09

16 8 2
                                    

Happy Reading guys...

Semoga kalian suka sama cerita ini. Sebelum membaca alangkah baiknya jika kalian vote, komen, dan memberikan kritikan kalian. Tenang saja karena itu semua gratis.

****

Pagi ini sesuai rencana Qhayla dan Azta sudah berangkat menuju ke kota Hindi. Mereka tidak membawa banyak barang karena mereka tidak menginap di kota itu. Kali ini tujuannya hanya untuk sekedar konsultasi saja, makanya mereka tidak menginap. 

Mereka pun memulai perjalanan dengan perasaan campur aduk, senang, bingung, takut, semuanya tercampur menjadi satu. Utamanya Qhayla, disisi lain ia senang karena kini bisa berobat. Namun disisi lain ia juga takut dengan bagaimana ia kedepannya.

"Azta, ini beneran kita bakal pergi berobat penyakit aku?" Tanya Qhayla dari jok belakang motor Azta.

"Iya lah Qhay, terus gimana lagi?" Tanya Azta balik.

"Aku takut", ucap Qhayla lirih.

"Udah, Qhayla tenang yah. Aku juga udah bilang ke Rakhya kok. Pasti Rakhya bakal bantu doa buat kamu". Ucap Azta berusaha menenangkan adiknya.

"Cuman ke Rakhya kan?" Tanya Qhayla lagi.

"Iya Qhayla, cuman Rakhya kok". Jawab Azta dengan sejuta kesabarannya.

"Hmm", ucap Qhayla dengan napas gusar.

****

Setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh, kini mereka pun sampai di salah satu rumah sakit. Mereka pun turun dan masuk ke dalam rumah sakit itu. Menurut info dari website yang mereka baca semalam, di rumah sakit ini terdapat seorang dokter yang dapat melakukan terapi untuk penyakit yang dialami oleh Qhayla.

Setelah beberapa prosedur selesai dilakukan, mereka pun bertemu dengan sang dokter.

"Jadi penyakit kamu ini mulai pas kamu kelas 5 SD? Dan sekarang kamu udah kelas 7 SMP, berarti sekitar 2 tahunan? Tanya dokter Rika.

Dokter Rika adalah dokter terbaik di provinsi itu, ia juga dikabarkan bisa melakukan terapi untuk menyembuhkan penyakit yang dialami oleh Qhayla.

Qhayla pun mengangguk saat ditanya seperti itu, ia lumayan takut meskipun ada Azta di sampingnya.

"Jadi penyakit kamu ini itu penyakit yang langkah. Sangat jarang ditemui dan belum diketahui secara pasti obatnya. Penyakitnya paling sering terjadi karena efek genetik, tapi kata kakak kamu kalian tidak mempunyai genetik penyakit ini". Ucap sang dokter menerangkan.

"Penyakit kamu ini namanya  Patchy Alopecia Areata.

Penyakit ini tuh ciri-cirinya persis kayak kamu yaitu, mengalami kebotakan dibeberapa area kayak kepala. Sebenarnya bisa lebih parah, penyakit ini bisa aja buat alis dan bulu mata kamu juga rontok. Penyakit ini termasuk penyakit autoimun dan bisa menyebabkan berbagai penyakit lain juga. Jadi kalo bisa secepat mungkin harus berusaha dihilangkan meskipun penyakit ini obatnya belum ada yang pasti. Tapi kamu tetap yakin yah, kalo kamu itu bisa sembuh". Kata dokter Rika menjelaskan kepada Qhayla dan Azta.

"Jadi penyakit ini obatnya belum ada yang pasti, dok?" Tanya Azta kepada sang dokter.

"Benar pak, tapi saudara bapak masih bisa kami beri vitamin dan resep obat lainnya. Memang obat ini mungkin tidak bisa menyembuhkan secara keseluruhan, namun setidaknya tidak memperparah kondisi pasien". Ucap dokter Rika lalu tersenyum.

"Jadi aku gak bisa sembuh yah dok? Hahah gak papa kok, aku gak papa". Ucap Qhayla berusaha untuk terlihat baik-baik saja.

Azta sangat melihat kondisi hati Qhayla yang sangat remuk. Ia pun hanya bisa mendekap Qhayla dipelukannya dan memberikan beberapa motivasi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DUO QTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang