Bab 1 (Kaizo)

968 54 7
                                    

Selalu tersedia di sana, kue kecil dan kotak kado. Diletakkan tepat di atas meja di sebelah ranjang tidurnya, keberadaan dua benda kecil itu sangat ketara di ruang kamar yang notabene minim hiasan dan warna monoton abu dan biru gelap. Bagi Kaizo, keberadaan dua benda asing itu seperti memanggil-manggil, warnanya yang mencolok seperti memaksa perhatiannya untuk selalu tertuju padanya.

Tahun ini kue mini itu berwana merah dengan krim putih dan buah berry hitam. Kaizo tidak yakin terbuat dari apa dan bagaimana rasanya, tapi Kaizo yakin dia akan menyukainya, sedangkan kotak kecil itu selalu berwarna biru muda setiap tahunnya. Kaizo melirik ke layar televisi, layar kotak yang ukurannya nyaris memenuhi dinding itu tidak pernah dinyalakan dan beralih fungsi sebagai penunjuk waktu dan tanggal.

Senin 4 November
Pukul 10.30 P.M

Begitu rupanya, Kaizo tidak menyadari hari ini sudah datang lagi. Tanpa melihat lebih selidik pada kedua benda mini itu, Kaizo menanggalkan seragamnya, pergi membasuh tubuhnya di pancuran kamar mandi, tubuhnya terasa lengket akibat sesi kejar-kejaran dan adu kekuatan, aroma keringat bercampur darah lawannya membuat Kaizo merasa sangat tidak nyaman.

Dia baru saja menyelesaikan tugasnya mengejar buronan perakit ulang power sphera, sindikat illegal itu biasa mengumpulkan power sphera untuk di bongkar ulang dan dirakit kembali, tujuan utama mereka adalah membuat senjata illegal dengan daya penghancur sekelas bom nuklir, mereka biasa menggabungkan mekanisme power sphere agar kekuatan yang dikandung oleh power sphera dapat digunakan secara bersamaan dengan daya hancur yang sangat fantastis.

Tepat sekali Laksamana Tarung mengirim Kaizo untuk memburu mereka, entah dia sadar atau tidak namun sindikat senjata illegal itu merupakan salah satu penyebab kehancuran planet asalnya, mendengar namanya saja cukup untuk membangunkan kemarahan di dalam diri Kaizo. Dibahan bakari dengan kemarahan akibat masa lalunya, melacak dan menghabisi salah satu cabang sindikat itu terasa mudah.

Saat menemukan mereka, Kaizo seperti biasa, sangat mentaati dan menjalankan tugasnya sesuai dengan protokol Tapops, dia akan menawarkan kesepakatan terlebih dahulu, dengan pilihan yang tersedia ialah : satu, jika mereka segera menyerahkan diri secara sukarela, maka Kaizo dapat menjamin tubuh mereka akan tetap utuh hingga sidang pengadilan, dan dua, jika mereka berusaha melawan maka mereka akan merasakan tubuh mereka dicabik olehnya sebelum dilemparkan kepengadilan antariksa, sayangnya mereka memilih pilihan kedua.

Hatinya membara oleh kemarahan, dan rasa itu belum padam walaupun dia telah berhasil menangkap dan menyeret mereka masuk ke dalam markas penjara Tapops. Tangannya masih gatal ingin menghajar sesuatu, Kaizo berniat untuk pergi ke ruang latihan setelah dirinya membersihkan diri di ruangannya, namun kemarahannya dengan cepat surut saat matanya menangkap dua benda mungil itu di ruangannya.

Fang selalu mengingat ulang tahunnya, yang bahkan Kaizo tidak ingat sama sekali. Apa yang membuat anak itu selalu mengingat ulang tahunnya? Membuat Kaizo sangat keheranan.

Selesai membersihkan diri, dia kembali mengenakan celana seragam bersihnya, posisinya sebagai kapten di Tapops mengharuskan dia harus siap dengan panggilan kapan pun, maka dari itu untuk mempersingkat waktu dia selalu mengenakan celana seragamnnya dengan atasan berupa kaos singlet tanpa lengan

Kaizo nyaris tidak membutuhkan jenis pakaian lain, seingatnya, lemari Kaizo didominasi oleh seragam kerja, pakaian di luar seragamnya hanya ada secuil kecil. Tapi itu tidak masalah untuknya, lagipula dia juga jarang mengenakan pakaian di luar seragamnya, Kaizo tidak mengenal kata liburan, dan hari-hari dia mendapatkan jatah cutinya biasa dia habiskan di ruang kendali atau meja kerjanya untuk mengerjakan laporan dan berkas-berkas penting.

Kaizo menoleh ke arah hadiah ulang tahunnya. Dia mengambil kado kecil itu dan membukanya untuk menemukan sepasang sarung tangan baru. Sarung tangan kulit berwarna hitam, dengan merk kesukaannya. Kaizo segera mencoba sarung tangan barunya, kedua benda itu pas melapisi tangannya, tidak kekecilan ataupun kebesaran. Tidak mengherankan, Fang yang memilihkannya, tentu saja pasti pas.

HEALING JOURNEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang