang