Chapter 1

4.2K 256 11
                                    

"Menurutmu apa ini sudah cukup?"

"Sepertinya aku masih kurang puas."

"Ayolah Jungkook. Kau sudah mengulangnya berkali-kali. Rekamannya sudah bagus."

"Satu kali lagi saja, aku berjanji setelah ini selesai."

Pria itu menghela napas dan membiarkan maknae BTS itu kembali ke studio rekamannya.

Setelah menyelesaikan rekaman untuk lagu terbarunya. Jungkook bergegas ke luar studio. Rasanya cukup melelahkan harus mengulang-ulang rekaman agar terdengar sempurna. Dan sekarang ia hanya ingin mengisi perutnya agar energinya kembali terisi.

Perjalanan menuju restoran. Ia membuka ponselnya yang belum sempat ia pegang saat di studio rekaman. Notifikasi ponselnya penuh. Entah itu dari akun media sosialnya, sampai chat kakaotalk miliknya. Ia membuka aplikasi chat itu dan menemukan pesan baru dari kekasihnya yang selalu ia sematkan paling atas. Keningnya mengerut sesaat setelah membaca isi pesan tersebut. Tanpa menunggu lama, ia segera menghubungi nomor kekasihnya dengan gusar.

"Hal—"

"Kau tidak bercanda kan?"

Terdengar helaan napas dari sebrang sana membuat Jungkook semakin yakin jika pernyataan gadis itu benar adanya.

"Benar, honey."

"Kau kan tahu itu acara seperti apa?"

"Iya aku tahu. Kau kan tahu sendiri aku sangat menginginkan untuk tampil di acara itu. Ini kesempatanku untuk menunjukkan bakat tarianku di sana."

"Iya aku tahu kau sangat ingin tampil di sana. Masalahnya kau seorang idol dari Korea. Lalu kau akan menari di sana dengan pakaian minim bahkan hampir telanjang. Bagimana tanggapan penggemarmu nanti?"

Gadis itu berdecak. "Tapi aku sudah terlanjur menerima tawaran itu. Aku juga meminta mereka untuk mengenakan pakaian yang berbeda dari yang lain. Setidaknya pakaianku akan sedikit tertutup."

"Iya sedikit. Tetap saja kau akan menari di hadapan orang lain dengan pakaian minim. Kau pikir aku akan terima tubuhmu diperlihatkan seperti itu pada orang lain. Sudah cukup aku menahan diri melihat pakaianmu di konser akhir-akhir ini."

"Honey, ayolah. Kita sudah membicarakan itu sebelumnya. Lagi pula mereka hanya melihat saja, hanya kau yang bisa memiliki tubuhku sepenuhnya."

"Kau ini selalu saja membuatku tidak bisa berkutik, Lalisa." Jungkook memijat keningnya.

"Hahaha kau tak akan bisa menolak keinginanku, Tuan Jeon."

"Baiklah jika itu maumu. Aku tak bisa apa-apa jika kau sudah menyetujui dengan pihak mereka. Tapi tetap saja. Aku akan memberikanmu hukuman jika bertemu nanti."

"Baiklah, aku akan menuruti kemauanmu nanti."

"Kau masih di Paris?"

"Iya. Besok aku akan kembali ke Korea untuk persiapan konser terakhir. Kau masih di LA?"

"Ne, kenapa? Kau merindukanku kan?"

Gadis itu kembali berdecak. "Sudah tahu aku merindukanmu, kau malah pergi ke LA."

"Aku kan harus mempersiapkan album debutku, honey. Beberapa hari lagi aku akan syuting music video. Maaf jika aku tidak menghubungimu nanti."

"Berarti kau akan lama di sana? Kau tidak akan kembali ke Korea dan menonton konser terakhirku?"

"Sepertinya tidak, honey."

"Ish menyebalkan. Padahal aku sangat berharap kau datang."

Jungkook terkekeh. "Sayang sekali pacarmu ini sangat sibuk. Apalagi aku harus kejar jadwal sebelum berangkat wajib militer."

Standing Next to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang