Cinderella Honeymoon : 2. Fairy God Bestie

795 50 4
                                    

Setelah ketahuan mabuk di malam yang kacau itu, akibatnya Elias terkurung di gudang. Ini adalah bentuk hukuman dari sang ibu tiri. Mengurungnya di sebuah ruangan sempit yang berdebu, dingin dan dipenuhi tikus tikus. Supaya Elias jera, atau sedikitnya sadar akan tingkah badungnya.

"Fucking hell, emang nya gue bakal diem aja." Gumam Elias setelah seharian penuh berkutat dengan obeng tua. Ia berusaha melonggarkan baut baut pada jendela gudang. Apalagi jika bukan untuk kabur.

"Lo udah siap?" Tanya Jefri yang sudah setia menunggu dari sore hingga kini malam tiba akhirnya jendela kecil di gudang lantai 2 itu bisa terbuka.

"Tangkap gue ya!" Bisik Elias sambil mensejajarkan posisinya dengan tempat Jefri berdiri.

Jefri merentangkan kedua tangannya, ia siap menangkap sahabatnya yang sedang kesusahan itu. Dan dalam hitungan ketiga, tepat ketika ia merasakan sebuah beban dalam sekali hentak datang pada tangannya, Jefri lega kini mereka berdua bisa kabur bersama.

"Cerita dong, ada apa?" Tanya Jefri setelah mereka tiba di sebuah rumah kosong tua yang berada di kawasan sepi. Dulu mereka sering main disini, mencoba coba hal baru atau sekedar menjadi tempat peristirahatan sejenak. Namun sejak Elias tinggal bersama ibu tirinya, dia tidak pernah datang lagi ke tempat ini.

"Kemarin malam... umm." Elias tercekat, sebenarnya ada banyak hal yang ingin Elias sampaikan pada Jefri. Pertama adalah tentang minuman aneh racikannya yang membuat Elias terasa panas dan lemah kemarin malam, soal dirinya dan rasa tak tahan ingin pipis, dan... terjebak bersama seorang pria kaya raya di ruangan yang sama dan melakukan hal memalukan. Tapi... apakah Elias perlu menceritakan itu? Kini rasa malu yang jadi membesar lagi.

Alhasil Elias hanya bisa menghela nafas dan menatap tidak enak pada Jefri.

Padahal sahabatnya itu mau meluangkan waktu dan mengatur strategi kabur ini demi dirinya.

"Gak papa kalau lo gak bisa cerita sekarang. Tapi lo tahu kan Eli, gue selalu ada di sisi lo." Jefri duduk diatas sebuah matras usang, ia mengambil tangan Elias lalu mengecupnya dengan jahil.

Sontak saja Elias tertawa dan menarik tangannya. Merasa geli dengan tingkah Jefri yang selalu saja seperti ini di beberapa kesempatan.

Elias pun ikut duduk disebelah Jefri, ia memandang bulan dan menyenderkan kepalanya di pundak Jefri.

"Manja banget." Bisik Jefri sambil mengusap rambut pirang Elias kemudian tertawa pelan.

Terkadang, ketika keduanya memiliki masalah... satu satunya hal yang bisa membuat mereka lebih baik adalah menikmati waktu walau sambil diam diaman seperti ini. Tidak perlu saling bicara dulu, yang penting mereka tahu jika keduanya tidak akan meninggalkan satu sama lain.

Elias menatap Jefri kemudian tersenyum senang. Apalah jadinya Elias jika sosok Jefri tidak ada.

"Jef..."

"Hm?"

"Ada satu pria nyebelin banget."

"Pria?"

"Iya, pria."

Jefri mengernyitkan alisnya, baru kali ini Elias menceritakan tentang "pria", biasanya anak itu akan membahas gadis seksi atau cowok tampan seperti dirinya ini.

"Nyebelin sampai mau lo pelintir? Hahah." Jefri menanggapi dengan santai. Menurut pemahamannya selama ini tentang Elias, anak itu gampang terlibat masalah atau kesialan dan paling kencang menyalahkan keadaan.

Elias tak menjawab, justru menatap tidak suka padanya. Jefri menegakkan duduknya dan menatap curiga. Sepertinya kali ini masalahnya cukup serius.

"Gue benci pria ini." Elias mengangguk yakin. Semakin diingat tentang malam itu, semakin ia kesal dan ingin menghancurkan bumi.

Cinderella Honeymoon [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang