Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sayang, kau menyukainya?" Taehyung menggapai pinggang ramping itu, mengerti ketika sadar akan tatapan mata doe sang pujaan yang mengarah pada satu objek di hadapan mereka.
"Ung! Kookie mau itu! Kookie rindu kukis..." Lirih Jungkook di akhir, taehyung tersentak. Kembali diingatkan pada teka-teki yang belum terpecahkan tentang apa itu kukis.
"Sayang, bisakah kau mengatakan padaku apa itu kukis yang kau maksud hm?" Jungkook menunduk ketika menyadari mata hazel itu menatap nya begitu tajam, sangat berbeda ketika sang empu yang berkata lembut kepadanya.
"Kukis itu boneka kesayangan kookie..." Cicit Jungkook. Taehyung menghela nafas lega, akhirnya pikirnya. Jadi itu boneka? Boneka kesayangan pujaannya?
"Dimana kukis mu hm?" Tangan kekar itu naik untuk mengusap lembut pucuk kepala sang submisiv, membuat submisiv itu mendongak dengan mata yang perlahan berkaca-kaca
"Di kamar, kookie ingin pulang... Rindu bunda...ayah..." Taehyung bungkam, tangannya turun untuk meraih pinggang ramping Jungkook. Menarik nya dalam rengkuhan erat miliknya, tatapan nya berubah dan jungkook sangat sadar akan hal itu.
"Pilih yang persis dengan kukis mu. Sekarang." Jungkook mengigit bibir bawahnya, matanya mulai berkaca-kaca dengan tubuh yang menurut ketika taehyung membawanya masuk ke dalam toko boneka itu.
"Ta-tapi hyungie, kookie ingin pulang..." Lagi-lagi suara lirih itu sukses menghantarkan getaran hitam di diri taehyung. Jungkook tersentak kaget, langsung meringis ketika cengkraman taehyung semakin mengerat di pinggang nya.
Lagi... Ia merasa terkejut ketika taehyung dengan kasar menyeret nya pada sebuah toilet di ujung dalam toko tersebut. Pintu di kunci oleh taehyung begitu saja. Jungkook menunduk dalam ketika tatapan mata itu menggelap, tubuhnya sukses di kurung dengan himpitan dari tubuh sang dominant.
"Sayang, ini pertama dan terakhir kali nya aku mengingatkan mu. Kau, adalah milikku. Mulai sekarang, kau tinggal dengan ku begitu juga seterusnya. Mengerti? Tenang saja, orang tua mu tetap akan mendapat surat undangan pernikahan kita." Taehyung membelai pipi tembam itu dengan lembut, detik selanjutnya ia mencengkram kedua rahang sang submisiv hingga membuat sang empunya mendongak.
Mata doe itu berkaca-kaca, ia sadar sedari awal pertemuan mereka, taehyung adalah orang yang dingin dan kasar. Tapi baru kali ini, taehyung menatap nya begitu tajam dengan perlakuan nya yang tak kalah menyesakkan. Ah! Jungkook lupa, ini pernah terjadi di awal pertemuan mereka. Tetap saja Jungkook merasa takut.
"Hiks! Sa-sakit~..." Taehyung menghela nafas kasar, melepaskan cengkeramannya. Di gantikan dengan sebuah pelukan yang erat. Ia usap punggung bergetar itu, dengan bibir yang kali ini mengucapkan maaf dengan tulus.
