Lisa menggandeng Rose saat mereka turun dari bis.
"Tidak usah khawatir, usia kandunganku baru lima bulan, jadi kamu tidak usah sehati-hati itu," ujar Rose.
"Lihat betapa besarnya perutmu!" Jika Lisa tidak tahu kalau Rose akan melahirkan seorang anak perempuan, ia mungkin akan mengira kalau Rose sedang hamil anak kembar.
"Anak ini sedikit besar!"
"Kudengar katanya anak yang besar biasanya tamak. Jangan kira kalau Jisoo tidak pernah bercerita apa saja yang kamu lakukan selama ini. Ia bilang saat ia sedang tidur, kamu suka mengendap-endap ke bawah untuk makan," ujar Lisa. "Terakhir kita pergi check up, bukannya dokter bilang kalau anakmu itu terlalu besar untuk usia kandunganmu, kamu harus mengontrol makanmu."
"Tidak apa. Bukan masalah besar," ujar Rose tidak peduli.
"Bukannya dokter bilang kalau anak akan jauh lebih sehat kalau lahiran normal?" Jika Jisoo yang ada di sini, ia pasti sudah setuju dengan pernyataan Lisa. Mengatakan kalau lahiran caesar bisa meninggalkan bekas luka.
"Kalau begitu ... aku akan makan lebih sedikit dari biasanya!" sahut Rose sedikit tidak ingin.
Mereka terus bercakap-cakap sampai akhirnya mereka masuk ke dalam lift dan naik ke lantai lima pasar swalayan untuk membeli perlengkapan bayi.
Keduanya sibuk melihat-lihat ketika Rose bicara, "Kenapa sih perlengkapan bayi mahal-mahal?"
"Barang untuk anak-anak memang lebih mahal!" Bahkan Lisa sedikit terkejut melihat betapa mahalnya barang di sana."
"Kalau begitu cari yang lebih murah!" ujar Rose ragu. "Mari beli botol bayi dulu."
Rose memilih-milih botol bayi yang sedikit mahal dan mengembalikan barang lain yang sebelumnya sudah ada di kereta belanjanya ke rak.
Lisa memasukkan barang yang sebelumnya Rose kembalikan ke kereta belanjanya lagi sambil memarahi Rose. "Kamu sudah menaruh dan mengembalikan barang-barang seharian ini."
"Tapi semuanya sangat mahal. Saat bayiku lahir nanti, ia masih perlu banyak barang lainnya," jelas Rose.
"Ini akan menjadi hadiahku untuk si bayi." Setelah mengatakannya, Lisa mengambil alih kereta belanjaan Rose dan mendorongnya ke kasir untuk membayar.
"Bagaimana aku bisa membiarkanmu membayar semuanya?" Rose menolak.
"Kamu masih berkata seperti itu padahal Jisoo saja sudah membelikanmu susu bayi yang banyak," ujar Lisa sambil mengangkat tangannya untuk menghentikan penolakan Rose. "Aku kira kita bertiga sudah setuju untuk membesarkan bayimu bersama-sama."
"Tapi—."
"Belajar menerima bantuan dari temanmu juga merupakan cara untuk menunjukkan betapa dekatnya hubungan kita."
Setelah itu, Rose tidak lagi menolak.
Mereka sudah menyelesaikan pembayaran mereka, tapi Rose terus-menerus melirik ke botol berbentuk gajah di tangan Lisa, dan tidak dapat menahan kekehannya. "Jika kamu begitu suka dengan anak-anak, tunggu sampai Eunwoo kembali dan serang dia."
"Mungkin,"sahut Lisa.
"Apa? Memangnya Eunwoo tidak ingin punya anak?" tanya Rose terkejut.
"Bukan seperti itu. Selama ini kami masih tidur di kamar yang berbeda, bagaimana bisa membuat anak. Itu tujuan yang masih sangat jauh," kata Lisa sambil mengendikkan bahunya.
"Benar juga. Eunwoo pergi ke Amerika tidak lama setelah pernikahanmu. Omong-omong, apa ia akan kembali dalam waktu dekat?" Rose mengingat ucapan Mingyu yang mengatakan kalau Eunwoo harusnya kembali sekitar Natal.

KAMU SEDANG MEMBACA
RDCAB
DragosteSerial adaptasi By author Grumpy Cat Tentang Lisa yang regresi ke sepuluh tahun sebelumnya, tepat sesudah ia dicampakkan oleh mantan kekasihnya di depan kantor catatan sipil. Bertemu dengan Eunwoo yang juga baru saja dicampakkan di tempat yang sama...